Show simple item record

dc.contributor.advisorROSA, Dien Vidia
dc.contributor.authorQUR'ANIYAH, Khumurotul
dc.date.accessioned2019-11-25T06:15:50Z
dc.date.available2019-11-25T06:15:50Z
dc.date.issued2019-06-27
dc.identifier.nimNIM140910302043
dc.identifier.urihttp://repository.unej.ac.id//handle/123456789/95216
dc.description.abstractPenelitian ini dilatarbelakangi perkembangan kuliner pesat karena ditemukan bentuk-bentuk kuliner yang disesuaikan dengan kebutuhan pasar dan permintaan sehingga membuat makanan bukan hanya sebagai komponen kebutuhan dasar manusia namun juga sebagai transformsi kultural. Budaya kuliner sudah terbentuk sangat lama dalam masyarakat kita dan memiliki kekhasan tersendiri di tiap-tiap wilayah. Kekhasan kuliner di tiap-tiap wilayah ini kemudian ditonjolkan melalui kebiasaan menfoto makanan oleh kaum muda yang kemudian diunggah dalam akun instagram mereka. Foto/gambar makanan tersebut kemudian mereka bagikan dengan mencantumkan informasi perihal kuliner maupun momen pada saat berkuliner dengan semenarik mungkin. Selain pemilihan gambar yang diunggah, mereka juga mencantumkan informasi pada foto yang menunjukkan lokasi, harga dan ulasan mengenai rasa makanan yang ditampilkan kepada pengikut ataupun pengunjung akun mereka. Penelitian ini menggunakan teori practic of everday life milik de Certeau (1988) yang menanalisis fenomena hidup sehari-hari, dengan memakai narasi dan memori untuk melihat representasi dan tanda diciptakan melalui taktik dan strategi sebagai pertemuan pengalaman sehari-hari dengan kepentingan kapital. perkembangan kapitalisme salah satunya dapat dilihat dalam era kapitalisme lanjut yang memunculkan efek budaya populer. De Certeau melihat bagaimana subjek individu memperjuangkan kepentingan rasionalitasnya melalui pengalaman yang dipraktikkan dalam kehidupan sehari-hari. Subjek individu dalam penelitian ini adalah kaum muda yang menjadi aktif, pasif, kreatif bahkan reaktif sehingga mereka menjadi consumer production dengan menyesuaikan selera kaum muda. Bourdieu (1984) menjelaskan bahwa selera dan konsumsi dibedakan melalui konstruk sosial masyarakat. Dalam hal ini terdapat dominasi, prestise dan perbedaan dalam masyarakat. Selera diperoleh dari sebuah kompetisi kultural sebagai bentuk legitimasi perbedaan sosial. Bordieu berargumen selera juga memperlihatkan bagaimana tindakan seorang aktor yang menduduki posisi tertentu yang dilihat pada suatu ranah, posisi sosial dan kepentingan yang berkaitan dengan posisi sosial sang aktor. Penelitian ini menggunakan metode etnografi visual Sarah Pink sebagai sumber informasi penelitian, yang berupa data visual dan juga data lapang. Metode yang digunakan adalah refleksif, kolaboratif dan partisipatif. Lokasi penelitian berada di Kabupaten Jember. Subjek yang dipilih adalah akun-akun makanan yang sudah lama berada di jejaring sosial Instagram yang memiliki puluhan ribu pengikut dan juga akun makanan yang masih baru terbentuk. Selain itu terdapat pengikut akun makanan yang juga aktif mengunggah foto makanan di halaman Instagram mereka maupun di instastory mereka. Metode pengumpulan data dilakukan dengan mengumpulkan gambar atau foto yang diunggah oleh kaum muda diakun instagram mereka dan dikategorikan sesuai dengan tema yang peneliti ambil. Kemudia peneliti melakukan wawancara kepada kaum muda tersebut, membicarakan bagaimana anak-kaum muda melakukan praktik mengunggah foto dan mendiskusikan mengenai foto yang telah diambil dan yang telah diunggah di akun makanan mereka. Selanjutnya peneliti menggunakan catatan lapang sebagai data penujang penulisan. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa Dirkursus kuliner kaum muda menujukan lintasan kuliner terbentuk melalui rencana dan tahapan yang berbeda pada kuliner lampau, kekinian, campuran hingga kuliner rumahan, menjadikan hal tersebut sebagai bentuk ekspresi kuliner kaum muda dengan memanfaatkan media sosial. Kegiata yang mereka lakukan yakni mengunjungi tempat yang menyediakan kuliner kekinian, kemudian menfoto kuliner tersebut, mengunggahnya dan menyebarkaya melalui Instagram. Sehingga kegiatan yang mereka lakukan memberikan keuntungan untuk diri mereka dan orang lain, juga menfoto dan mengunggah foto makanan menjamur dikalangan kaum muda. Unggahan gambar dan foto kuliner kaum muda merupakan representasi selera dan budaya populer mereka, yang menunjukan bahwa mereka menggemari makanan kekinian dan tidak meninggalkan makanan lama. Unggahan foto makanan yang diunggah setiap hari juga berdasarkan keunikan, kelezatan serta durasi kebaharuan makanan tersebut. Praktik sehari-hari kaum muda memanfaatkan media sosial untuk survive dalam dunia digital pada rana lintasa kuliner yang sedang mereka geluti sesuai dengan konsep de Certau dimana kaum muda tengah menciptakan selera dan gaya hidup konsumsi kuliner masyarakat melalui menfoto makanan dan mengunggahnya pada akun makanan di Instagram.en_US
dc.language.isoInden_US
dc.publisherFakultas Ilmu Sosial dan Politiken_US
dc.subjectBUDAYA KULINERen_US
dc.subjectETNOGRAFIen_US
dc.subjectDistinctionen_US
dc.subjectGaya Hidupen_US
dc.titleBudaya Kuliner Kaum Muda: Studi Etnografi Visual Foto Makanan dalam Akun Instagram di Jemberen_US
dc.typeThesisen_US
dc.identifier.prodiSosiologi
dc.identifier.kodeprodi0910302


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record