Show simple item record

dc.contributor.advisorTantut Susanto
dc.contributor.advisorHanny Rasni
dc.contributor.authorAINI, Rizqi Nur
dc.date.accessioned2019-09-16T08:53:23Z
dc.date.available2019-09-16T08:53:23Z
dc.date.issued2019-09-16
dc.identifier.nim152310101126
dc.identifier.urihttp://repository.unej.ac.id/handle/123456789/92796
dc.description.abstractKekerasan fisik pada anak berkebutuhan khusus merupakan suatu kejadian yang disebabkan oleh beberapa faktor salah satunya stres pada pengasuh. Stres pengasuhan merupakan salah satu fenomena yang dapat ditemui pada orang tua dengan anak berkebutuhan khusus. Pada konsepnya, seseorang yang mendapatkan stresor akan berespon melalui mekanisme koping yang selanjutnya akan menghasilkan respon adaptif ataupun respon maladaptif. Respon maladaptif yang dapat muncul salah satunya adalah kekerasan fisik. Tujuan umum dari penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan stres pengasuhan pada orang tua yang mengalami dan tidak mengalami kekerasan fisik, sedangkan tujuan khususnya adalah untuk mengidentifikasi karakteristik orang tua dengan anak berkebutuhan khusus, mengidentifikasi stres pengasuhan pada orang tua dengan anak berkebutuhan khusus, mengidentifikasi jenis kekerasan fisik yang dilakukan oleh orang tua dan menganalisis hubungan stres pengasuhan dengan kekerasan fisik pada kelompok Penelitian ini merupakan deskriptif komparatif dengan menggunakan metode cross sectional. Teknik sampling yang digunakan dalam penelitian ini adalah convenience sampling dimana terdapat 76 orang tua dengan anak berkebutuhan khusus di SDLBN se-Kabupaten Bondowoso yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi yang telah ditetapkan oleh peneliti. Alat ukur yang digunakan dalam penelitian ini adalah Parenting stress index-short form untuk mengukur stres pengasuhan dan Juvenile Victimization Questionnaire untuk mengukur kekerasan fisik oleh orang tua. Berdasarkan hasil penelitian didapatkan bahwa terdapat 46 orang tua (53,9%) yang tidak melakukan kekerasan fisik dan 35 orang tua (46,1%) yang mengalami kekerasan fisik. Adapun jenis kekerasan yang paling banyak dilakukan adalah memukul anak dimana terdapat 26 (74,3%) orang tua yang melakukannya.Orang tua pada anak berkebutuhan khusus mengalami stres pengasuhan dengan nilai terdistribusi normal. Sebagian besar orang tua berusia produktif dengan anak sebagian besar tergolong usia remaja. Orang tua menghabiskan hampir separuh waktunya merawat anak dimana jenis disabilitas anak terbanyak adalah tuna grahita. Hasil akhir penelitian menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara indikator distres pengasuhan, kesulitan anak, total nilai stres pengasuhan dengan kekerasan fisik. Namun, indikator interaksi disfungsional orang tua-anak tidak memiliki hubungan dengan kekerasan fisik. Kurangnya akses informasi terkait pengasuhan adaptif menyebabkan orang tua menganggap kekerasan merupakan hal yang wajar dilakukan apabila orang tua sudah merasa anak mereka sulit diatur. Selain itu, mekanisme koping adaptif juga diperlukan untuk mencegah stres pengasuhan yang selanjutnya berdampak pada kekerasan fisik.en_US
dc.language.isoiden_US
dc.subjectStresen_US
dc.subjectKekerasan Fisiken_US
dc.subjectAnak Berkebutuhan Khususen_US
dc.titleHubungan Stres Pengasuhan dengan Kejadian Kekerasan Fisik terhadap Anak Berkebutuhan Khusus di Sekolah Dasar Luar Biasa Negeri se-Kabupaten Bondowosoen_US
dc.typeUndergraduat Thesisen_US


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record