dc.description.abstract | Jembatan ini terletak di Banyuwangi yang menghubungkan dua wilayah di desa Pondoknongko. Jembatan ini dibuat dengan menggunakan beton bertulang. Karena dimakan usia dan permukaan air sungai semakin tinggi, maka direncanakan kembali dengan menggunakan box girder. Girder direncanakan menggunakan struktur beton prategang secara segmental dengan penampang trapesium. Panjang total jembatan box girder yaitu 50 meter, tinggi 2,5 meter dan panjang 2,5 meter/segmen, sehingga dibutuhkan 20 segmen dalam perencanaan. Box girder ini juga menggunakan sistem beton prategang pascatarik dan sistem pelaksanaan beton pracetak. Digunakan baja pretegang tipe uncoated 7 wire super strands ASTM A-416 grade 270 dan menggunakan 16 angkur VSL tipe 22.
Perencanaan ini diawali dengan pengambilan data jembatan lama. Pengambilan data ini dilakukan dengan mengkaji kondisi eksisting jembatan. Data yang diperoleh adalah lebar jembatan, panjang jembatan, dan tinggi jembatan yang kemudian akan digunakan sebagai acuan desain struktur atas jembatan. Setelah itu, dilanjutkan dengan mencari literatur yang berkaitan dengan box girder prestres seperti buku-buku dan jurnal. Tahap selanjutnya adalah mendesain layout jembatan lama dan mendesain model jembatan box girder, seperti dimensi, komposisi bahan, dan persyaratan mengenai desain. Kemudian dilanjutkan dengan merencanakan struktur sekunder jembatan, seperti: desain pipa sandaran, tiang sandaran, dan trotoar. Setelah model jembatan dan struktur sekunder direncanakan kemudian tahap perhitungan pembebanan jembatan, meliputi: perhitungan beban berat sendiri, beban mati tambahan, beban lalu lintas, beban pejalan kaki, beban rem, beban angin, dan beban gempa. Setelah kombinasi pembebanan dihitung, barulah mendesain struktur dan penentuan tendon. Tahap selanjutnya adalah mengontrol tegangan, lendutan dan beban ultimit jembatan. Jika kontrol sesuai atau tidak melebihi syarat ijin, maka bisa dilanjutkan ke tahap berikut. Apabila belum sesuai, maka mengulang mendesain struktur dan penentuan tendon. Jika kontrol semua sesuai maka tahap selanjutnya adalah merencakan tulangan dan slab box girder setiap segmen. Tahap terakhir adalah menggambar model jembatan yang direncanakan sebagai outputnya dan perencanaan selesai.
Jembatan box girder direncanakan panjang jembatan 50 meter (2,5 meter/segmen x 20 box girder), lebar 8,75 meter, dan ruas jalan 7 meter. Trotoar direncanakan dengan lebar 68 cm dan tebal 30 cm. Trotoar menggunakan tulangan 8 buah D22 – 250. Sandaran direncanakan menggunakan pipa galvanis Ø76,3 mm BJ-37 dan tulangan Ø10 – 100 mm untuk tulangan geser serta 3Ø10 mm untuk tulangan lentur. Setelah menghitung pembebanan kemudian didapatkan reaksi tumpuan maksimum di tepi sebesar 8374,327 kN. Dari perhitungan didapatkan jumlah tendon sebanyak 16 tendon yang akan melalui titik eksentrisitas jembatan. Kehilangan gaya prestress total sebesar 28,49 %. Dari perhitungan kontrol tegangan didapatkan tegangan terbesar fa = -14828,29 kPa dan fb = 1953,29 kPa pada kombinasi 5. Sedangkan lendutan terbesar adalah 0,02299 mm pada kombinasi 3. Dan momen ultimit terbesar berada di kombinasi 3 sebesar 64401,15 kN. Digunakan 4 buah sengkang D16 dengan jarak 100 mm, 150 mm dan 200 mm untuk plat dinding. Sedangkan diperlukan tulangan utama D22-350 untuk plat dinding, D16-300 untuk plat bawah dan D16-300 untuk plat atas. Dan terakhir adalah digunakan sengkang vertikal dan horizontal sebanyak 24 dengan ukuran D16. | en_US |