dc.description.abstract | Indonesia merupakan negara dengan wilayah hutan yang cukup luas termasuk dengan banyaknya spesies tanaman obat. Tanaman obat mampu memberikan aktivitas farmakologis karena mengandung senyawa aktif berupa metabolit sekunder. Metabolit sekunder ini dapat berperan dalam pengobatan, salah satunya sebagai antioksidan. Antioksidan dapat melindungi sel dari kerusakan dan penuaan yang disebabkan oleh molekul reaktif atau radikal bebas. Beberapa penyakit yang dapat disebabkan oleh radikal bebas yaitu penyakit alergi, infeksi, kemunduran fungsi otak, diabetes melitus, jantung koroner, hingga kanker. Salah satu tanaman yang memiliki potensi sebagai antioksidan yaitu tanaman kepundung (Baccaurea racemosa) yang telah banyak diteliti sebelumnya, namun belum ada penelitian terkait fungi endofitnya sebagai sumber penemuan obat baru.
Berdasarkan latar belakang tersebut, pada penelitian ini dilakukan penelusuran fungi endofit pada batang Baccaurea racemosa yang dapat berperan sebagai antioksidan dan skrining fitokimianya. Uji antioksidan ekstrak etil asetat hasil fermentasi fungi endofit batang Baccaurea racemosa dilakukan dengan metode DPPH (2,2-difenil-1-pikrilhidrazil) menggunakan spektrofotometer UV-Vis. Hasil uji antioksidan dilaporkan dalam Inhibitory Concentration 50% (IC50) dan kontrol positif yang digunakan yaitu kuersetin (2- (3, 4 - Dihydroxyphenyl) - 3, 5, 7 – trihydroxy - 4H – 1 – benzopyran – 4 - one, 3, 3′, 4′ ,5 ,6 - Pentahydroxyflavone). Skrining fitokimia yang dilakukan bertujuan untuk mengetahui adanya golongan senyawa fenolat, alkaloid, flavonoid, dan terpenoid/steroid pada ekstrak etil asetat hasil fermentasi fungi endofit batang Baccaurea racemosa. Pengujian dilakukan dengan metode KLT menggunakan fase diam silika gel F254 dengan fase gerak etil asetat : metanol : air (10:1:0,5). Hasil uji antioksidan dinyatakan dalam nilai IC50. Semakin kecil nilai IC50 menunjukkan aktivitas antioksidan yang semakin besar. Nilai IC50 fungi endofit batang Baccaurea racemosa jika diurutkan dari yang terkecil yaitu fungi dengan kode BK3 (28,581 ± 1,103 μg/mL), kemudian BK2 (197,956 ± 6,426 μg/mL), dan BK1 (424,360 ± 15,136 μg/mL), sedangkan nilai IC50 kuersetin yang didapat yaitu 3,305 ± 0,101 μg/mL. Hasil skrining fitokimia dari semua fungi menunjukkan hasil yang positif terhadap uji golongan senyawa fenolat, alkaloid, flavonoid, dan terpenoid/steroid.
Hasil statistik normalitas dan homogenitas menunjukkan bahwa data terdistribusi normal, namun tidak homogen, sehingga dilakukan transformasi data menggunakan Log, dan didapatkan hasil yang normal serta homogen dengan nilai signifikansi > 0,05. One Way ANOVA dan post hoc menunjukkan hasil signifikansi ˂ 0,05 yang berarti bahwa semua sampel memiliki perbedaan aktivitas antioksidan yang signifikan pada taraf kepercayaan 95 | en_US |