Pengaruh Model Pembelajaran Learning Together Disertai Teknik Concept Mapping Terhadap Kesadaran Metakognisi dan Hasil Belajar Biologi Siswa SMA
Abstract
Model Pembelajaran Learning Together adalah model pembelajaran
kooperatif yang melibatkan siswa dalam suatu kelompok untuk menangani suatu
tugas, model pembelajaran ini yang banyak diminati siswa karena mereka dapat
bertukar pikiran satu sama lain, pemecahan suatu permasalahan dilakukan secara
bersama-sama, dan saling membantu antar anggota. Hal inilah mempermudah
pemahaman siswa dalam proses belajarnya. Model pembelajaran learning together
memiliki kelebihan dan kelemahan, kelebihan model pembelajaran ini siswa dalam
proses belajar bersama dengan kelompok, mampu meningkatkan kualitas dalam
berpikir karena telah membiasakan diri menjadi pembelajar yang mandiri dalam
menghadapi suatu permasalahan, nantinya akan berdampak pada hasil belajar siswa
yang lebih baik. Kelemahan dari model pembelajaran ini adalah siswa terkadang
enggan dalam menyelesaikannya jika tidak benar-benar menguasai materi dan juga
takut terjadi miskonsepsi. Hal tersebut telah ditanggulangi dengan menerapkan
teknik Concept Mapping guna meminimalisir miskonsepsi pada siswa ketika
menyelesaikan permasalahan dan lebih mudah mengingat pokok bahasan pada
materi yang dipelajari. Pemilihan model pembelajaran yang diterapkan sangatlah
penting karena dapat berpengaruh besar dalam hasil belajar siswa. Tujuan
penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh model pembelajaran Learning
Together disertai teknik Concept Mapping terhadap kesadaran metakognisi dan
hasil belajar siswa.
Penelitian ini merupakan penelitian Quasi Eksperimental yang melibatkan
dua kelas, satu kelas eksperimen dan satu kelas kontrol. Pemilihan kelas dilakukan
melalui uji normalitas dan homogenitas dari seluruh kelas XI MIPA menggunakan
data nilai harian biologi. Data telah terbukti berditribusi normal dan homogen maka,
kelas dapat dipilih melalui random sampling sehingga terpilih kelas MIPA 1
sebagai kelas eksperimen dan MIPA 4 sebagai kelas kontrol. Waktu pembelajaran pada materi jaringan tumbuhan pada kedua kelas berlangsung selama tiga kali
pertemuan dan satu kali pertemuan terdiri dari 2 jam pelajaran. Kelas eksperimen
menggunakan model Learning Together disertai teknik Concept Mapping.
Meskipun demikian, kedua kelas tersebut memiliki materi yang sama dimana yang
membedakan hanyalah model pembelajaran yang digunakan. Pada kelas kontrol,
model pembelajaran yang digunakan adalah Discovery Learning.
Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh, kesadaran metakognisi siswa
dinilai melalui pengisian angket MAI yang berisi 35 item soal yang terdiri atas
beberapa indikator seperti pengatahuan prosedural deklaratif, pengetahuan
prosedural, pengetahuan kondisional, perencanaan, strategi managemen informasi,
pemantauan pemahaman, strategi mengoreksi kesalahan dan evaluasi. Diperoleh
masing-masing indikator diperoleh dalam kategori yang berkembang, baik pada
kelas eksperimen dan kelas kontrol dengan rerata nilai sebesar 77,54 pada kelas
eksperimen dan 73,35 pada kelas kontrol. Berdasarkan hasil data peneltian,
diperoleh nilai kesadaran metakognisi pada nilai pre-test siswa pada kelas
eksperimen sebesar 68,70 dan nilai pre-test kelas kontrol sebesar 67,36, sedangkan
nilai post-test metakognisi pada kelas eksperimen sebesar 76,03 dan kelas kontrol
sebesar 73,35. Hasil analisis kovarian (ANAKOVA) pada perlakuan antara kelas
eksperimen dan kelas kontrol didapatkan nilai signifikasi sebesar p=0,044 atau
<0,05. Hal ini menunjukkan bahwa pembelajaran learning together disertai teknik
concept mapping berpengaruh secara signifikan terhadap kesadaran metakognisi
siswa.
Hasil belajar yang diukur dalam penelitian ini yaitu aspek kognitif dan
afektif. Aspek kognitif dinilai dari nilai pre-test dan post-test yang dilakukan diawal
sebelum pembelajaran dan akhir setelah pembelajaran. Pada aspek afektif di nilai
dari lembar observasi yang dilakukan oleh observer. Hasil belajar ranah kognitif
terjadi peningkatan yang signifikan pada kelas eksperimen yaitu dari nilai 53,00
menjadi 82, 00 sedangkan kelas kontrol lebih rendah yaitu dari nilai 62, 00 menjadi
81,00. Sedangkan nilai aspek afektif siswa kelas eksperimen sebesar 74,30 dan
kelas kontrol 74,17. Nilai tersebut membuktikan adanya peningkatan hasil belajar
siswa Penelitian ini dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran Learning
Togeether disertai teknik Concept Mapping pada bahasan jaringan tumbuhan
mampu meningkatkan kesadaran metakognisi siswa dan hasil belajar siswa.
Sehingga model pembelajaran ini efektif untuk diterapkan dikelas guna
meningkatkan kesadaran metakognisi dan hasil belajar siswa