Show simple item record

dc.contributor.advisorROSYADI, Ahmad Adib
dc.contributor.advisorQORIYAH, Rika Dwi
dc.contributor.authorHARMANTO, Jimi Bagus
dc.date.accessioned2020-05-04T04:27:31Z
dc.date.available2020-05-04T04:27:31Z
dc.date.issued2019-09-25
dc.identifier.urihttp://repository.unej.ac.id/handle/123456789/98731
dc.description.abstractRosela (Hibiscus sabdariffa L.) merupakan bunga yang dapat digunakan sebagai bahan baku pembuatan teh herbal atau teh merah. Berbagai kandungan anti oksidan terdapat dalam teh yang berasal dari kelopak rosela, memiliki banyak manfaat antara lain sebagai anti kanker, anti hipertensi, diabetes, menetralkan racun, mengobati maag, sariawan serta dapat mengurangi penuaan dini (Ahmad dan Vossen, 2003: 7). Menurut Dep.Kes RI No. 10.65/35.15/05, setiap 100 gr rosela mengandung 260-280 mg vitamin C, vitamin D, vitamin B1 dan vitamin B2. Kandungan lainnya yaitu kalsium 486 mg, omega 3, magnesium, betta karotin serta asam amino esensial (seperti lysine dan arginine). Salah satu faktor yang mempengaruhi kandungan kimia adalah faktor kekeringan dari bahan tersebut (DepKes RI, 2000:10). Hambatan utama yang dihadapi produsen rosela adalah proses pengeringannya, lamanya waktu proses pengeringan karena hanya mengandalkan sinar matahari. Tujuannya mendapatkan kelopak bunga rosela kering dengan kandungan air 10 % diperlukan waktu yang relatif lama yaitu perlu waktu 5 hari. Di samping itu, pada musim hujan pengeringan berlangsung sangat lambat. Pengeringan yang belum sempurna ini bahkan dapat mengakibatkan produk menjamur kemudian membusuk sehingga harga jualnya turun drastis menjadi Rp.30.000,00/kg. Jika kualitas baik dihargai Rp.150.000,00/kg. (Yuariski dan Suherman, 2012:2). Salah satu alternatif pengeringan rosela yaitu menggunakan pengering sistem rotary atau rotary dryer. Proses pengeringan rosela dengan menggunakan pengering sistem rotary, lama waktu proses pengeringan rosela dipengaruhi oleh kecepatan putaran mesin. Rosela dianggap kering dengan kadar air 10 %. Hasil pengeringan yang baik didapat pada kecepatan putaran mesin 25 rpm dan lama waktu proses pengeringan 135 menit. Kecepatan putar mesin sangat berpengaruh terhadap laju pengeringan rosela. Kecepatan putar yang baik yaitu kecepatan putar 25 rpm pada waktu pengeringan 10 menit menghasilkan perpindahan massa uap air tertinggi 0,127 g.H₂O/menit.cm². Warna rosela kering dengan kecepatan putaran mesin 25 rpm, 16 rpm dan 9 rpm hasilnya relatif sama.en_US
dc.language.isoInden_US
dc.publisherProgram Studi Strata Satu Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Jemberen_US
dc.relation.ispartofseries131910101078;
dc.subjectPutaran Mesin Pengering Sistem Rotaryen_US
dc.subjectPerubahan Warnaen_US
dc.subjectLaju Pengeringan Roselaen_US
dc.subjectRosela (Hibiscus sabdariffa L.)en_US
dc.titlePengaruh Putaran Mesin Pengering Sistem Rotary Terhadap Perubahan Warna Dan Laju Pengeringan Roselaen_US
dc.typeThesisen_US
dc.identifier.kodeprodi191010


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record