Show simple item record

dc.contributor.advisorAnoegrajekti, Sri
dc.contributor.authorEl AA'MANY, Fiezu Himmah
dc.date.accessioned2020-07-27T05:14:34Z
dc.date.available2020-07-27T05:14:34Z
dc.date.issued2019-03-02
dc.identifier.nimNIM 150110201038
dc.identifier.urihttp://repository.unej.ac.id/handle/123456789/100055
dc.description.abstractPerempuan merupakan makhluk yang masih seringkali mengalami bias gender akibat kontruksi yang diciptakan masyarakat. Kontruksi tersebut melahirkan stereotipe-stereotipe yang dapat merugikan perempuan. Perempuan dinilai lebih lemah dibanding laki-laki, baik secara fisik maupun pemikiran. Hal tersebut membuat perempuan berada di bawah dominasi laki-laki dan dianggap hanya sebagai pelengkap. Gambaran perempuan yang demikian tergambar pada novel Anggun Prameswari yang berjudul Perfect Pain. Anggun Prameswari menyuguhkan sebuah cerita tentang kasus KDRT yang dialami oleh tokoh utamanya, bernama Bidari. Novel ini memvisualkan realita tentang bentuk ketakutan seorang istri dalam melawan suami yang jelas bersalah. Novel ini bukan hanya menyuguhkan kasus KDRT saja, namun terdapat luka yang bertahun-tahun dipendam Bidari akibat tidak diperolehnya hak peningkatan pendidikan dan ekonomi yang disebabkan larangan ayahnya. Bidari melakukan berbagai perjuangan untuk mempertahankan hidup demi dirinya sebagai perempuan dan demi anaknya. Berdasarkan permasalahan yang terdapat pada novel tersebut, peneliti menggunakan kajian utama feminisme liberal untuk menganalisis novel Perfect Pain. Analisis yang dilakukan peneliti bertujuan untuk mendeskripsikan keterjalinan antarunsur, resistensi dan representasi perempuan pada novel Perfect Pain berdasarkan kajian feminisme liberal. Peneliti menggunakan metode deskriptif kualitatif. Langkah-langkah metode penelitian kualitatif yang dilakukan yaitu: (1) Memperoleh data dengan cara membaca dan memahami novel, serta mendeskripsikan data-data yang ada. (2) Mengolah data dengan mengklarifikasikan data-data yang terkait pada unsur-unsur struktural, ketidakadilan gender, resistensi, representasi dan feminisme liberal. (3) Menganalisis dengan menggunakan pendekatan unsur-unsur struktural, ketidakadilan gender, resistensi, representasi dan feminisme liberal. Peneliti menggali informasi mengenai biografi pengarang, informasi kasus KDRT yang terjadi di tahun 2015 dan seputar sastra wangi untuk mengetahui halhal yang memungkinkan terjadinya proses kreatif pengarang dalam menciptakan novel Perfect Pain. Pencarian berbagai informasi tersebut berdasarkan pada permasalahan-permasalahan yang terdapat pada novel. Informasi tersebut berfungsi untuk menunjang analisis peneliti di feminisme liberal. Pendekatan struktural berfungsi untuk mengetahui secara murni novel Perfect Pain melalui keterkaitan setiap unsur-unsurnya. Tema dibagi menjadi dua, yaitu tema mayor dan tema minor. Tema mayor dalam novel ini yaitu ketegaran perempuan dalam menghadapi kekerasan dalam rumah tangga (KDRT). Tema minor terdiri atas tiga hal yaitu, psikologi anak akan terganggu melihat orang tuanya mengalami KDRT, beban pada pekerjaan yang berlebihan membuat manusia mengalami gangguan mental, usaha untuk tetap menjadi profesional pada pekerjaan dan asmara serta terakhir cara mendidik anak menentukan psikologi anak. Tema tersebut menggambarkan garis besar perwatakan tokoh utama dan setiap tokoh bawahannya. Tokoh utama dalam novel ini yaitu Bidari. Tokoh bawahannya yang paling berpengaruh dan banyak berinteraksi dengan tokoh