Show simple item record

dc.contributor.advisorElfia, Ulfa
dc.contributor.authorMASDUKIE, Moch Luthfan Fahmi
dc.date.accessioned2020-11-11T03:19:13Z
dc.date.available2020-11-11T03:19:13Z
dc.date.issued2020-02-13
dc.identifier.nim162010101060
dc.identifier.urihttp://repository.unej.ac.id/handle/123456789/101847
dc.description.abstractPada tahun 2017 terdapat 180.000 orang meninggal akibat luka bakar. Kebanyakan korban meninggal berasal dari negara berkembang seperti Indonesia (WHO, 2017). Indonesia menunjukkan bahwa terdapat 3.518 kasus luka bakar pada tahun 2015 di 14 rumah sakit besar di Indonesia. Angka morbiditas dan mortalitas relatif tinggi pada luka bakar. Angka morbiditas dan mortalitas yang tinggi salah satunya disebabkan oleh penanganan yang kurang adekuat (Harish et al., 2018). Pengetahuan yang cukup baik pada dokter dan perawat sangat penting untuk perawatan pasien secara optimal sehingga dapat menurunkan morbiditas dan mortalitas pasien luka bakar (Tay et al., 2014). Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan status pekerjaan, status kepegawaian dengan tingkat pengetahuan dokter dan perawat khususnya dalam melakukan penanganan pertama luka bakar terutama di pelayanan kesehatan primer. Penelitian ini dilaksanakan di 7 Puskesmas Kabupaten Jember dengan sampel penelitian sebanyak 90 responden. Penelitian ini menggunakan metode analitik dengan variabel bebas yaitu status kepegawaian, pekerjaan sampingan. Sedangkan, variabel terikat pada penelitian ini yaitu tingkat pengetahuan dokter dan perawat dalam melakukan penanganan pertama di pelayanan kesehatan primer. Uji analisis korelasi pada penelitian ini menggunakan uji korelasi Spearman. Penelitian ini menguji hubungan antara status pekerjaan, status kepegawaian dengan tingkat pengetahuan dokter dan perawat dalam melakukan penanganan pertama di pelayanan kesehatan primer. Sebanyak 48 orang (53%) berpengetahuan baik. Hasil uji korelasi Spearman didapatkan nilai signifikan antara pekerjaan sampingan dengan tingkat pengetahuan dengan nilai p-value <0.05 yaitu 0,041 dan diperoleh nilai koefisien korelasi negatif sebesar -0,438, sehingga hubungan kedua variabel tersebut bersifat tidak searah. Hal ini berarti dengan adanya pekerjaan sampingan akan menurunkan tingkat pengetahuan dalam penanganan pertama luka bakar di pelayanan kesehatan primer. Hasil uji korelasi spearman tidak menunjukkan hasil signifikan antara status kepegawaian dengan tingkat pengetahuan dengan nilai p-value >0,05 yaitu 0,289. Penurunan tingkat pengetahuan tentang penangan pertama luka bakar di pelayanan kesehatan primer akibat dari pekerjaan yang terlalu banyak akan memicu stress tinggi yang menyebabkan depresi dan kecemasan yang akan berpengaruh terhadap tingkat pengetahuan seseorang (Yosep, 2011). Tingkat pengetahuan dokter dan perawat dalam melakukan penanganan pertama di pelayanan kesehatan primer menunjukkan hasil responden dalam kategori baik. Hasil uji korelasi antara pekerjaan sampingan dengan tingkat pengetahuan penanganan luka bakar didapatkan bahwa dengan adanya pekerjaan sampingan dapat menurunkan tingkat pengetahuan dokter dan perawat dalam melakukan penanganan pertama di puskesmas. Penelitian ini terbatas pada populasi dokter dan perawat di wilayah Puskesmas Kabupaten Jember sehingga perlu penelitian dengan populasi selain dari wilayah puskesmas seperti klinik umum, dokter praktik umum, maupun RS kelas D pratama yang berada di Kabupaten Jember.en_US
dc.language.isoInden_US
dc.publisherFakulas Kedokteranen_US
dc.subjectStatus Pekerjaanen_US
dc.subjectLuka Bakaren_US
dc.titleHubungan Status Pekerjaan Dengan Tingkat Pengetahuan Tentang Penanganan Pertama Luka Bakar oleh Dokter dan Perawat di Pelayanan Kesehatan Primeren_US
dc.typeThesisen_US
dc.identifier.prodiKEDOKTERAN
dc.identifier.kodeprodi2010101


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record