Pengaruh Gel Ekstrak Daun Kenitu (Chrysophyllum Cainito L.) Terhadap Reepitelisasi Pada Penyembuhan Luka Bakar Mukosa Bukal Tikus Wistar
Abstract
Luka bakar baik termal maupun kimiawi, menjadi penyebab kerusakan jaringan yang paling umum terjadi, setelah trauma mekanik. Terapi luka bakar berupa eliminasi faktor penyebab dan terapi simtomatis, seperti pemberian analgesik lokal, antiinflamasi topikal seperti kortikosteroid, asam hialuronat, salin, antibiotik. Namun, perlu diketahui penggunaan jangka panjang dari obat ini memiliki beberapa efek samping seperti menekan sistem imun dan atrofi sel epitel. Daun kenitu diketahui mengandung β-amyrin asetat, asam galat, asam ursolat, kuersetin, β-sitosterol, dan zat-zat lain yang berpotensi sebagai antibakteri, antioksidan, dan antiinflamasi. Pemanfaatan daun kenitu sebagai alternatif penyembuhan luka dinilai memiliki efek samping yang rendah sehingga lebih aman, dapat mengurangi limbah, dan mudah didapat khususnya di Kabupaten Jember. Tujuan dari penelitian ini yaitu mengkaji pengaruh gel ekstrak daun kenitu terhadap reepitelisasi pada proses penyembuhan luka bakar mukosa bukal tikus wistar.
Jenis penelitian yang digunakan adalah experimental laboratories dengan rancangan penelitian the post test only control group design. Sampel penelitian adalah tikus wistar jantan sebanyak 32 ekor yang dibagi menjadi delapan kelompok, yaitu empat kelompok kontrol dan empat kelompok perlakuan. Luka bakar dibuat pada mukosa bukal sebelah kiri menggunakan amalgam stopper diameter ± 2 mm yang telah dipanaskan. Pada kelompok kontrol diberikan gel placebo CMC dan pada kelompok perlakuan diberikan gel ekstrak daun kenitu 2 % dua kali sehari. Eutanasia dilakukan pada hari ke-4, hari ke-7, hari ke-10, dan hari ke-13 kemudian dilakukan pembuatan sediaan histologis dengan pewarnaan Hematoxylin Eosin (HE). Pengukuran ketebalan epitel dilakukan pada tiga lapang pandang
menggunakan mikroskop cahaya binokuler Olympus CX 41 perbesaran 400x dengan bantuan software Optilab viewer 2.2 dan Image raster 3.0. Setelah itu, data dianalisa menggunakan aplikasi SPSS.
Hasil rata-rata ketebalan epitel paling rendah terjadi pada kelompok kontrol hari ke-4 dan paling tinggi pada kelompok perlakuan hari ke-13. Rata-rata ketebalan epitel pada kelompok kontrol hari ke-4 adalah 7,356±8,803 μm; kontrol hari ke-7 adalah 30,890±4,390 μm; kontrol hari ke-10 adalah 60,058±6,799 μm; dan kontrol hari ke-13 adalah 6,575±5,635 μm. Sedangkan hasil rata-rata ketebalan epitel pada kelompok perlakuan hari ke-4 adalah 34,844±5,842 μm; perlakuan hari ke-7 adalah 56,519±1,642 μm; perlakuan hari ke-10 adalah 98,222±5,637 μm; dan perlakuan hari ke-13 adalah 101.825±17.204 μm.
Hasil analisa data menunjukkan terdapat perbedaan ketebalan epitel yang signifikan antara kelompok perlakuan dengan kelompok kontrol. Kelompok perlakuan memiliki rata-rata ketebalan epitel lebih besar daripada kelompok kontrol, artinya pada kelompok perlakuan proses reepitelisasi berlangsung lebih cepat. Selain itu, terdapat peningkatan ketebalan epitel yang signifikan sejak hari ke-4 hingga hari ke-10 pada kelompok kontrol dan kelompok perlakuan, namun terdapat peningkatan yang tidak signifikan antara hari ke-10 dan hari ke-13. Kesimpulan dari penelitian ini adalah gel ekstrak daun kenitu (Chrysophyllum cainito L.) dapat mempercepat proses reepitelisasi pada penyembuhan luka bakar mukosa bukal tikus wistar.
Collections
- UT-Faculty of Dentistry [2062]