Show simple item record

dc.contributor.advisorSuharijadi, Didik
dc.contributor.advisorAji, Fajar
dc.contributor.authorANINGTYAS, Nurlaily Dicha
dc.date.accessioned2020-08-14T05:33:23Z
dc.date.available2020-08-14T05:33:23Z
dc.date.issued2019-06-13
dc.identifier.nimNIM 150110401004
dc.identifier.urihttp://repository.unej.ac.id/handle/123456789/100539
dc.description.abstractFilm adalah suatu seni audio visual yang di dalamnya memuat suatu cerita, peristiwa, musik, komedi, dan sajian teknis lainnya. Film dapat diklasifikasikan berdasarkan genre. Salah satu genre film yang populer adalah genre horor. Film horor memiliki tujuan utama memberikan efek rasa takut, kejutan, serta teror bagi penonton. Pada tahun 2012, kanal Youtube YOMYOMF mengunggah film pendek Grave Torture yang disutradarai oleh Joko Anwar. Film Grave Torture mengangkat mitos siksa kubur, yaitu konsep tentang setiap orang jahat akan merasakan siksa kubur setelah mati. Ditinjau dari berbagai komentar di bawah postingan film, sebagian besar penonton film Grave Torture mengaku merasakan efek horor, menegangkan dan juga sedih dari film tersebut. Penonton dapat terpengaruh secara emosi dan merasa terlibat dalam cerita merupakan hasil dari adanya unsur dramatik dalam film. Unsur dramatik dalam film terbentuk tidak hanya melalui aspek naratif saja tetapi juga aspek sinematik, khususnya mise en scene. Berdasarkan paparan di atas, maka penelitian ini dilakukan guna mengetahui bagaimana mise en scene membangun adegan dramatik pada film Grave Torture karya Joko Anwar. Penelitian ini menggunakan teori unsur dramatik, mise en scene dan sinematografi. Unsur dramatik yakni konflik, suspense, curiosity, dan surprise digunakan untuk mengetahui adegan dramatik yang ada di dalam film Grave Torture. Unsur mise en scene seperti setting, kostum dan tata rias karakter, pencahayaan, dan pemain serta pergerakannya digunakan untuk menganalisis aspek-aspek visual dalam membangun adegan dramatik pada film Grave Torture. Penelitian ini merupakan jenis penelitian kualitatif dengan menggunakan metode deskriptif. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan teknik observasi, dokumentasi, dan studi pustaka. Teknik analisis data dalam viii penelitian ini menggunakan teknik analisis interaktif yang terdiri atas reduksi data, sajian data, dan penarikan simpulan. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, terdapat 5 adegan dramatik di dalam film Grave Torture. Unsur-unsur mise en scene seperti setting, kostum dan tata rias, pencahayaan, serta pemain dan pergerakannya turut membangun adegan dramatik pada film Grave Torture. Setting memberikan efek dramatik dengan menghadirkan properti lilin, korek api gas, foto kebersamaan tokoh anak dan ayahnya, dan juga suasana setting yang dibuat cenderung gelap. Kostum dan tata rias membantu memberikan identitas dan informasi cerita, terutama pada penggunaan warna dan jenis kostum. Pencahayaan penting dalam menciptakan efek dramatik, terutama pada penggunaan low key lighting, cahaya samping, cahaya depan, warna cahaya yang dominan kuning, dan unsur bayangan yang digunakan untuk menunjukkan pergerakan tokoh anak. Akting dan pergerakan juga membantu memberikan efek dramatik, khususnya pada ekspresi sedih dan ketakutan yang ditunjukkan tokoh anak. Mise en scene juga didukung oleh sinematografi dalam menambah kesan dramatik, khususnya pada penggunaan Dutch Angle Shot, shot subjektif dan POV.en_US
dc.language.isoInden_US
dc.publisherFAKULTAS ILMU BUDAYAen_US
dc.subjectMise En Sceneen_US
dc.subjectAdegan Dramatiken_US
dc.subjectGrave Tortureen_US
dc.titleMise En Scene dalam Membangun Adegan Dramatik pada Film Grave Torture karya Joko Anwaren_US
dc.typeThesisen_US
dc.identifier.prodiTelivisi & Film
dc.identifier.kodeprodi0110401


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record