Show simple item record

dc.contributor.advisorSETIOPUTRO, Baskoro
dc.contributor.advisorADI, Rismawan
dc.contributor.authorFIRDAUS, Mifta Maulana Akbar
dc.date.accessioned2020-11-26T23:50:33Z
dc.date.available2020-11-26T23:50:33Z
dc.date.issued2020-07
dc.identifier.nimNIM162310101284
dc.identifier.urihttp://repository.unej.ac.id/handle/123456789/102192
dc.description.abstractPenyakit jantung merupakan penyakit dengan angka kematian nomor satu di dunia dan sering terjadi diluar rumah sakit atau sering dikenal dengan sebutan Out of hospital cardiac arrest (OHCA) sehingga menjadi fokus masalah kesehatan didunia. Menurut American Heart Association (AHA) angka kejadian serangan jantung di dunia pada tahun 2016 mencapai angka 17,6 juta kematian. Menurut badan penelitian dan pengembangan kesehatan pada tahun 2013 di Indonesia angka kejadian penyakit jantung yang menyebabkan kematian mencapai 26,4% dari total angka kejadian penyakit jantung dengan perkiraan 30 orang terserang cardiac arrest setiap harinya. Menurut AHA angka kelangsungan hidup cardiac arrest hanya mencapai 12% dengan penyebab utamannya dikarenakan terlambatnya pertolongan pada korban terutama resusitasi jantung paru (RJP). Pemberian bantuan RJP tidak harus dilakukan oleh professional tetapi bisa dilakukan oleh awam atau yang disebut juga (bystander RJP). Setiap Universitas memiliki Korps kesehatan yang bisa digolongkan menjadi bystander RJP yang berperan sebagai penolong pertama bila belum ada petugas kesehatan profesional. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran pengetahuan bantuan hidup dasar korps kesehatan di kampus universitas jember. Penelitian ini berjenis penelitian deskriptif menggunakan desain penelitian ceoss sectional pada anggota korps kesehatan di Kampus Universitas Jember. Penelitian ini melibatkan 172 responden yang terdiri dari anggota aktif korps kesehatan di Universtias Jember yaitu KSR 43 orang, KANDAGA 99 orang, VERTEX 30 orang yang dipilih menggunakan consecutive sampling. Analisa data digunakan untuk melihat bagaimana gambaran atau frekuensi mayoritas (modus) dari pengkategorian data hasil pengukuran. Pengukuran menggunakan kuesioner kognitif. Hasil penelitian pada 172 orang responden didapat karakteristik responden berusia antara 18-22 tahun dengan mayoritas berusia 20 tahun (35,%) dan mayoritas berjenis kelamin perempuan (82%). Responden paling banyak berasal dari UKM KANDAGA (57,6%) dan berasal dari angkatan 2019 (41,9%). Pengetahuan bantuan hidup dasar responden berada pada tingkat sedang (69,2%) dan berdasarkan indikator pengetahuan BHD paling tinggi ditunjukan responden pada pengetahuan skill BHD posisi recovery (93%), skill BHD 3A (83,3%) dan pengetahuan umum (87%). Faktor yang mempengaruhi pengetahuan bantuan hidup dasar anggota korps kesehatan di Universitas Jember adalah usia (daya tangkap informasi), jenis kelamin yang mempengaruhi motivasi belajar, serta asal UKM yang mempengaruhi intensitas pelatihan atau pengulangan materi BHD.en_US
dc.language.isoInden_US
dc.publisherFakultas Keperawatanen_US
dc.subjectBANTUAN HIDUP DASARen_US
dc.subjectOHCAen_US
dc.subjectKEPERAWATANen_US
dc.subjectPENYAKIT JANTUNGen_US
dc.titleGambaran Pengetahuan Bantuan Hidup Dasar Korps Kesehatan di Kampus Universitas Jemberen_US
dc.typeThesisen_US
dc.identifier.prodiKeperawatan
dc.identifier.kodeprodi2310101


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record