Show simple item record

dc.contributor.advisorKomariah, Cicih
dc.contributor.advisorAgustina, Dini
dc.contributor.authorSANJAYA, Gama Wisnu
dc.date.accessioned2018-08-01T08:44:40Z
dc.date.available2018-08-01T08:44:40Z
dc.date.issued2018-08-01
dc.identifier.nim142010101022
dc.identifier.urihttp://repository.unej.ac.id/handle/123456789/86905
dc.description.abstractKonjungtivitis adalah inflamasi di konjungtiva, dengan tanda klinis eksudasi, infiltrasi seluler, dan dilatasi vaskular. Penyebab konjungtivitis adalah bakteri, alergi, virus, toksin, maupun penyakit sistemik. Konjungtivitis bakteri karena bakteri Gram positif seperti S.aureus umumnya lebih ringan daripada konjungtivitis karena bakteri Gram negatif. Konjungtivitis ringan biasanya benigna dan self-limited dan dapat dimonitor tanpa terapi atau mudah diterapi dengan antibiotik. Pada orang dewasa, Staphylococcus spesies adalah bakteri patogen tersering mengakibatkan konjungtivitis bakteri. Umumnya, konjungtivitis bakteri jarang mengalami komplikasi serius. S. aureus saat ini sudah banyak dilaporkan mengalami resistensi antibiotik. Antibiotik yang dilaporkan resisten adalah methicillin dan vankomisin. Penelitian sebelumnya secara in vitro, juga menjelaskan bahwa ekstrak daun murbei dapat menghambat pertumbuhan bakteri S. aureus. Tujuan umum penelitian ini adalah untuk mengetahui efek ekstrak etanol daun murbei (Morus alba L.) pada tikus wistar model konjungtivitis oleh S. aureus Penelitian ini merupakan penelitian true eksperimental laboratories secara in vivo dengan satu kelompok kontrol negatif (tetes mata air mata artifisial cendo lyteers), satu kelompok kontrol positif (tetes mata levofloxacin 0,5%) dan empat kelompok perlakuan (tetes mata ekstrak daun murbei 45%, 55%, 65% dan 75%) dengan rancangan penelitian pretest-posttest control group design. Penelitian ini dilakukan di empat tempat, yaitu di Laboratorium Biokimia FK UNEJ, Laboratorium Biologi Fakultas Farmasi UNEJ, Laboratorium Kandang Hewan Coba FKH UNAIR dan Laboratorium Mikrobiologi FMIPA UNESA. Waktu yang dibutuhkan untuk penelitian ini adalah 6 bulan yaitu pada bulan September 2017 - Februari 2018. Sampel yang digunakan pada penelitian ini adalah tikus wistar dengan jumlah sampel 24 ekor terdiri atas 6 kelompok dengan pengulangan setiap kelompok 4 tikus. Tikus wistar sebanyak 24 ekor dilakukan adaptasi selama 7 hari, Pada hari ke-8, dilakukan induksi konjungtivitis dengan pemberian S. aureus 1,5 x 108 CFU/ml sebanyak 1 tetes tiap 10 menit selama 1 jam (dibiarkan 3 hari) sampai terjadi konjungtivitis. Pada hari ke-12 sampai hari ke-19 (7 hari), diberikan perlakuan kontrol negatif, kontrol positif dan ekstrak daun murbei 45%, 55%, 65% dan 75%. Hasil penelitian didapatkan perbaikan gejala konjungtivitis pada hari ke-17 (posttest) daripada hari ke-11 (pretest), yaitu hilangnya mata merah, radang, sekret purulen dan hilangnya edema kelopak mata. Hasil logaritma TPC S. aureus dari swab konjungtiva tikus pada hari ke-11 dari adaptasi tikus (pretest) pada K(-), K(+), P1, P2, P3 dan P4 berturut-turut adalah sebesar 5,70, 5,78, 5,65, 5,63, 5,84, dan 5,69 (log 10 CFU/mata). Sedangkan TPC S. aureus dari swab konjungtiva tikus pada pada hari ke-17 dari adaptasi tikus (posttest) pada K(-), K(+), P1, P2, P3 dan P4 berturut-turut adalah sebesar 4,07, 3,31, 3,78, 3,82, 3,74, dan 3,63 (log 10 CFU/mata). Waktu kesembuhan tikus setelah pemberian ekstrak daun murbei mengalami perbedaan hari, yaitu pada kelompok kontrol negatif sembuh pada hari ke-8, kontrol positif sembuh pada hari ke-4, perlakuan ekstrak daun murbei 45% sembuh pada hari ke-7, perlakuan ekstrak daun murbei 55% sembuh pada hari ke- 6, perlakuan ekstrak daun murbei 65% sembuh pada hari ke-6 dan perlakuan ekstrak daun murbei 75% sembuh pada hari ke-5. Hasil analisis data dari uji normalitas data Shapiro-Wilk dan uji homogenitas Levene menunjukkan nilai p>0,05 yang artinya data terdistribusi normal dan memiliki varian yang sama. Karena data yang didapatkan kontinu (hasil logaritma), terdistribusi normal dan homogen, maka dilanjutkan dengan uji Anova One Way. Hasil uji Anova One Way didapatkan hasil signifikan pada pretest p=0,002 dan posttest p=0,046 (p<0,05), yang artinya terdapat perbedaan yang signifikan atau nyata pada setiap perlakuan yaitu ada pengaruh konsentrasi ekstrak daun murbei terhadap penurunan jumlah koloni bakteri S. aureus dilanjutkan dengan uji Post- Hoc LSD untuk membandingkan hasil (beda nyata) dari setiap perlakuan. Hasil uji Post-Hoc LSD (p<0,05) didapatkan pada kontrol positif berbeda signifikan dengan kontrol negatif, kelompok P1 dan kelompok P2. Pada kelompok kontrol negatif didapatkan perbedaan yang signifikan dengan kelompok P4. Uji paired t-test dilakukan untuk membandingkan beda nyata dari kelompok pretest dan kelompok posttest. Hasil uji paired t-test didapatkan hasil signifikan p=0,000 (p<0,05), yang berarti bahwa terdapat perbedaan nyata antara sebelum dan setelah pemberian ekstrak daun murbei. Uji statistik terhadap data yang diperoleh dilakukan dengan menggunakan program SPSS 16.0 for Windows. Dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa ekstrak etanol daun murbei (Morus alba L.) memiliki efek menurunkan jumlah koloni bakteri S. aureus dan memperbaiki gejala konjungtivitis pada tikus wistar model konjungtivitis oleh S.aureusen_US
dc.language.isoiden_US
dc.subjectEkstrak Etanol Daun Murbeien_US
dc.subjectTikus Wistaren_US
dc.subjectKonjungtivitisen_US
dc.subjectStaphylococcus aureusen_US
dc.titleEfek Ekstrak Etanol Daun Murbei (Morus alba L.) pada Tikus Wistar Model Konjungtivitis oleh Staphylococcus aureusen_US
dc.typeUndergraduat Thesisen_US


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record