Show simple item record

dc.contributor.advisorFatmawati, Heni
dc.contributor.advisorFatmawati, Desie Dwi
dc.contributor.authorALBAB, Fatthiah Ulil
dc.date.accessioned2020-11-09T02:46:36Z
dc.date.available2020-11-09T02:46:36Z
dc.date.issued2020-03-23
dc.identifier.nim162010101132
dc.identifier.urihttp://repository.unej.ac.id/handle/123456789/101790
dc.description.abstractBioinsektisida merupakan salah satu jenis pestisida yang digunakan oleh petani dengan menggunakan mikroorganisme untuk mengendalikan hama berupa serangga. Bakteri Bacillus thuringiensis menjadi bioinsektisida yang paling berhasil dalam melawan hama dan digunakan secara luas karena bioinsektisida Bt memiliki spesifisitas target terhadap serangga. Pada tahun 1983, seorang petani ditemukan mengalami ulserasi kornea setelah terpapar Bioinsektisida Bt. Bioinsektisida Bt secara komposisi dimasukkan ke dalam produk kimia yang dapat menyebabkan trauma kimia mata. Trauma kimia pada mata dapat menyebabkan kerusakan luas pada epitel permukaan mata termasuk terjadinya defek epitel kornea. Defek epitel kornea merupakan hilangnya lapisan epitel permukaan kornea yang apabila terjadi komplikasi dapat mengakibatkan penurunan penglihatan hingga kebutaan permanen. Oleh karena itu, penelitian ini dilakukan untuk mengetahui efek paparan bioinsektisida Bacillus thuringiensis terhadap defek epitel kornea mata tikus Wistar. Penelitian ini menggunakan desain penelitian true experimental jenis post test only group control dengan sampel tikus Wistar sebanyak 24 ekor. Sampel dibagi menjadi 4 kelompok yaitu kelompok K- (pemaparan menggunakan akuabides), kelompok K1 (pemaparan menggunakan larutan bioinsektisida Bt 8 g/L), kelompok K2 (pemaparan menggunakan larutan bioinsektisida Bt 10 g/L), kelompok K3 (pemaparan menggunakan larutan bioinsektisida Bt 12 g/L) dengan pengelompokan sampel menggunakan teknik simple random sampling. Penelitian ini dilakukan selama 14 hari dimulai dari aklimatisasi, pemberian perlakuan berupa pemaparan larutan bioinsektisida Bt secara tetes pada kornea mata tikus selama 7 hari, pemeriksaan defek epitel kornea, dan terminasi tikus. Pemeriksaan defek epitel kornea dilakukan dengan memvisualisasikan kornea di bawah cahaya kobalt-biru setelah ditetesi larutan fluoresensi. Analisis data menggunakan uji Fisher’s Exact (p<0,05). Secara berurutan dari kelompok dengan hasil positif defek kornea terbanyak yakni kelompok P3 menghasilkan defek epitel kornea sebanyak 2 sampel, diikuti dengan satu sampel positif defek pada kelompok P1, dan hasil negatif defek epitel pada kelompok P2 dan kelompok K-. Hasil uji analisis data menggunakan uji Fisher’s Exact menunjukkan nilai kemaknaan p=0,546 yang berarti tidak terdapat efek yang signifikan antara paparan bioinsektisida Bt terhadap defek epitel kornea mata tikus Wistar. Hal ini menunjukkan bahwa bioinsektisida Bt merupakan bioinsektisida yang tergolong aman terhadap mata.en_US
dc.language.isoInden_US
dc.publisherFAKULAS KEDOKTERANen_US
dc.subjectBioinsektisida Bacillus thuringiensisen_US
dc.subjectDefek Epitel Korneaen_US
dc.titleEfek Paparan Bioinsektisida Bacillus thuringiensis terhadap Defek Epitel Kornea Mata Tikus Wistaren_US
dc.typeThesisen_US
dc.identifier.prodiKEDOKTERAN
dc.identifier.kodeprodi2010101


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record