Perbedaan Kebersihan Rongga Mulut Antara Penyuluhan Dan Tanpa Penyuluhan Dengan Pemberian Kartu Senyum
Abstract
Kesehatan gigi dan mulut, saat ini belum menjadi prioritas bagi sebagian
besar masyarakat di Indonesia. Rongga mulut adalah “pintu gerbang” masuknya
kuman dan bakteri sehingga dapat mengganggu kesehatan gigi dan mulut serta
organ tubuh lain seseorang. Risiko penyakit gigi dan mulut dapat dikurangi
dengan pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut. Upaya tersebut dapat diwujudkan
melalui cara menyikat gigi dengan benar yaitu di waktu yang tepat, pagi hari
sesudah sarapan dan malam hari sebelum tidur.
Berdasarkan data Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS) tahun 2018,
proporsi menyikat gigi di waktu yang tepat hanya mencapai 2,8%. Kemungkinan
besar hal ini dapat terjadi karena kurangnya pengetahuan dan kesadaran
masyarakat terhadap kebersihan gigi dan mulut. Pemerintah Indonesia sudah
mengupayakan peningkatan pengetahuan kesehatan gigi anak melalui UKGS
sejak tahun 1951. Program ini berfokus pada upaya promotif dan preventif. SDN
Sumbersari 01 merupakan salah satu sekolah dasar yang ada di Kabupaten Jember
yang sudah melakukan kegiatan UKGS sesuai target. Hanya saja dokter gigi di
Puskesmas Sumbersari menyatakan bahwa UKGS yang sudah dilakukan sulit
untuk dilakukan evaluasi setelah penyuluhan, sehingga keberhasilan dari
penyuluhan sulit diukur.
Media penyuluhan yang umumnya sering digunakan untuk penyuluhan di
sekolah yang ada di Kabupaten Jember menggunakan media poster, slide dan
model gigi. Penyuluhan menggunakan media kartu senyum di Kabupaten Jember
belum pernah dilakukan. Kartu senyum diharapkan dapat menarik minat siswa
sekolah dasar untuk rajin menyikat gigi di waktu yang tepat.Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis apakah ada perbedaan kebersihan rongga mulut antara
penyuluhan dan tanpa penyuluhan dengan pemberian Kartu Senyum.
Jenis penelitian ini adalah eksperimental dengan rancangan two group
pretest-posttest design. Dalam rancangan ini, peneliti menggunakan dua
kelompok perlakuan, yaitu kelompok penyuluhan dengan pemberian kartu
senyum dan tanpa penyuluhan dengan pemberian kartu senyum. Penelitian
diawali dengan sebuah pretest berupa pemeriksaan kebersihan rongga mulut
sebelum perlakuan dan diakhiri dengan sebuah posttes berupa pemeriksaan
kebersihan rongga mulut setelah perlakuan yang diberikan kepada dua kelompok.
Pemeriksaan kebersihan rongga mulut dilihat menggunakan Indeks Patient
Hygiene Performance (PHP).
Data hasil penelitian dianalisis menggunakan uji statistik parametrik yaitu
Dependent T-Test dan Independent T-Test. Hasil uji Dependent T-Test
menunjukkan nilai signifikansi kurang dari 0,05 pada kelompok tanpa penyuluhan
dan perlakuan yang dapat diartikan bahwa terdapat perbedaan kebersihan rongga
mulut antara sebelum dan sesudah pemberian kartu senyum pada kelompok tanpa
penyuluhan dan terdapat perbedaan kebersihan rongga mulut antara sebelum dan
sesudah pemberian kartu senyum pada kelompok dengan penyuluhan. Uji
Independent T-Test menunjukkan nilai signifikansi lebih dari 0,05 yang berarti
tidak terdapat perbedaan kebersihan rongga mulut antara kelompok penyuluhan
dengan pemberian kartu senyum dan tanpa penyuluhan dengan pemberian kartu
senyum, kedua kelompok ini sama sama mengalami peningkatan derajat
kebersihan rongga mulut.
Kesimpulan hasil penelitian ini bahwa : (1) Ada perbedaan derajat
kebersihan rongga mulut antara sebelum dan sesudah pemberian kartu senyum
dengan penyuluhan (2) Ada perbedaan derajat kebersihan rongga mulut antara
sebelum dan sesudah pemberian kartu senyum tanpa penyuluhan (3) Tidak ada
perbedaan kebersihan rongga mulut antara penyuluhan dan tanpa penyuluhan
dengan pemberian kartu senyum.
Collections
- UT-Faculty of Dentistry [2062]