Stabilitas Genetik dan Ketahanan Tebu Transgenik Rnai Terhadap Infeksi Virus Scmv Sugarcane Mosaic Virus
Abstract
Tanaman tebu (Saccharum officinarum L.) merupakan komoditas komersial
yang penting karena memberikan kontribusi sebanyak 86% untuk produksi gula di
dunia, terutama di negara berkembang beriklim tropis seperti Indonesia.
Produktivitas tanaman tebu sering diganggu oleh beberapa sumber penyakit,
diantaranya disebabkan oleh fungi, bakteri, virus dan fitoplasma. Salah satu
penyakit pada tanaman tebu yang dapat menghambat produktivitasnya adalah
mosaik. Penyakit mosaik disebabkan oleh virus SCMV (Sugarcane mosaic virus).
SCMV merupakan salah satu virus yang paling umum dan bersifat patogen,
menyebabkan kerugian global yang signifikan pada tanaman jagung, tebu dan
beberapa germinae lainnya.
Infeksi SCMV pada daun tanaman tebu, mengakibatkan kerusakan
klorofil sehingga menyebabkan penurunan produktivitas sekitar 42-50 %.
Dalam menanggulangi permasalahan tersebut, maka dilakukan pendekatan
bioteknologi yaitu teknik RNAi . RNAi merupakan suatu teknik rekayasa
genetika yang dapat digunakan untuk mendukung peningkatan
pertahanan/resistensi tanaman dalam melawan infeksi virus. RNAi merupakan
suatu sistem regulasi gen yang dapat menghambat ekspresi gen melalui interaksi
spesifik antara RNA dengan siRNA (small interfering RNA). Pada penelitian
sebelumnya, telah dilakukan uji karakter ekspresi gen dan ketahanan pada tanaman
tebu transgenik RNAi terhadap infeksi SCMV. Sehingga, penelitian ini perlu
adanya uji stabilitas gen dan uji ketahanan tanaman tebu transgenik terhadap
infeksi SCMV.
Langkah penting yang perlu dilakukan untuk uji stabilitas genetik pada
tebu transgenik RNAi yaitu isolasi DNA genom, analisis PCR, uji
tular,Pengamatan morfologi tanaman, isolasi RNA dan analisi RT-PCR. Hasil
stabilitas genetik tebu transgenik menunjukkan adanya ke stabilan pada setiap batang nodus dimulai dari nodus pertama sampai nodus kelima.
Pada pengamatan morfologi tanaman tebu transgenik RNAi reisisten
terhadap SCMV dan tanaman willd type tidak resisten terrhadap SCMV setelah
dilakukan uji tular menunjukkan bahwa tanaman wild type mengalami infeksi
virus SCMV hal ini dikarenakan wild type tidak memiliki gen ketahanan
SCMV. Hasil analisis RT-PCR menunjukkan adanya materi genetik yang virus
SCMV pada tanaman wild type yang di tunjukkan adanya amplifikasi DNA
berupa pita DNA dengan menggunakan primer Nib. Gen pengkode Nib-Cp
(Nuclear Inclusion Body) merupakan salah satu protein fungsional virus SCMV
yang mengkode enzim polimerase untuk replikasi virus.