Pengaruh Ekstrak Biji Salak (Salacca zalacca) Sebagai Diuretik Alami terhadap Struktur Histopatologi Ginjal Tikus Putih (Rattus norvegicus) Jantan
Abstract
Salak merupakan spesies tanaman yang termasuk dalam famili Arecaceae yang banyak dimanfaatkan buahnya untuk dikonsumsi dan digunakan sebagai bahan olahan makanan. Biji salak mengandung senyawa flavonoid yang berfungsi sebagai diuretik yang bekerja dengan cara meningkatkan laju filtrasi glomerulus. Diuretik merupakan suatu senyawa yang dapat meningkatkan laju pengeluaran volume urin serta meningkatkan ekskresi garam mineral dalam urin. Ginjal merupakan organ utama yang berfungsi untuk mengekskresikan produk sisa metabolisme yang sudah tidak digunakan seperti urea, asam urat dan kreatinin.Senyawa flavonoid dapat meningkatkan laju filtrasi glomerulus pada ginjal dan akan mengakibatkan ekskresi ureum dan kreatinin dalam darah menurun. Oleh karena itu, penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh pemberian ekstrak biji salak terhadap volume urin, kadar ureum dan kreatin serta histopatologi ginjal dengan mengukur diameter glomerulus dan diameter ruang antar bowman.
Penelitian ini menggunakan pola Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 4 kali perlakuan dengan 6 kali ulangan, yaitu kontrol negatif (kelompok perlakuan dengan pemberian akuades 100 ml), perlakuan 1 (kelompok perlakuan ekstrak etanol biji salak dosis 0,28 g/KgBB), perlakuan 2 (kelompok perlakuan ekstrak etanol biji salak dosis 0,56 g/KgBB) dan perlakuan 3 (kelompok perlakuan ekstrak etanol biji salak 1,12 g/KgBB). Penelitian ini dilakukan dengan mengukur senyawa metabolit sekunder ekstrak biji salak, volume urin, kadar kreatinin dan ureum serta pengamatan histopatologi ginjal yang diamati meliputi pengukuran diameter glomerulus dan diameter ruang antar bowman. Pengamatan histopatologi ginjal dilakukan dengan menggunakan mikroskop (Olympus) perbesaran 400x. Analisis data menggunakan uji One Way Anova dan dilanjutkan uji Duncan Multiple Range Test (DMRT) jika terdapat beda nyata, untuk melihat perbedaan antar kelompok perlakuan. Selanjutnya dilakukan uji korelasi pearson untuk melihat adanya hubungan antara jumlah volume urin, kadar ureum dan kreatin, serta diameter glomerulus dan diameter ruang antar bowman.
Hasil analisis senyawa metabolit sekunder ekstrak biji salak secara kuantitatif menunjukkan bahwa ekstrak biji salak mengandung senyawa alkaloid sebanyak 0,063%, flavonoid sebanyak 0,059% dan tanin sebanyak 0,082%. Pemberian ekstrak biji salak dengan dosis 1,12g/kgBB memiliki efek diuretik yaitu dapat meningkatkan volume urin. Namun tidak mampu menurunkan kadar kreatinin dan ureum. Pemberian ekstrak biji salak pada semua dosis perlakuan dapat disimpulkan aman, yaitu dibuktikan dengan tidak ada pengaruh terhadap diameter glomerulus dan diameter ruang antar bowman atau tidak menyebabkan atrofi pada ginjal.
Collections
- MT-Biology [5]