dc.description.abstract | Hiperlipidemia merupakan suatu kelainan metabolisme lipid yang ditandai
dengan terjadinya peningkatan trigliserida, kolesterol total, Low Density
Lipoprotein (LDL), dan penurunan High Density Lipoprotein (HDL). Kadar
kolesterol dan lipid yang tinggi dapat memicu oksidasi oleh radikal bebas dan
menyebabkan terbentuk aterosklerosis. Seiring berjalannya waktu, aterosklerosis
akan bermanifestasi menjadi penyakit jantung koroner yang merupakan penyebab
kematian tertinggi di dunia. Menurut data National Health and Nutrition
Examination Survey (NHANES) pada tahun 2013 hingga 2016, prevalensi total
penyakit jantung koroner meningkat sebesar 48% atau setara dengan 121,5 juta
jiwa. Berdasarkan data Riskesdas tahun 2018, prevalensi penyakit kardiovaskuler
termasuk jantung koroner adalah 1,5% dengan 15 provinsi memiliki prevalensi
diatas rata-rata nasional.
Salah satu terapi untuk mengatasi hiperlipidemia adalah menghambat
metabolisme asam lemak dengan penghambatan enzim lipase pankreas. Enzim
lipase pankreas berperan dalam hidrolisis trigliserida makanan menjadi
monogliserida dan asam lemak bebas. Apabila enzim lipase pankreas tidak
dihambat, maka akan meningkatkan risiko akumulasi asam lemak bebas dan
monogliserida pada jaringan adiposa serta bermanifestasi menjadi aterosklerosis.
Obat yang memiliki mekanisme menghambat enzim lipase adalah orlistat.
Salah satu tanaman yang dapat memiliki potensi memiliki aktivitas
menghambat enzim lipase adalah daun kepel. Daun kepel (Stelechocarpus burahol)
mengandung senyawa kimia golongan flavonoid, alkaloid, tannin, polifenol,
saponin, terpenoid, dan steroid. Tujuan dari penelitian ini adalah menentukan kadar
flavonoid total dan menentukan aktivitas penghambatan enzim lipase pada ekstrak
daun kepel secara in vitro.
Tahapan awal penelitian ini adalah ekstraksi simplisia daun kepel dengan
metode remaserasi. Hasil ekstraksi didapatkan bobot rendemen ekstrak sebesar
13,24% (b/b). Penetapan kadar flavonoid total ekstrak daun kepel menggunakan
metode aluminium klorida dengan mengamati adanya perubahan warna kuning
karena terbentuknya kuinon. Rata-rata kadar flavonoid total pada penelitian ini
adalah 216,803 ± 4,50 mg QE/g ekstrak. Langkah selanjutnya adalah uji aktivitas
penghambatan enzim lipase berdasarkan hidrolisis substrat ρ-NPB menggunakan
alat ELISA reader. Pengujian dilakukan tiga kali replikasi pada ekstrak daun kepel
dan kontrol positif (orlistat). Potensi ekstrak daun kepel dalam penghambatan
enzim lipase dinyatakan dengan nilai Inhibition Concentration 50% (IC50), yaitu
konsentrasi inhibitor yang mampu menghambat aktivitas enzim lipase sebanyak
50%. Semakin kecil nilai IC50, maka semakin besar nilai penghambatan terhadap
aktivitas enzim lipase. Hasil uji menunjukkan bahwa ekstrak daun kepel memiliki aktivitas penghambatan enzim lipase dengan nilai IC50 195,494 µg/mL ± 2,965 dan
orlistat memiliki IC50 sebesar 12,799 µg/mL ± 0,544.
Berdasarkan analistik statistik menggunakan independent T-test
menunjukkan adanya perbedaan yang signifikan antara ekstrak daun kepel dengan
kontrol positif (orlistat) dengan nilai p < 0,001. Jadi, dapat disimpulkan bahwa
ekstrak daun kepel memiliki aktivitas penghambatan enzim lipase, namun potensi
ekstrak daun kepel lebih rendah dibandingkan dengan orlistat sebagai kontrol
positif. Senyawa yang diduga memiliki aktivitas penghambatan lipase pada daun
kepel adalah flavonoid. | en_US |