dc.description.abstract | Asiklovir merupakan analog nukleosida purin sintetis yang berasal dari
guanin. Asiklovir menunjukkan efek antivirus pada Herpes Simplex Virus HSV-1,
HSV-2 dan virus varicella zoster. Asiklovir merupakan antivirus yang paling
banyak digunakan untuk mengobati herpes, tetapi bioavailabilitas oral absolut
asiklovir sangat rendah (sekitar 15-30%) dan kelarutan dalam air rendah (sekitar
0,2%, 25ºC). Asiklovir memiliki waktu paruh pendek (2,5 jam) sehingga harus
dikonsumsi dalam dosis oral 200 mg lima kali sehari, yang menyebabkan masalah
ketidakpatuhan pada pasien. Sistem penghantaran obat yang diperlambat dengan
waktu tinggal yang diperpanjang di dalam lambung dapat digunakan untuk
mengatasi masalah tersebut.
Gastro Retentive Drug Delivery System (GRDDS) merupakan sebuah
pendekatan yang digunakan secara luas untuk mempertahankan bentuk sediaan di
lambung dalam waktu yang lama dan melepaskan obat secara perlahan yang dapat
mengatasi banyak permasalahan terkait dengan sediaan oral konvensional,
termasuk bioavailabitas yang rendah. Mukoadhesif merupakan salah satu GRDDS
yang melibatkan interaksi antara permukaan mukus dengan polimer sintetis atau
alami. Sistem mukoadhesif dapat dikombinasikan dengan bentuk sediaan
mikrosfer untuk meningkatkan efektivitasnya. Mikrosfer mukoadhesif meliputi
mikropartikel dan mikrokapsul berdiameter 1 hingga 1000 µm yang seluruhnya
terdiri dari polimer mukoadhesif atau hanya pada lapisan luarnya. Pada penelitian
ini, dibuat penghantaran obat asiklovir dalam bentuk mikrosfer mukoadhesif
asiklovir untuk meningkatkan bioavailabilitas obat dan memperpanjang waktu
tinggal di tempat aksi.
Metode yang digunakan pada penelitian ini ada metode solvent evaporation.
Metode ini merupakan salah satu metode yang paling umum dan cocok untuk membuat microspheres. Preparasi mikrosfer mukoadhesif asiklovir menggunakan
HPMC sebagai polimer mukoadhesif dan etil selulosa sebagai polimer matriks.
Pemilihan kedua polimer tersebut diharapkan mampu meningkatkan
bioavailabilitas asiklovir dan memperpanjang waktu tinggal di lambung.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menentukan formula optimum dari
penggunaan polimer HPMC dan etil selulosa serta melihat efek dan interaksinya
terhadap respon yang meliputi ukuran partikel, nilai entrapment efficiency, dan
kekuatan mukoadhesif. Formula optimum yang diperoleh kemudian dilakukan
karakterisasi berupa drug loading, yield, analisis FT-IR, dan SEM.
Hasil analisis menunjukkan bahwa konsentrasi HPMC 200 mg dan etil
selulosa 300 mg memiliki rata-rata ukuran partikel 464, 923 µm, rata-rata
entrapment efficiency 64,392 %, dan rata-rata kekuatan mukoadhesif 54,067 gram.
HPMC mempunyai efek meningkatkan kekuatan mukoadhesif dan ukuran
partikel, sedangkan etil selulosa mempunyai efek meningkatkan entrapment
efficiency dan ukuran partikel. Interaksi antara kedua faktor tersebut dapat
meningkatkan ukuran partikel dan entrapment efficiency tetapi menurunkan
kekuatan mukoadhesif.
Formula optimum mikrosfer mukoadhesif asiklovir yang diperoleh
mempunyai karakterisasi, nilai drug loading sebesar 14,498% dan nilai yield
sebesar 74,356 %. Berdasarkan analisis FT-IR formula optimum menunjukkan
tidak terdapat interaksi antara bahan aktif obat (asiklovir) dengan polimer (HPMC
dan etil selulosa) selama preparasi. Mikrosfer Mukoadhesif yang dihasilkan
berbentuk sferis dengan permukaan yang relatif halus namun tidak rata, dan
terdapat beberapa pori di permukaannya | en_US |