| dc.description.abstract | Lumajang merupakan kabupaten pemasok pasir untuk pembangunan dibeberapa daerah di Indonesia. Pasir yang didapatkan merupakan pasir yang berada di sungai dan termasuk dalam kategori pertambangan galian C dan merupakan hasil alam dari aliran lahar dingin Gunung Semeru. Pada awalnya pertambangan yang dilakukan di Lumajang di sepanjang aliran lahar dingin ini merupakan pertambangan yang dilakukan secara tradisional atau menggunakan tenaga manusia, namun kemudian pertambangan ini berubah menggunakan alat berat, dan tidak lagi banyak ditemui pertambangan yang menggunakan dengan cara tradisional. Salah satu tempat pertambangan yang masih dapat ditemui penambang tradisional adalah pertambangan di DAS Regoyo, Desa Gondoruso, Kecamatan Pasirian, Kabupaten Lumajang. Pada pertambangan ini hanya tersisa satu kelompok penambang tradisional, dan upah yang didapatkan dapat dikatakan tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Upah yang didapatkan pun hanya didapatkan setiap 2-3 hari sekali dan hanya mendapat upah kurang lebih Rp 40.000, dengan pendapatan yang diterima tidaklah cukup untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari sehingga para buruh tambang pasir tradisional ini berupaya untuk memenuhi kebutuhan pokok keluarganya. Tujuan penelitian adalah ingin mengetahui bagaimana upaya buruh tambang pasir tradisional dalam memenuhi kebutuhan pokok keluarganya. Pendekatan penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dan jenis penelitian ini menggunakan jenis deskriptif. Penentuan informan dalam penelitian menggunakan metode purposive. Teknik pengumpulan data yang digunakan yaitu observasi, wawancara dan dokumentasi. Teknik analisis data menggunakan reduksi data, penyaajian data, serta penarikan kesimpulan dan verifikasi. Teknik keabsahan data yang digunakan adalah menggunakan triangulasi sumber. Hasil penelitian menunjukkan upaya-upaya yang dilakukan oleh para buruh tambang pasir adalah dengan melakukan kegiatan ekonomi dan melakukan beberapa pilihan rasional seperti diversifikasi usaha atau dengan memiliki pekerjaan lain selain sebagai penambang. Pekerjaan lain tersebut adalah dengan menjadi buruh bangunan, menjadi buruh pemanen nira, menjadi buruh tani, atau meratakan pasir di tempat pertambangan yang menggunakan alat berat. Upaya lain yang dilakukan oleh buruh tambang pasir tradisional ini adalah dengan memanfaatkan anggota keluarga yang lain yaitu istrinya untuk bekerja menjadi buruh tani atau buruh cuci pakaian. Upaya yang juga dilakukan oleh buruh tambang pasir tradisional ini juga dengan cara menerapkan pola hidup hemat dengan menekan besarnya pengeluaran. Upaya terakhir yang dilakukan oleh buruh tambang pasir ini adalah dengan cara memanfaatkan jaringan sosial yang ada di lingkungannya, misalnya dengan cara berhutang uang atau berupa barang dan juga dengan cara menabung yang kemudian dapat diambil sewaktu-waktu. Upaya-upaya yang dilakukan oleh buruh tambang pasir tradisional ini diharapkan dapat memenuhi kebutuhan pokok keluarga. Sehingga dapat tercapai kondisi sejahtera dari keluarga buruh tambang pasir tersebut. | en_US |
