dc.description.abstract | Preeklampsia merupakan kehamilan berisiko tinggi yang dapat menyebabkan kematian pada ibu dan janin. Preeklampsia akan berdampak pada kualitas hidup ibu hamil, dimana dapat mempengaruhi persepsi ibu mengenai keberfungsian mereka dalam kehidupan. Penyebab rendahnya kualitas hidup ibu hamil preeklampsia dapat ditandai dari beberapa faktor sosiodemografi seperti umur, tingkat pendidikan, status kerja, penghasilan keluarga, jarak tempuh dari tempat tinggal, ketersediaan asuransi, dan paritas. Tujuan penelitian ini untuk menganalisis hubungan antara faktor sosiodemografi dengan kualitas hidup pada ibu hamil preeklampsia di wilayah Kabupaten Jember. Instrumen pada penelitian ini menggunakan kuesioner sosiodemografi dengan kuesioner kualitas hidup WHOQOL-Bref.
Desain penelitian menggunakan penelitian kuantitatif dengan studi korelasional dan pendekatan cross sectional. Populasi dalam penelitian ini berjumlah 39 ibu hamil preeklampsia yang berada di wilayah Kabupaten Jember, kemudian diambil jumlah sampel penelitian dengan menggunakan teknik total sampling. Teknik dari total sampling adalah pengumpulan sampel dengan langkah mengambil keseluruhan sampel dari seluruh populasi yang ada. Analisa data yang dipakai adalah menggunakan analisa univariat dan bivariat, analisa bivariat memakai uji statistik Spearman.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar responden berada pada usia 20-35 tahun yaitu sebanyak (74,4%) responden, dimana sebagian besar ibu hamil dengan preeklampsia berada dalam usia produktif. Pada tingkat pendidikan terbanyak adalah tingkat SD dengan jumlah 20 (51,3%) responden. Pada status kerja sebagian besar responden berstatus bekerja yaitu sebanyak 28 (68,3%) responden. Sebagian besar ibu memiliki penghasilan keluarga di bawah UMR dengan jumlah 26 (66,7%) responden. Sebagian besar responden memiliki jarak
tempuh dari rumah lebih dari 5 km ke pelayanan kesehatan yaitu sebanyak 20 (51,3%) responden. Rata-rata responden memiliki asuransi kesehatan dengan jumlah 24 (58,5%) responden, dan mayoritas responden dengan kehamilan multipara yaitu sebanyak 22 (56,4%) responden.
Hasi Analisis data yang digunakan yaitu dengan uji Spearman, dengan memperoleh hasil bahwa tidak ada hubungan antara umur dengan kualitas hidup (p-value>α = 0,0941>0,005 dan r = 0,012); ada hubungan antara tingkat pendidikan dengan kualitas hidup (p-value<α = 0,000<0,005 dan r = 0,742); ada hubungan antara status kerja dengan kualitas hidup (p-value<α = 0,000<0,005 dan r = -0,955); ada hubungan antara penghasilan keluarga dengan kualitas hidup (p-value<α = 0,000<0,005 dan r = 0,915); ada hubungan antara jarak tempuh ke fasilitas kesehatan dengan kualitas hidup (p-value<α = 0,000<0,005 dan r = -0,675); ada hubungan antara status kerja dengan kualitas hidup (p-value<α = 0,000<0,005 dan r = -0,955); ada hubungan antara ketersediaan asuransi kesehatan dengan kualitas hidup (p-value<α = 0,001<0,005 dan r = -0,491); dan ada hubungan antara paritas dengan kualitas hidup (p-value<α = 0,009<0,005 dan r = 0,412).
Kesimpulan dari penelitian ini adalah sebagian besar terdapat hubungan antara faktor sosiodemografi seperti umur, tingkat pendidikan, status kerja, penghasilan keluarga, jarak tempuh dari tempat tinggal, ketersediaan asuransi, dan paritas dengan kualitas hidup ibu hamil dengan preeklampsia di Kecamatan Sumbersari, Kecamatan Panti, dan Kecamatan Kalisat. | en_US |