Show simple item record

dc.contributor.advisorSETYATI, Dwi
dc.contributor.advisorRATNASARI, Tri
dc.contributor.authorPUTRI, Eka Mardika
dc.date.accessioned2019-08-16T07:18:01Z
dc.date.available2019-08-16T07:18:01Z
dc.date.issued2019-08-16
dc.identifier.nim151810401018
dc.identifier.urihttp://repository.unej.ac.id/handle/123456789/91865
dc.description.abstractTumbuhan kemiri (Aleurites Moluccana (L.) Willd banyak dimanfaatkan oleh manusia terutama pada bagian bijinya. Hal ini disebabkan karena didalam biji kemiri mengandung minyak yang tergolong tinggi yaitu 55%65%. Minyak kemiri memiliki beberapa manfaat antara lain dibidang kecantikan, untuk menyuburkan dan menghitamkan rambut. Bidang farmasi digunakan sebagai obat kulit, bisul, disentri. Bidang industri dimanfaatkan sebagai bahan dasar cat, pernis dan pengawet kayu. Permintaan minyak kemiri dari tahun-tahun semakin meningkat. Hal ini dikarenakan kebutuhan konsumen yang semakin meningkat, oleh karena itu perlu dilakukan penelitian untuk mendapatkan minyak kemiri dalam jumlah banyak. Salah satu metode untuk mendapatkan minyak kemiri yang jumlahnya memadai dan kualitasnya sesuai standart SNI adalah pengepressan dengan variasi temperatur dan ukuran biji. Dengan perlakuan tersebut dapat diketahui kombinasi perlakuan manakah yang dapat menghasilkan minyak kemiri dengan kualitas yang baik sesuai dengan standar baku mutu yang telah ditetapkan oleh SNI (Standar Nasional Indonesia). Menurut SNI kualitas minyak kemiri yang baik telah diukur dari 4 parameter yaitu kadar air <0,15%, bilangan penyabunan 184-202, kandungan asam lemak bebas 0,1-1,5 dan warna yang normal (kuning bening). Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Botani Jurusan Biologi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Jember dan Laboratorium Analisis Hasil Pangan Politeknik Negeri Jember. Biji kemiri diperoleh dari Taman Nasional Meru Betiri umur 4 hari setelah panen. Penelitian ini menggunakan rancangan acak lengkap (RAL) pola faktorial dengan dua macam faktor. Faktor pertama adalah variasi suhu oven pengeringan biji kemiri sebelum pengepresan yang terdiri atas 4 aras yaitu suhu 30°C, 60°C, 90°C, 120°C masing-masing selama 60 menit. Faktor kedua adalah ukuran biji kemiri yaitu utuh dan serbuk. Masing-masing kombinasi perlakuan dilakukan pengulangan sebanyak 3 kali sehingga total percobaan sebanyak 24. Parameter yang diamati meliputi kadar air, rendemen minyak, bilangan penyabunan, bilangan asam, dan warna. Analisis data menggunakan sidik ragam (Anova) untuk mengetahui ada tidaknya beda nyata antar perlakuan. Data yang berbeda nyata kemudian di uji lanjut dengan Duncan’s Multiple Range test (DMRT) pada taraf signifikan 5%. Hasil penelitian kualitas minyak kemiri dapat diketahui pada kombinasi perlakuan suhu 30°C baik pada ukuran biji utuh dan serbuk menghasilkan minyak dengan kualitas yang kurang baik. Kualitas minyak yang baik ditunjukkan dengan nilai kadar air yang dihasilkan tinggi pada biji utuh 0,77% dan serbuk 0,41, rendemen rendah pada biji utuh 22% pada serbuk 28%, bilangan penyabunan yang rendah yaitu pada biji utuh 118,53 sedangkan pada serbuk 120,53, nilai bilangan asamnya tinggi yaitu pada biji utuh 1,93 dan serbuk 1,73, warna minyak kuning pekat. Dengan demikian pula kombinasi perlakuan suhu 60°C pada ukuran biji kemiri utuh dan serbuk juga menghasilkan minyak yang kualitasnya belum memenuhi standar baku mutu yg ditetapkan oleh SNI. Nilai kadar air yang dihasilkan masih tinggi, rendemen yang rendah, bilangan penyabunan yang rendah, nilai bilangan asamnya tinggi, warna minyak kuning pekat baik pada biji utuh maupun serbuk kemiri. Kombinasi perlakuan suhu 90°C baik pada biji utuh dan serbuk menghasilkan minyak dengan kualitas yang baik karena nilai dari kelima parameternya sesuai dengan batasan SNI diantaranya nilai kadar air pada biji utuh 0,16% sedangkan srbuk 0,06%, perolehan rendemen yang tinggi yaitu biji utuh 31% sedangkan serbuk 32%, nilai bilangan penyabunan biji utuh 188,86 pada serbuk 192,73, dan warna minyak yang dihasilkan kuning cerah baik pada biji utuh dan serbuk. Kombinasi perlakuan suhu 120°C baik pada biji utuh dan serbuk menghasilkan minyak dengan kualitas yang kurang baik ada tiga nilai parameter yang tidak sesuai dengan batasan yang telah ditetapkan oleh SNI yaitu nilai bilangan penyabunan pada biji utuh 147,9 sedangkan serbuk 154,9, nilai bilangan asam pada biji utuh 1,81 dan 2,7 pada serbuk dan warna yang dihasilkan kuning pekat. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa kombinasi perlakuan terbaik terdapat pada suhu 90°C pada ukuran serbuk. Kualitas minyak kemiri yang dihasilkan pada perlakuan tersebut memiliki persentase kadar air yang sangat rendah, rendemen minyak kemiri yang tinggi, bilangan penyabunan tinggi, bilangan asam tergolong rendah yaitu dan warna minyak dengan tingkat kecerahan yang tinggi serta warna kuning yang normal. Nilai-nilai yang dihasilkan dari uji kualitas minyak kemiri pada suhu 90⁰C dengan ukuran biji kemiri serbuk memenuhi standar baku mutu yang telah di tetapkan oleh SNI.en_US
dc.language.isoiden_US
dc.relation.ispartofseries151810401018;
dc.subjectMINYAK KEMIRIen_US
dc.subjectALEURITES MOLUCCANA L WILDen_US
dc.subjectMETODE PENGEPRESANen_US
dc.subjectTEMPERATURen_US
dc.subjectUKURAN BIJIen_US
dc.titleUji Kualitas Minyak Kemiri (Aleurites Moluccana (L.) Willd) dengan Metode Pengepressan Menggunakan Variasi Temperatur dan Ukuran Bijien_US
dc.typeUndergraduat Thesisen_US


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record