dc.description.abstract | Sektor informal Indonesia mayoritas bekerja dalam pertanian dengan
berbagai risiko masalah kesehatan yang berhubungan dengan interaksi
lingkungan, gangguan otot dan tulang, alat perlindungan diri yang minimal untuk
keselamatan diri dan ergonomik yang kurang baik/ kurang optimal. (Susanto et
al., 2016). Gangguan Musculoskeletal bisa terjadi pada lutut akibat cedera
jaringan lunak pada otot, jaringan saraf, ligamen,dan pembebanan sendi yang
berlebihan menyebabkan nyeri lutut yang terjadi (Puntumetakul et al., 2018).
Kejadian nyeri persendian dan tulang di dua wilayah kerja Puskesmas di
Kabupaten Jember ditemukan sebanyak 50.3% dari 169 petani (Susanto et al.,
2016). Petani memiliki prevalensi gejala nyeri lutut yang menyebabkan nyeri
pada kaki, cacat fisik, mengurangi mobilitas dan kemampuan dalam bekerja.
Nyeri lutut memengaruhi Kegiatan aktifitas sehari-hari dengan membuatnya sulit
untuk melakukan tugas aktivitas sehari hari dengan tekanan terus menerus pada
lutut, seperti jongkok, berlutut, berdiri, mengemudi, memanjat, dan mengangkat
beban berat, dapat menyebabkan sakit lutut, dan keluhan nyeri lutut. Penelitian ini
bertujuan untuk mengidentifikasi gambaran karakteristik nyeri lutut pada petani di
Kecamatan Panti, Kabupaten Jember. | en_US |