Show simple item record

dc.contributor.advisorARMIYANTI, Yunita
dc.contributor.advisorKOMARIAH, Cicih
dc.contributor.authorPUTRI, Lintang Laily Aprilia
dc.date.accessioned2020-11-13T01:02:13Z
dc.date.available2020-11-13T01:02:13Z
dc.date.issued2020
dc.identifier.urihttp://repository.unej.ac.id/handle/123456789/101921
dc.description.abstractGeohelminths merupakan cacing golongan Nematoda yang memerlukan tanah untuk perkembangan bentuk infektif. Menurut data World Health Organization (WHO) pada tahun 2019, lebih dari 1,5 miliar manusia di seluruh dunia terinfeksi geohelminths dan membutuhkan pengobatan. Sedangkan prevalensi penduduk di Indonesia yang terinfeksi geohelminths mencapai 76,6%, sebagian besar dialami oleh penduduk dengan kondisi sosial ekonomi rendah, personal hygiene dan sanitasi lingkungan yang buruk. Cacing yang tergolong geohelminths adalah Ascaris lumbricoides, Trichuris trichiura dan cacing tambang (Ancylostoma duodenale dan Necator americanus). Jember merupakan kota dengan wilayah perkebunan yang cukup luas termasuk perkebunan Widodaren di Desa Badean, Kecamatan Bangsalsari, Kabupaten Jember. Tanah di Perkebunan Widodaren belum pernah diteliti adanya kontaminasi telur dan larva geohelminths. Kondisi tanah perkebunan yang cenderung gembur, geluh hingga liat dan lembap sangat cocok untuk perkembangan telur dan larva geohelminths menjadi bentuk infektif. Tujuan umum dari penelitian ini untuk mengetahui perbedaan lokasi tanah terhadap kontaminasi geohelminths di kawasan Perkebunan Kopi Widodaren Kabupaten Jember. Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian analitik observasional dan menggunakan desain penelitian cross-secsional. Sampel tanah diambil di kebun, tepi sungai dan perumahan pekerja. Kriteria inklusi pada sampel yaitu tanah geluh, tanah liat, tanah gembur, lembap dan tempat teduh di bawah pohon, sedangkan kriteria eksklusi terdiri dari tanah tandus dan terkena sinar matahari secara langsung. Cara pengambilan sampel yaitu tanah diambil menggunakan sekop bagian top soil dengan kedalaman tidak lebih dari dari 3cm pada area tanah dengan luas 30x30cm. Sampel tanah diambil sebanyak 200gram dan dimasukkan ke dalam kantong plastik yang sudah diberi label sesuai lokasi, kemudian dimasukkan ke dalam kardus. Sampel tanah diperiksa dengan menggunakan metode flotasi di Laboratorium Parasitologi Fakultas Kedokteran Universitas Jember. Analisis data menggunakan Kruskal Wallis. Hasil pemeriksaan sampel tanah kebun paling banyak ditemukan telur dan larva geohelminths yaitu sebesar 8,57%, dibandingkan dengan sampel tanah perumahan pekerja dan tepi sungai yang hanya 2,86%. Sampel tanah kebun ditemukan 2 telur Ascarididae dan 1 larva Hookworm. Pada sampel tanah perumahan pekerja ditemukan 1 telur Ascarididae dan di tepi sungai ditemukan 1 larva Hookworm. Hasil analisis data didapatkan bahwa kontaminasi tanah oleh telur dan larva geohelminths pada tanah kebun, perumahan pekerja dan tepi sungai tidak memiliki perbedaan yang bermakna dengan nilai p sebesar 0,435 (p > 0,05). Kesimpulan pada penelitian ini menunjukkan telur Ascarididae ditemukan lebih banyak mengkontaminasi tanah daripada larva Hookworm dan sampel tanah kebun yang paling banyak mengandung telur dan larva geohelminths. Kontaminasi geohelminths pada lokasi tanah yang berbeda menunjukkan tidak ada perbedaan.en_US
dc.language.isootheren_US
dc.relation.ispartofseries162010101067;
dc.subjectTanahen_US
dc.subjectKontaminasien_US
dc.subjectGeohelminthsen_US
dc.titlePerbedaan Lokasi Tanah Terhadap Kontaminasi Geohelminths di Kawasan Perkebunan Kopi Widodaren Kabupaten Jemberen_US
dc.typeThesisen_US


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record