dc.description.abstract | Indikator diperlukan untuk menilai tingkat mutu atau kualitas layanan
rumah sakit. Tolak ukur keberhasilan rumah sakit dapat ditinjau dari segi finansial
dan non finansial. Tolak ukur non finansial untuk rawat inap yang aktual
digunakan adalah pengukuran efisiensi pemanfaatan tempat tidur dengan indikator
Bed Occupancy Rate (BOR). BOR adalah persentase pemanfaatan atau pemakaian
tempat tidur pada satuan tertentu. Standar ideal BOR menurut Depkes RI adalah
sebesar 60-85%. Terdapat 12 rumah sakit yang tersebar di Kabupaten Jember.
Nilai rata-rata BOR terendah dari seluruh rumah sakit di Kabupaten Jember
selama lima tahun terakhir adalah nilai BOR RSD Balung yaitu sebesar 32,65%.
Nilai BOR RSD Balung terendah pada tahun 2015 yaitu sebesar 27,75% dan
tertinggi pada tahun 2013 yaitu sebesar 42,3%. Nilai BOR RSD Balung selama
lima tahun terakhir tidak pernah menyentuh angka ideal. Apabila nilai BOR
belum ideal maka kualitas layanan di rawat inap juga belum maksimal. Kualitas
layanan berpengaruh terhadap nilai BOR. Komponen kualitas layanan yang
berpengaruh terhadap nilai BOR antara lain fasilitas fisik, kehandalan, daya
tanggap, jaminan, dan empati. Kualitas layanan juga berpengaruh positif terhadap
kepuasan pasien. Kepuasan pasien juga berpengaruh terhadap nilai BOR di rumah
sakit. Tujuan penelitian ini adalah menganalisis pengaruh kualitas layanan
terhadap nilai BOR melalui kepuasan pasien di RSD Balung Kabupaten Jember. | en_US |