dc.description.abstract | Kementerian Agama Kabupaten Jember mencatat jumlah Jamaah haji
Kabupaten jember pada tahun 2019 mencapai 1977 orang. Oleh karena itu, pada
tahun 2019 Pemerintah Kabupaten Jember merencanakan pembangunan Asrama
Haji. Asrama Haji tersebut akan berfungsi sebagai hotel sub embarkasi haji
dengan kapasitas 440 orang. Pembangunan Asrama Haji diperkirakan akan
mengakibatkan bangkitan dan tarikan yang nantinya akan membebani simpang
dan ruas jalan di sekitarnya. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui jumlah
bangkitan dan tarikan serta kinerja jaringan jalan akibat pembangunan Asrama
Haji Kabupaten Jember.
Penelitian ini menggunakan metode observasi dan analisis. Metode
observasi dilakukan untuk mendapatkan data bangkitan dan tarikan, volume lalu
lintas, dan inventarisasi jaringan jalan. Metode analisis digunakan untuk
mengetahui kinerja simpang dan ruas jalan yang berada di sekitar Asrama Haji.
Analisis kinerja simpang dan ruas jalan dilakukan ketika ada beban dan tanpa
beban Asrama Haji. Analisis kinerja jaringan jalan menggunakan MKJI 1997.
Analisis dilakukan pada saat kondisi eksisting di tahun 2019, saat Asrama Haji
diperkirakan mulai beroperasi di tahun 2021, dan saat 5 tahun setelah beroperasi
pada tahun 2026.
Hasil survei menunjukkan bahwa Asrama Haji Kabupaten Jember menarik
perjalanan sebesar 662 smp dan diprediksi membangkitkan perjalanan sebesar 662
smp. Dari hasil analisis didapatkan kinerja simpang paling buruk terjadi pada
Simpang Pakem. Nilai tundaan Simpang Pakem sebesar 1617,64 det/smp pada
tahun 2021 dan 1809,14 det/smp pada tahun 2026. Kinerja ruas jalan paling buruk
terjadi pada ruas Jalan M.H. Thamrin. Nilai derajat kejenuhan ruas Jalan M.H.
Thamrin pada tahun 2021 adalah 1,44. Nilai derajat kejenuhan ruas Jalan M.H.
Thamrin pada tahun 2026 adalah 1,53. Berdasarkan hasil tersebut dapat
disimpulkan bahwa Simpang Pakem dan ruas Jalan M.H. Thamrin perlu adanya
penanganan.
Penanganan yang dilakukan untuk mengatasi dampak pembangunan Asrama
Haji terhadap simpang adalah dengan optimasi fase. Optimasi fase dilakukan pada
simpang pakem. Hasil optimasi pada tahun 2021 menghasilkan waktu hijau untuk
lengan Jalan Basuki Rahmat Sabtuan adalah 32 detik, lengan Jalan Basuki Rahmat
Bandara adalah 20 detik, dan lengan Jalan Wolter Monginsidi adalah 34 detik.
Optimasi fase tersebut mampu menurunkan tundaan sebesar 66% dan derajat
kejenuhan sebesar 30%. Hasil optimasi pada tahun 2026 menghasilkan waktu
hijau untuk lengan Jalan Basuki Rahmat Sabtuan adalah 32 detik, lengan Jalan
Basuki Rahmat Bandara adalah 21 detik, dan lengan Jalan Wolter Monginsidi adalah 32 detik. Optimasi fase tersebut mampu menurunkan tundaan sebesar 55%
dan derajat kejenuhan sebesar 25%. Penanganan yang dilakukan untuk mengatasi
dampak pembangunan Asrama Haji terhadap ruas jalan adalah dengan rekayasa
lalu lintas berupa pengalihan arus atau penutupan ruas jalan. | en_US |