dc.description.abstract | Tanaman Jati belanda (Guazuma ulmifolia) merupakan salah satu tanaman
berkhasiat obat di Indonesia yang masih digunakan sebagai obat tradisional. Daun Jati
belanda secara tradisional dapat digunakan sebagai pelangsing tubuh (antiobesitas). Pada
umumnya, masyarakat membuat obat tradisional dalam bentuk rebusan dan infusa dengan
menggunakan pelarut air. Infusa daun Jati belanda dilaporkan mengandung senyawa
alkaloid, flavonoid, tanin dan triterpenoid (Sukandar dkk., 2009). Polifenol seperti
flavonoid dilaporkan memiliki aktivitas penghambatan enzim α-amilase (Piparo dkk.,
2008) dan antioksidan (Heim dkk., 2002).
Senyawa polifenol dilaporkan dapat dimanfaatkan sebagai antiobesitas dan
antidiabetes (Saad dkk., 2017). Penghambatan terhadap enzim α-amilase dapat
digunakan sebagai agen antiobesitas dan antidiabetes melalui penghambatan
pemecahan polisakarida menjadi oligosakarida, sehingga akumulasi lemak
berlebih dan peningkatan glukosa plasma dalam tubuh dapat dicegah. Adanya
gugus hidroksil spesifik pada posisi C7 dan/ atau R4’ serta ikatan π terkonjugasi
pada polifenol seperti flavonoid dilaporkan mampu membentuk ikatan hidrogen
serta menstabilkan interaksi dengan residu katalitik enzim (Piparo dkk., 2008).
Flavonoid (inhibitor) akan berikatan dengan enzim α-amilase sehingga proses
pemacahan polisakaradika menjadi glukosa dapat dicegah. Selain itu, adanya
gugus hidroksil pada posisi C3’ dan C4’ dalam cincin B flavonoid dilaporkan
berkontribusi terhadap aktivitas antioksidan karena dapat menyumbangkan
hidrogen ke radikal bebas membentuk radikal flavonoid yang stabil (Heim dkk.,
2002). Aktivitas antioksidan dilaporkan dapat mencegah terjadinya lipotoksisitas
lemak, dimana lipotoksisitas tersebut dapat menyebabkan terjadinya stres
oksidatif dan disfungsi reseptor insulin yang pada akhirnya menyebabkan
terjadinya hiperglikemia (Siddiqui, 2018).
Sebagaimana yang telah disebutkan, infusa daun Jati belanda dilaporkan
mengandung polifenol seperti flavonoid (Sukandar dkk., 2009). Polifenol seperti
flavonoid pada infusa daun Jati belanda diduga memiliki aktivitas penghambatan
α-amilase dan antioksidan. Penelitian penghambatan enzim α-amilase
(antiamilase) dan antioksidan belum pernah dilakukan. Oleh sebab itu, pada
penelitian ini dilakukan uji aktivitas antiamilase dan antioksidan, serta penetapan
kadar fenol dan flavonoid total infusa daun Jati belanda in vitro.
Pada penelitian ini, sampel daun Jati belanda diekstraksi dengan menggunakan
metode infusa. Filtrat yang diperoleh kemudian dikeringkan dengan freeze-dry sehingga
diperoleh ekstrak kering infusa daun jati belanda. Rendemen yang diperoleh yaitu sebesar
8,957%. Ekstrak kering yang diperoleh kemudian dilakukan pengujian aktivitas
penghambatan enzim α-amilase, antioksidan, penetapan kadar fenol dan flavonoid total
infusa daun Jati belanda. Hasil penelitian aktivitas penghambatan enzim α-amilase pada
kontrol positif akarbose dan infusa memiliki nilai IC50 berturut-turut yaitu 3,609±0,383
μg/mL dan 261,030±6,829 μg/mL. Aktivitas antioksidan kontrol positif kuersetin dan
infusa memilikii nilai IC50 berturut-turut yaitu 1,945±0,021 μg/mL dan 6,853±0,504 μg/mL
dengan kategori yang sangat aktif. Kadar fenol dan flavonoid total infusa daun jati belanda
berturut-turut sebesar 40,773±2,504 mg GAE/g infusa dan 46,203±2,449 mg QE/g infusa. | en_US |