dc.description.abstract | Perempuan merupakan makhluk yang masih seringkali mengalami bias
gender akibat kontruksi yang diciptakan masyarakat. Kontruksi tersebut
melahirkan stereotipe-stereotipe yang dapat merugikan perempuan. Perempuan
dinilai lebih lemah dibanding laki-laki, baik secara fisik maupun pemikiran. Hal
tersebut membuat perempuan berada di bawah dominasi laki-laki dan dianggap
hanya sebagai pelengkap. Gambaran perempuan yang demikian tergambar pada
novel Anggun Prameswari yang berjudul Perfect Pain. Anggun Prameswari
menyuguhkan sebuah cerita tentang kasus KDRT yang dialami oleh tokoh
utamanya, bernama Bidari. Novel ini memvisualkan realita tentang bentuk
ketakutan seorang istri dalam melawan suami yang jelas bersalah. Novel ini bukan
hanya menyuguhkan kasus KDRT saja, namun terdapat luka yang bertahun-tahun
dipendam Bidari akibat tidak diperolehnya hak peningkatan pendidikan dan
ekonomi yang disebabkan larangan ayahnya. Bidari melakukan berbagai
perjuangan untuk mempertahankan hidup demi dirinya sebagai perempuan dan
demi anaknya.
Berdasarkan permasalahan yang terdapat pada novel tersebut, peneliti
menggunakan kajian utama feminisme liberal untuk menganalisis novel Perfect
Pain. Analisis yang dilakukan peneliti bertujuan untuk mendeskripsikan
keterjalinan antarunsur, resistensi dan representasi perempuan pada novel Perfect
Pain berdasarkan kajian feminisme liberal. Peneliti menggunakan metode
deskriptif kualitatif. Langkah-langkah metode penelitian kualitatif yang dilakukan
yaitu: (1) Memperoleh data dengan cara membaca dan memahami novel, serta
mendeskripsikan data-data yang ada. (2) Mengolah data dengan
mengklarifikasikan data-data yang terkait pada unsur-unsur struktural,
ketidakadilan gender, resistensi, representasi dan feminisme liberal. (3) Menganalisis dengan menggunakan pendekatan unsur-unsur struktural,
ketidakadilan gender, resistensi, representasi dan feminisme liberal.
Peneliti menggali informasi mengenai biografi pengarang, informasi kasus
KDRT yang terjadi di tahun 2015 dan seputar sastra wangi untuk mengetahui halhal
yang memungkinkan terjadinya proses kreatif pengarang dalam menciptakan
novel Perfect Pain. Pencarian berbagai informasi tersebut berdasarkan pada
permasalahan-permasalahan yang terdapat pada novel. Informasi tersebut
berfungsi untuk menunjang analisis peneliti di feminisme liberal.
Pendekatan struktural berfungsi untuk mengetahui secara murni novel
Perfect Pain melalui keterkaitan setiap unsur-unsurnya. Tema dibagi menjadi dua,
yaitu tema mayor dan tema minor. Tema mayor dalam novel ini yaitu ketegaran
perempuan dalam menghadapi kekerasan dalam rumah tangga (KDRT). Tema
minor terdiri atas tiga hal yaitu, psikologi anak akan terganggu melihat orang
tuanya mengalami KDRT, beban pada pekerjaan yang berlebihan membuat
manusia mengalami gangguan mental, usaha untuk tetap menjadi profesional pada
pekerjaan dan asmara serta terakhir cara mendidik anak menentukan psikologi
anak. Tema tersebut menggambarkan garis besar perwatakan tokoh utama dan
setiap tokoh bawahannya. Tokoh utama dalam novel ini yaitu Bidari. Tokoh
bawahannya yang paling berpengaruh dan banyak berinteraksi dengan tokoh
utama, yaitu Karel, Shindu, Bram, ayah, ibu dan Miss Elena. Bentuk konflik yang
terjadi yaitu konflik antara manusia dan manusia yang dominan terjadi pada Bi
dengan Bram. Konflik antara manusia dan masyarakat dialami Bram dengan
orang-orang di pekerjaannya. Konflik antara manusia dan alam dialami Bi yang
terganggu dengan hawa dingin. Konflik ide satu dan ide yang lain dialami Shindu
dengan Bi, Bi dan ayahnya, ayah dan Shindu serta Shindu dan Miss Elena.
Konflik antara seseorang dan kata hatinya terjadi pada tokoh Bidari. Latar tempat
terjadi di Tangerang dan lingkungan sekitarnya. Latar waktu terjadi pada pagi,
siang, sore dan malam hari. Latar sosial mengarah pada lingkungan perkotaan.
Teori gender digunakan untuk mengetahui bentuk-bentuk ketidakadilan
gender yang terjadi. Pada novel Perfect Pain, Bi mengalami marginalisasi berupa
larangan untuk kuliah dan bekerja. Bentuk stereotipe dapat diketahui melalui pelabelan negatif yang disampaikan ayah, bahwa Bi sebagai perempuan harus
cantik, menarik, cerdas dan pintar dalam hal mengurus rumah tangga. Tokoh
Bram sebagai suami Bi melakukan pelabelan negatif pula dengan menganggap
bahwa seluruh urusan rumah tangga adalah tanggung jawab istri. Pemikiran
tersebut berimbas pada kekerasan fisik dan batin yang dialami Bi. Bi mengalami
tindak KDRT karena dianggap tidak mampu mengurus rumah tangga. Beban kerja
yang dirasakan Bi begitu terlihat akibat adanya pelabelan negatif dan kekerasan
yang dilakukan suaminya tersebut.
Resistensi yang dilakukan Bi untuk melawan ayahnya yaitu dengan cara
kawin lari dan meninggalkan rumah. Cara tersebut membuat konflik yang
berkelanjutan sampai akhirnya Bi memutuskan untuk berdamai dan memaafkan
ayahnya. Resistensi yang dilakukan Bi untuk melawan suaminya yaitu dengan
pergi dari rumah kemudian melaporkan ke polisi mengenai tindak KDRT yang ia
alami. Proses resistensi Bi dibantu oleh Shindu sehingga ia berani menggugat
cerai Bram dan memilih tinggal di rumah Puan. Rumah Puan merupakan rumah
singgah bagi korban KDRT. Melalui berbagai resistensi yang Bi lakukan untuk
mempertahankan hidupnya, terlihat representasi yang ingin ditampilkan Anggun
Prameswari sebagai pengarang. Perjuangan Bi menggambarkan pentingnya
menjadi perempuan independen dan suka duka yang dialami perempuan berstatus
single parent.
Representasi yang ingin ditampilkan Anggun Prameswari mencerminkan
gerakan feminisme liberal. Tokoh Bi berani melakukan upaya pembebasan diri
untuk mendapatkan hak sipilnya. Hak tersebut berupa kebebasan memilih tempat
tinggal, memilih pasangan dan memilih pendidikan. Bi memutuskan jalan hidup
untuk menjadi single parent dengan menetap di rumah Puan. Dukungan dan
fasilitas yang Bi peroleh dari rumah Puan membuat ia mampu melanjutkan
keinginannya, yaitu berpendidikan dan bekerja. Pendidikan yang diperoleh Bi
memang bukan pendidikan formal, tetapi mampu meningkatkan taraf
perekonomian Bi. Bi berhasil membuka bisnis katering dengan sukses berkat
pelatihan-pelatihan yang ia dapat melalui rumah Puan. | en_US |