utama, yaitu Karel, Shindu, Bram, ayah, ibu dan Miss Elena. Bentuk konflik yang terjadi yaitu konflik antara manusia dan manusia yang dominan terjadi pada Bi dengan Bram. Konflik antara manusia dan masyarakat dialami Bram dengan orang-orang di pekerjaannya. Konflik antara manusia dan alam dialami Bi yang terganggu dengan hawa dingin. Konflik ide satu dan ide yang lain dialami Shindu dengan Bi, Bi dan ayahnya, ayah dan Shindu serta Shindu dan Miss Elena. Konflik antara seseorang dan kata hatinya terjadi pada tokoh Bidari. Latar tempat terjadi di Tangerang dan lingkungan sekitarnya. Latar waktu terjadi pada pagi, siang, sore dan malam hari. Latar sosial mengarah pada lingkungan perkotaan. Teori gender digunakan untuk mengetahui bentuk-bentuk ketidakadilan gender yang terjadi. Pada novel Perfect Pain, Bi mengalami marginalisasi berupa larangan untuk kuliah dan bekerja. Bentuk stereotipe dapat diketahui melalui pelabelan negatif yang disampaikan ayah, bahwa Bi sebagai perempuan harus cantik, menarik, cerdas dan pintar dalam hal mengurus rumah tangga. Tokoh Bram sebagai suami Bi melakukan pelabelan negatif pula dengan menganggap bahwa seluruh urusan rumah tangga adalah tanggung jawab istri. Pemikiran tersebut berimbas pada kekerasan fisik dan batin yang dialami Bi. Bi mengalami tindak KDRT karena dianggap tidak mampu mengurus rumah tangga. Beban kerja yang dirasakan Bi begitu terlihat akibat adanya pelabelan negatif dan kekerasan yang dilakukan suaminya tersebut. Resistensi yang dilakukan Bi untuk melawan ayahnya yaitu dengan cara kawin lari dan meninggalkan rumah. Cara tersebut membuat konflik yang berkelanjutan sampai akhirnya Bi memutuskan untuk berdamai dan memaafkan ayahnya. Resistensi yang dilakukan Bi untuk melawan suaminya yaitu dengan pergi dari rumah kemudian melaporkan ke polisi mengenai tindak KDRT yang ia alami. Proses resistensi Bi dibantu oleh Shindu sehingga ia berani menggugat cerai Bram dan memilih tinggal di rumah Puan. Rumah Puan merupakan rumah singgah bagi korban KDRT. Melalui berbagai resistensi yang Bi lakukan untuk mempertahankan hidupnya, terlihat representasi yang ingin ditampilkan Anggun Prameswari sebagai pengarang. Perjuangan Bi menggambarkan pentingnya menjadi perempuan independen dan suka duka yang dialami perempuan berstatus single parent. Representasi yang ingin ditampilkan Anggun Prameswari mencerminkan gerakan feminisme liberal. Tokoh Bi berani melakukan upaya pembebasan diri untuk mendapatkan hak sipilnya. Hak tersebut berupa kebebasan memilih tempat tinggal, memilih pasangan dan memilih pendidikan. Bi memutuskan jalan hidup untuk menjadi single parent dengan menetap di rumah Puan. Dukungan dan fasilitas yang Bi peroleh dari rumah Puan membuat ia mampu melanjutkan keinginannya, yaitu berpendidikan dan bekerja. Pendidikan yang diperoleh Bi memang bukan pendidikan formal, tetapi mampu meningkatkan taraf perekonomian Bi. Bi berhasil membuka bisnis katering dengan sukses berkat pelatihan-pelatihan yang ia dapat melalui rumah Puan.en_US
dc.language.isoInden_US
dc.publisherFakultas Ilmu Budayaen_US
dc.subjectRESISTENSIen_US
dc.subjectREPRESENTASIen_US
dc.subjectPEREMPUANen_US
dc.subjectPERFECT PAINen_US
dc.subjectFEMINISME LIBERALen_US
dc.titleResistensi dan Representasi Perempuan pada Novel Perfect Pain Karya Anggun Prameswari: Kajian Feminisme Liberalen_US
dc.typeThesisen_US
dc.identifier.prodiSASTRA INDONESIA
dc.identifier.kodeprodi0110201


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record