Transaksi Jual Beli Sepeda Motor Antara Sales Counter dan Konsumen di UD Central Buana Motor Kota Bondowoso: Suatu Kajian Etnografi Komunikasi
Abstract
Penelitian etnografi komunikasi ini berlangsung di dealer UD Central Buana
Motor Kota Bondowoso. Tujuan penelitian ini untuk memperoleh pola komunikasi
meliputi proses interaksi dan muatan tema budaya pada transaksi antara sales
counter dan konsumen dalam aktivitas jual beli. Alasan dipilihnya topik ini karena
UD Central Buana Motor merupakan dealer resmi Honda pertama yang ada di Kota
Bondowoso sejak tahun 1980. Kemudian dilihat dari upaya sales counter dalam
bertransaksi dilakukan dengan cara menciptakan suasana komunikasi yang santai,
menggunakan bahasa yang nyaman dan non formal, serta menjadi narahubung yang
siap memberikan informasi dalam melakukan transaksi unit bagi konsumen yang
tidak datang langsung ke dealer. Setelah peneliti melakukan penelusuran, belum
ada riset penelitian dengan kajian etnografi komunikasi yang berkaitan dengan
pranata ekonomi khususnya tentang transaksi jual beli antara sales counter dan
konsumen yang ada di UD Central Buana Motor Kota Bondowoso.
Kegiatan ini merupakan bentuk penelitian kualitatif deskriptif dengan
pendekatan etnografi. Datanya berupa konteks dan transkrip teks percakapan antara
sales counter dan konsumen disertai dengan unsur kinesik dan prosodinya, serta
dokumen atau arsip sebagai pendukung penelitian. Kegiatan pengumpulan data
dalam penelitian ini dilakukan dengan metode pengamatan terlibat, wawancara
mendalam, dan dokumentasi. Proses pemaknaan data dilakukan dengan metode
emik (interpretatif). Tahapan analisis data meliputi analisis domain, taksonomi,
komponensial, dan tema budaya.
Pola interaksi komunikatif yang terjadi antara sales counter dan konsumen
di UD Central Buana Motor Bondowoso memiliki dua jenis transaksi yaitu
transaksi kredit dan transaksi kontan. Dalam aktivitas komunikasi tersebut, bahasa
yang digunakan oleh sales counter dan konsumen adalah bahasa Indonesia dan
bahasa Madura santai, jelas, dan teratur sehingga memudahkan keduanya untuk
saling memahami topik komunikasi. Sikap dan perilaku komunikatif sales counter
disertai dengan keramahan, kesantunan, dan kesabaran dalam menjelaskan serta
memenuhi kebutuhan informasi konsumen. Sikap tersebut dapat memberi rasa
percaya pada konsumen dan membuat konsumen nyaman untuk menanyakan halhal terkait dengan kebutuhannya. Pola komunikasi antara sales counter dan
konsumen membentuk pola komunikasi dialogis dengan segmen urutan tindak
komunikatif sebagai berikut: (1) greeting atau sapaan; (2) identifikasi; (3)
pembahasan; (4) penawaran; (5) penyerahan persyaratan; (6) penyelesaian; dan (7)
penutup. Jumlah segmen urutan tindak komunikatif antara sales counter dan
konsumen berbeda-beda tergantung dari penjelasan sales counter terkait kebutuhan
informasi konsumen.
Fungsi komunikatif yang digunakan dalam aktivitas komunikasi ini
meliputi fungsi direktif, asertif, ekspresif, dan komisif. Fungsi direktif berupa
tuturan meminta, menyarankan, dan mengajak. Fungsi asertif berupa tuturan
menjelaskan sesuatu, dan menyatakan pendapat atau kebenaran dari tuturan
sebelumnya. Fungsi ekspresif berupa keluhan dan pujian. Fungsi komisif berupa
penyampaian sesuatu yang terikat atau menjanjikan sesuatu. Fungsi direktif dan
asertif adalah fungsi yang mendominasi, karena ditemukan banyak tindak
komunikatif berupa saran dan permintaan/permohonan dalam interaksi ini.
Konstruksi tema budaya dari aktivitas komunikasi transaksi jual beli ini
adalah bahwa aktivitas transaksi akan efektif dan lancar apabila sales counter
menguasai keseluruhan informasi terkait produk yang dijual dan memiliki
keterampilan dalam berkomunikasi dengan konsumen. Interaksi antara sales
counter dan konsumen dilandasi oleh sikap ramah, tenggang rasa, dan saling
percaya sehingga tujuan dari transaksi dapat tercapai dengan baik.