dc.description.abstract | Umbi porang (Amorphophallus muelleri BI.) merupakan salah satu jenis
umbi yang banyak tumbuh di Indonesia, namun tingkat pemanfaatannya di
Indonesia masih rendah. Potensi umbi porang sebagai pangan fungsional didukung
dengan rendahnya nilai indeks glikemik yang dimiliki umbi porang. Kandungan
glukomannan yang tinggi pada umbi porang mampu dimanfaatkan oleh bakteri
probiotik, salah satunya yaitu Lactobacillus casei.
Bakteri Lactobacillus casei memiliki potensi sebagai agen probiotik, karena
memiliki beberapa kelebihan yaitu mampu memanfaatkan kelompok gula
sederhana pada umbi porang yang sulit dicerna secara langsung oleh manusia,
memiliki laju pertumbuhan yang tinggi pada saluran pencernaan dan mampu
menghasilkan asam laktat yang bersifat antibakteri terutama pada pertumbuhan
Escherichia coli dan Clostridium perfringers penyebab radang usus. Penelitian ini
dilakukan pada bulan Februari hingga Mei 2020 di Laboratorium Mikrobiologi
Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Jember. Media
pertumbuhan yang digunakan terdiri atas 3 jenis yaitu Media Cair GYP, Media Cair
Air Rebusan Porang dan Media Cair Tepung Porang dengan ulangan perhitungan
sebanyak 4 kali.
Data hasil penelitian yang diperoleh berupa pola pertumbuhan bakteri
Lactobacillus casei, jumlah rata-rata sel tertinggi dan waktu generasi Lactobacilus
casei dan perubahan nilai pH awal dan akhir pada Media Cair GYP dan media
berbasis umbi porang. Data hasil penelitian dianalisis secara deskriptif yang
disajikan dengan tabel dan gambar. Berdasarkan hasil penelitian yang telah
diperoleh, diketahui bahwa bakteri Lactobacillus casei yang tumbuh pada media
GYP Broth dan media berbasis umbi porang memiliki 4 fase pada pola pertumbuhannya dengan lama fase yang berbeda pada masing-masing media
pertumbuhan. Fase adaptasi (lag) bakteri Lactobacillus casei yang tumbuh pada
Media Cair GYP dan media berbasis umbi porang terjadi cukup singkat yaitu
selama 2 jam, namun fase eksponensial (log) terjadi lebih lama pada Media Cair
GYP dibandingkan pada media berbasis umbi porang. Fase stasioner diduga terjadi
lebih singkat pada Media Cair GYP dibandingkan pada media berbasis umbi
porang, namun Lactobacillus casei yang tumbuh pada Media Cair Tepung Porang
mampu mencapai fase kematian yang lebih lama dibandingkan pada Media Cair
GYP dan Media Cair Air Rebusan Porang.
Penurunan nilai pH pada ketiga jenis media pertumbuhan berbeda-beda,
pada Media Cair GYP dan Media Cair Air Rebusan Porang terjadi perubahan nilai
pH media menjadi 4 yang lebih rendah dibandingkan pada Media Cair Tepung
Porang dengan nilai pH akhir yaitu 5. Jumlah rata-rata tertinggi sel Lactobacillus
casei diperoleh pada Media Cair GYP yaitu sebesar 5,3×1010 (CFU/ml) dengan
waktu generasi yang lebih lama yaitu selama 87,04 menit/generasi, sedangkan pada
Media Cair Air Rebusan Porang yaitu sebesar 3,0×1010 dengan waktu generasi
selama 47,53 menit/generasi. Media Cair Tepung Porang memiliki jumlah rata-rata
sel yang lebih rendah yaitu sebanyak 8,0×109
namun memiliki waktu generasi yang
lebih cepat yaitu selama 35,42 menit/generasi, sehingga dapat disimpulkan bahwa
Lactobacillus casei mampu tumbuh pada media berbasis umbi porang yang ditandai
dengan adanya pola pertumbuhan, rata-rata jumlah sel dan waktu generasi serta
perubahan nilai pH yang optimal terutama pada Media Cair Air Rebusan Porang. | en_US |