dc.description.abstract | Kehilangan gigi merupakan suatu keadaan lepasnya satu atau lebih gigi dari soketnya. Kehilangan gigi dalam jangka waktu lama yang tidak segera dibuatkan gigi tiruan dapat menyebabkan gangguan pada gigi yang hilang maupun jaringan sekitarnya. Salah satu bahan yang digunakan untuk pembuatan gigi tiruan adalah logam. Kobalt kromium (CoCr) merupakan salah satu logam yang sering digunakan karena mempunyai sifat modulus elastisitas tinggi, perlekatan geser yang tinggi dan tahan terhadap korosi. Biasanya logam CoCr digunakan sebagai bahan restorasi gigi tiruan cekat.
Selama pemakaian, gigi tiruan selalu berada dalam rongga mulut yang basah. Saliva mengandung komponen organik, anorganik dan pH asam yang dapat memicu perusakan logam. Banyak faktor lain yang mempengaruhi keadaan rongga mulut antara lain perubahan suhu, faktor eksogen seperti tembakau, alkohol, dan jenis minuman yang dikonsumsi. Hal ini menyebabkan logam di dalam rongga mulut berkontak dengan keadaan rongga mulut yang berubah-ubah tersebut dapat menyebabkan peningkatan pelepasan ion logam. Mengkonsumsi kopi merupakan salah satu faktor yang diduga dapat meningkatkan pelepasan ion pada logam.
Sebagian orang pemakai gigi tiruan mengkonsumsi kopi. Kopi robusta memiliki rentang pH yang asam (pH 5,6-5,7) dan dapat memicu peningkatan pelepasan ion logam. Hal tersebut terjadi karena semakin asam lingkungan rongga mulut, maka konsentrasi ion H+ (hidrogen) akan meningkat sehingga meningkatkan pelepasan ion logam.
Penelitian dengan merendam alloy CoCr di dalam kopi robusta ini merupakan penelitian yang belum pernah dilakukan sebelumnya dan bertujuan untuk mengetahui adanya pelepasan ion kobalt dan perubahan struktur mikro dari logam CoCr yang direndam dalam kopi robusta. Jenis penelitian adalah eksperimental laboratoris dengan rancangan post test only with control group design. Sampel dibagi menjadi 4 kelompok yaitu kontrol negatif aquades, kontrol positif saliva buatan, kontrol positif kopi robusta, dan perlakuan dan direndam selama 48 jam dan 168 jam dengan suhu 37o C. Jumlah pelepasan ion Co dalam cairan rendaman di uji dengan alat Atomic Absorption Spectrophotometry (AAS). Kadar ion Co yang terkandung pada sampel logam di uji dengan X-Ray Fluoroscence (XRF). Kekasaran permukaan yang berupa stuktur mikro sampel logam di lihat dengan Scanning Electron Microscopy (SEM).
Hasil uji kadar ion kobalt menggunakan XRF menunjukkan bahwa kadar kobalt tidak berbanding lurus dengan hasil uji pelepasan ion yang diuji dengan AAS. Hal tersebut diduga karena pengaruh penatalaksanaan logam selama proses casting. Beberapa faktor casting antara lain keseragaman ukuran, temperatur, dan kekasaran permukaan diduga berpengaruh terdahap bervariasinya jumlah pelepasan ion tiap spesimen logam. Setelah direndam dalam saliva buatan konsentrasi ion Co yang terlepas paling tinggi yaitu 124,5 ppb. Sedangkan pada uji struktur mikro (SEM) menunjukkan oksidasi pada logam CoCr terbanyak ditemukan pada rendaman kopi robusta. Data hasil uji AAS kemudian di analisis menggunakan uji Two-Way Anova dan menunjukkan perbedaan yang signifikan kecuali pada variasi hari. Selanjutnya dilakukan uji Least Significant Difference dan terdapat perbedaan yang signifikan antar kelompok, kecuali pada kelompok saliva buatan dan kopi robusta (48 jam).
Kesimpulan dari penelitian ini adalah terdapat pelepasan ion kobalt pada logam CoCr yang direndam dalam kopi robusta dan campuran saliva buatan dan kopi. Tetapi, jumlah ion Co yang terlepas masih lebih rendah dibandingkan logam CoCr yang direndam saliva buatan. Selain itu, terdapat perubahan struktur mikro dengan adanya oksidasi terbanyak ditemukan pada logam CoCr setelah dilakukan perendaman dengan kopi robusta. Jumlah pelepasan ion dan stuktur mikro logam dapat dipengaruhi berbagai faktor seperti, larutan (pH), jenis bahan perendam, kandungan dari larutan perendam, dan penatalaksanaan pada saat proses casting | en_US |