Show simple item record

dc.contributor.advisorMOEHAMMAD, Fathorrazi
dc.contributor.advisorAISAH, Jumiati
dc.contributor.authorANIS, Fitria
dc.date.accessioned2019-11-26T04:38:10Z
dc.date.available2019-11-26T04:38:10Z
dc.identifier.nimNIM140810101121
dc.identifier.urihttp://repository.unej.ac.id//handle/123456789/95990
dc.description.abstractPada dasarnya, pertumbuhan penduduk tergantung pada 3 (tiga) faktor utama, yaitu Fertilitas (kelahiran), Mortalitas (kematian) dan migrasi. Kelahiran akan mengakibatkan peningkatan jumlah penduduk sehingga memiliki pengaruh positif terhadap angka pertumbuhan penduduk, sedangkan kematian memiliki sifat mengurangi jumlah penduduk dan migrasi dapat menambah maupun mengurangi jumlah penduduk pada suatu wilayah. Di Indonesia sendiri, kebijakan yang dilakukan untuk menurunkan jumlah penduduk ditekankan pada aspek fertilitas yakni melalui program KB. Selain penggalakan program KB, upaya yang ditempuh pemerintah adalah menetapkan usia minimal pernikahan bagi masyarakat yakni antara 21 hingga 25 tahun. Seiring dengan berlakunya otonomi daerah, program tersebut juga telah ditetapkan di Kecamatan Soko Kabupaten Tuban yang terbukti dengan meningkatnya jumlah akseptor KB setiap tahunnya, perbaikan dari segi kualitas pendidikan dan penetapan usia minimal perkawinan pertama, namun fertilitas penduduk di Kecamatan Soko Kabupaten Tuban setiap tahun masih cukup tinggi dan selalu lebih besar daripada jumlah mortalitas. Teori yang berkembang menunjukkan bahwa wanita dengan tingkat pendidikan lebih tinggi punya pengetahuan yang lebih luas tentang alat-alat kontrasepsi dan penggunaannya daripada wanita yang tidak atau kurang berpendidikan serta diharapkan menerima pemikiran tentang keluarga kecil melalui program KB. Peningkatan penggunaan alat kontrasepsi melalui pengetahuan dan pendidikan yang demikian akan mengurangi fertilitas. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui seberapa besar pengaruh variabel pendapatan keluarga, tingkat pendidikan, lama penggunaan alat kontrasepsi dan usia perkawinan pertama terhadap fertilitas di Kecamatan Soko Kabupaten Tuban dengan menggunakan menggunakan alat Analisis Regresi Linear Berganda. Data yang digunakan adalah data primer yang bersumber dari metode kuesioner kepada 100 responden PUS di Kecamatan Soko Kabupaten Tuban sedangkan data sekunder diperoleh dengan menyalin data dari instansiinstansi terkait. Hasil analisis data menunjukkan bahwa secara bersama-sama (uji F) variabel pendapatan keluarga, tingkat pendidikan, lama penggunaan alat kontrasepsi dan usia perkawinan pertama berpengaruh signifikan terhadap fertilitas di Kecamatan Soko Kabupaten Tuban dengan nilai probabilitas F-hitung sebesar 0.000000 < α= 5%. Sedangkan pada uji t menunjukkan bahwa variabel pendapatan keluarga memiliki probabilitas t-hitung 0.0000 < tingkat signifikan α= 5%, yang artinya variabel pendapatan keluarga mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap fertilitas, variabel tingkat pendidikan probabilitas t-hitungnya 0.4784 > tingkat signifikan α= 5% yang artinya variabel tingkat pendidikan tidak mempunyai pengaruh signifikan terhadap fertilitas, variabel lama penggunaan alat kontrasepsi memiliki probabilitas t-hitung 0.0000 < tingkat signifikan α= 5% yang artinya variabel lama penggunaan alat kontrasepsi memiliki pengaruh signifikan terhadap fertilitas dan variabel usia perkawinan pertama dengan probabilitas t-hitung 0.0410 < tingkat signifikan α= 5% yang artinya variabel usia perkawinan pertama memiliki pengaruh signifikan terhadap fertilitas di Kecamatan Soko Kabupaten Tuban. Nilai koefisien determinasi berganda yang dihasilkan dari penelitian ini adalah 50,26%, yang artinya sebesar 52,26% fertilitas di Kecamatan Soko Kabupaten Tuban dipengaruhi oleh pendapatan keluarga, tingkat pendidikan, lama penggunaan alat kontrasepsi dan usia perkawinan pertama sedangkan 49,74% lain ditentukan oleh variabel lain yang tidak dijelaskan dalam model. Pada uji Asumsi Klasik, Uji Autokorelasi dilakukan dengan menggunakan uji BG-LM Test dihasilkan nilai probablilitas X2 hitung sebesar 0.1418 > α= 5% maka hal ini menunjukkan bahwa tidak terdapat permasalahan autokorelasi dalam model. Uji heteroskedastisitas dengan metode Glejser dihasilkan nilai probabilitas X2 hitung sebesar 0.1982 > α= 5%, menunjukkan bahwa dalam model regresi tidak terdapat permasalahan heteroskedastisitas. Selanjutnya adalah Uji multikolinearitas menunjukkan korelasi bebas antarvariabel tidak ada yang bernilai lebih dari 0.8 sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat multikolinearitas dalam model regresi dan terakhir berdasarkan Uji Normalitas Jarque-Berra dihasilkan nilai probabilitas hitung sebesar 0.059776 > α= 5% maka model empiris telah terdistribusi normal.en_US
dc.language.isoiden_US
dc.relation.ispartofseries140810101121);
dc.subjectfertilitasen_US
dc.subjectpendapatan keluargaen_US
dc.subjecttingkat pendidikanen_US
dc.subjectlama penggunaan alat kontrasepsien_US
dc.subjectusia perkawinan pertamaen_US
dc.titleAnalisis Determinan Fertilitas Di Kecamatan Soko Kabupaten Tubanen_US
dc.typeUndergraduat Thesisen_US


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record