dc.description.abstract | Hipertensi atau yang biasa dikenal dengan tekanan darah adalah keadaan terjadinya peningkatan tekanan darah yang lebih dari 140/90 mmHg pada dua kali pengukuran dengan selang waktu lima menita ketika keadaan istirahat. Sesuai data WHO tahun 2015 sekitar 1,13 miliar orang di dunia mengalami hipertensi. Hipertensi sendiri merupakan salah satu masalah kesehatan dunia yag berkaitan erat dengan pola hidup dari masyarakat. Pola hidup yang sering menyebabkan hipertensi diantaranya sering mengkonsumsi makanan berlemak dan juga mengandung tinggi garam. Penderita hipertensi pada umumnya berusia lebih dari 40 tahun, Akan tetapi untuk saat ini tidak menutup kemungkinan yang berusia muda juga menderita hipertensi.
Penderita hipertensi yang bekerja sebagai petani masih banyak yang mengabaikan bahaya dari penyakit tersebut selain itu mereka tidak mengetahui bahwa pestisida dapat mempengaruhi hipertensi sehingga sebagian petani bekerja tanpa menggunakan APD ketika melakukan penyemprotan. Petani yang melakukan penyemprotan tanpa menggunakan masker akan mudah terpapar pestisida, terdapat sebagian orang yang mengalami keracunan pestisida, selain itu dengan terpaparnya pestisida juga akan menyebabkan gangguan syaraf, hati dan kenaikan tekanan darah. Hal yang menyebabkan tekanan darah meningkat yaitu rendahnya aktivitas
xi
asetilkolinestarase. Petani dengan tekanan darah tinggi dapat terganggu kualitas hidupnya, hal ini disebabkan ketika tekanan darah meningkat dapat mengganggu pekerjaan mereka sehingga kesejahteraan petanipun dapat terganggu.
Penelitian ini bertujuan untuk karakteristik dan kualitas hidup petani hipertensi di Kecamatan Jenggawah Kabupaten Jember. Jenis penelitian yaitu deskriptif eksploratif. Teknik pengambilan sampel menggunakan non probability sampling dengan cara quota sampling. Sampel pada penelitian ini sejumlah 121 orang. Instrumen yang digunakan pada penelitian ini adalah kuesioner World Health Quality Of Life–Bref (WHOQOL-BREF) yang berisikan 26 item pertanyaan. Analisa data yang digunakan adalah univariat. Hasil penelitian ini sesuai dengan karakteristik responden yaitu sebanyak 51 orang petani penderita hipertensi berusia 56-65 tahun (42,1%), dengan pengahasil ≤Rp. 1.0000.000,00 sebanyak 113 orang (93,4%). Petani hipertensi mayoritas berjenis kelamin perempuan sebanyak 84 orang (69,4%), pendidikan terakhir SD/Tidak sekolah sebanyak 95 orang (78,5%), petani hipertensi mayoritas bekerja paruh waktu yaitu sebanyak 109 orang (90,1%). Mayoritas petani dengan hipertensi berstatus menikah dan mayoritas tidak memiliki riwayat penyakit lain.
Kesimpulan pada penelitian ini yaitu petani dengan hipertensi di Kecamatan Jenggawah Kabupaten Jember mayoritas memiliki kualitas hidup sedang (80,2%), baik (17,4%), buruk (2,5%). Kualitas hidup petani hipertensi dipengaruhi oleh gaya hidup mereka sendiri yaitu mengkonsumsi kopi sebelum kesawah, pola makan yang salah, merokok dan paparan pestisida sehingga tekanan darah petani hipertensi tidak terkontrol dengan baik. Selain hal tersebut petani dengan hipertensi yang
xii
terdapat di Kecamatan Jenggawah Kabupaten Jember kekurangan informasi yang mana berdampak pada dirinya sendiri yaitu tidak peduli terhadap kesehatannya sendiri terutama soal konsumsi obat antihipertensi bagi penderita hipertensi. Petani hipertensi juga tidak melakukan kontrol kesehatan setiap kali obatnya habis, mereka hanya akan kontrol ketika sudah parah dan ada posyandu disekitar rumah saja. Sehingga dengan diketahuinya kualitas hidup petani hipertensi tersebut diharapkan tenaga kesehatan mampu meningkatkan kualitas hidup petani hipertensi menjadi lebih baik. Kualitas hidup yang baik juga dapat meningkatkan kesejahteraan petani | en_US |