Potensi Aplikasi Nanopartikel tio2 Sebagai Bahan Pelapis Genteng Tanah Liat Yang Bersifat Self Cleaning Dan Thermal Reducing
Abstract
Atap merupakan unsur terpenting dari sebuah bangunan. Pertimbangan 
dalam memilih bahan material atap sebuah bangunan adalah kemampuannya 
dalam menyerap atau bahkan memantulkan panas dimana fungsi utama atap yaitu 
menaungi dan melindungi bagian di bawahnya dari hujan dan panas matahari. 
Pemilihan jenis atap yang kurang tepat dapat mengakibatkan suhu di dalam 
ruangan menjadi meningkat akibat panas tidak mampu ditahan atau diteruskan 
oleh bahan penutup atap tersebut. Selain permasalahan panas yang ditimbulkan 
oleh atap, seringkali suatu material atap terkontaminasi karena letaknya di bagian 
luar sehingga mudah dijangkau oleh debu/kotoran. Debu/kotoran yang menempel 
akan mengurangi nilai guna dan nilai estetis bahkan dapat merusak permukaan 
material atap. Berbagai penelitian aktual yang berkaitan dengan permasalahan 
atap tersebut telah banyak dilakukan namun masih kurang praktis dan tidak 
ekonomis apabila diaplikasikan. Oleh karena itu perlu adanya upaya lain untuk 
mengurangi panas yang diakibatkan sinar matahari dan menghilangkan 
kotoran/debu yang selalu menempel pada atap genteng yaitu dengan cara melapisi 
genteng dengan nanopartikel Titanium Dioksida (TiO2), dimana material yang 
dilapisi TiO2 akan memiliki sifat self cleaning dan thermal reducing.
Dalam penelitian ini, nanopartikel TiO2 telah berhasil dilapiskan pada 
genteng tanah liat yang selanjutnya disebut dengan genteng titania. Lapisan TiO2
pada genteng titania dibuat dengan mendispersikan TiO2 dalam air suling dengan 
menggunakan magnetic stirrer selama 3 jam. Pelapisan ini dilakukan dengan 
menggunakan metode spray coating dengan 5 variasi jumlah pelapisan dan 1 
sampel sebagai kontrol eksperimen dimana sampel-sampel tersebut kemudian 
diuji sifat self cleaning dan thermal reducing. Pengujian sifat self cleaning dari 
genteng titania dilakukan terhadap senyawa zat warna metilen biru yang 
dilapiskan ke permukaan genteng titania dan kemudian disinari dengan sinar UV 
selama 6 jam, kemudian diamati degradasi warna yang terjadi. Hasil pengujian ini 
menunjukkan bahwa jumlah pelapisan TiO2 mempengaruhi aktivitas fotokatalitik
genteng titania. Semakin banyak jumlah lapisan akan semakin baik aktivitas 
fotokatalitiknya, hal ini ditunjukkan pada genteng dengan jumlah pelapisan 3x, 
4x, dan 5x. Performa terbaik dalam uji self cleaning adalah sampel genteng 
dengan jumlah pelapisan 3x. Pengujian sifat thermal reducing dari genteng titania 
dilakukan dengan cara menjemur secara langsung genteng titania di bawah sinar 
matahari dan kemudian diukur temperatur permukaannya. Hasil pengujian sifat 
thermal reducing menunjukkan bahwa genteng titania terbukti mampu mereduksi
panas matahari sekitar 2℃ dibandingkan dengan genteng tanah liat murni (tanp TiO2). Berdasarkan hasil ini maka genteng titania mempunyai potensi aplikasi 
sebagai genteng tanah liat dengan tambahan fungsionalnya yaitu dapat 
membersihkan dirinya sendiri dan juga mampu mereduksi panas yang 
ditimbulkan matahari. Selanjutnya dilakukan beberapa uji karakterisasi meliputi 
XRD, FTIR dan SEM-EDX. Pola XRD menunjukkan bahwa TiO2 yang 
digunakan dalam penelitian memiliki struktur anatase dan struktur kristalin yang 
berukuran nano. Hal ini dapat dilihat dari pola difraktogram XRD yang 
menunjukkan bahwa ukuran kristalin TiO2 yang digunakan dalam penelitian ini 
berkisar antara 15-86 nm. Keberadaan TiO2 pada permukaan genteng titania telah 
ditunjukkan oleh hasil karakterisasi SEM-EDX yang memperlihatkan morfologi 
dengan adanya butiran partikel-partikel TiO2 dan juga komposisi unsur yang 
menunjukkan adanya senyawa TiO2 pada permukaan genteng titania. Bukti ini 
juga diperkuat dengan hasil analisa FTIR genteng titania yang memperlihatkan 
adanya puncak serapan Ti-O pada bilangan gelombang 654 cm-1
, dan 2360 cm-1
yang diasumsikan sebagai adanya vibrasi gugus fungsi bervibrasi ulur (stretching 
vibration)
