dc.description.abstract | Penyakit periodontal memiliki prevalensi cukup tinggi di masyarakat dengan
prevalensinya pada semua kelompok umur di Indonesia adalah 96,58%. Salah satu
dari penyakit periodontal adalah periodontitis yang merupakan inflamasi pada
jaringan pendukung gigi yang disebabkan oleh mikroorganisme spesifik atau
kumpulan dari mikroorganisme spesifik seperti Porphyromonas gingivalis.
Periodontitis mengakibatkan kerusakan progresif ligamen periodontal dan tulang
alveolar yang ditandai terjadinya kehilangan perlekatan dengan terbentuknya poket
periodontal atau resesi gingiva, resorpsi tulang alveolar, hingga meningkatnya
mobilitas gigi yang pada akhirnya dapat menyebabkan tanggalnya gigi.
Pada proses inflamasi terjadi infiltrasi sel-sel mononuklear yaitu makrofag
dan limfosit. Makrofag adalah sel yang berperan penting dalam sistem imunitas tubuh
untuk melawan patogen. Salah satu peran utama makrofag adalah fagositosis yang
dapat memicu aktivasi dari makrofag sebagai salah satu pertahanan tubuh yang kuat,
tetapi apabila makrofag teraktivasi secara berlebihan justru dapat menyebabkan
kerusakan jaringan. Limfosit merupakan sel inflamasi kronis yang bersifat spesifik
sebagai respons imun host terhadap adanya suatu jejas saat terjadi inflamasi yang
bersifat kronis. Limfosit dapat mensekresi RANKL yang akan berikatan dengan
RANK dan menyebabkan terjadinya diferensiasi dan aktivasi osteoklas sehingga
jumlah osteoklas akan meningkat dan terjadi resorpsi tulang.
Proses inflamasi di jaringan dapat dihambat dengan adanya bahan-bahan
alami yang memiliki kandungan antiinflamasi, salah satunya adalah kopi. Kopi
memiliki kandungan senyawa aktif yang penting seperti kafein, asam klorogenat,
asam kafeat, dan asam ferulat yang memiliki efek sebagai antiinflamasi. Jenis kopi
robusta memiliki kandungan kafein dan asam klorogenat yang lebih besar daripada
kopi arabika.
Jenis penelititan ini adalah eksperimental laboratoris dengan rancangan yang
digunakan the post test only control group design. Penelitian ini telah disetujui oleh
Komite Etik Penelitian Fakultas Kedokteran Universitas Jember. Sampel penelitian
ini adalah tikus Wistar jantan sebanyak 20 ekor tikus yang terbagi secara acak dalam
5 kelompok, yaitu: kelompok normal (N) (4 ekor tikus) merupakan kelompok tikus
yang tidak diinduksi P. gingivalis, tidak diberikan seduhan kopi robusta, dan
dieutanasia pada hari ke-15; kelompok P5-A (4 ekor tikus) merupakan kelompok
tikus yang diinduksi P. gingivalis dan dieutanasia pada hari ke-19; kelompok P5-B (4
ekor tikus) merupakan kelompok tikus yang diinduksi P. gingivalis, diberi seduhan
kopi robusta robusta dan dieutanasia pada hari ke-19; kelompok P7-A (4 ekor tikus)
merupakan kelompok tikus yang diinduksi P. gingivalis dan dieutanasia pada hari ke-
21; kelompok P7-B (4 ekor tikus) merupakan kelompok tikus yang diinduksi P.
gingivalis, diberi seduhan kopi robusta robusta dan dieutanasia pada hari ke-21.
Hasil uji one way ANOVA untuk sel makrofag menunjukkan adanya
perbedaan signifikan (α<0,05) dan uji LSD menunjukkan perbedaan yang signifikan
pada beberapa kelompok (α<0,05). Hasil uji Kruskall Wallis untuk sel limfosit
menunjukkan adanya perbedaan signifikan (α<0,05) dan uji Mann-Whitney yang
menunjukkan adanya perbedaan signifikan pada beberapa kelompok (α<0,05). Tikus
periodontitis yang tidak diberi seduhan kopi robusta jumlah sel makrofag dan
limfositnya lebih banyak dibandingkan dengan kelompok periodontitis yang diberi
seduhan kopi robusta.
Berdasarkan penelitian yang dilakukan dapat ditarik kesimpulan bahwa
pemberian seduhan kopi robusta (Coffea canephora) dapat menurunkan jumlah sel
makrofag dan limfosit pada model tikus periodontit | en_US |