Show simple item record

dc.contributor.advisorHandayani, Baiq Lily
dc.contributor.authorNISA’, WARDANI KHOIRUN
dc.date.accessioned2018-04-03T03:54:18Z
dc.date.available2018-04-03T03:54:18Z
dc.date.issued2018-04-03
dc.identifier.nim130910302011
dc.identifier.urihttp://repository.unej.ac.id/handle/123456789/85157
dc.description.abstractBuang air besar dalam pandangan sebagian pihak mungkin bukan lah sebuah hal yang krusial dan perlu dibahas. Akan tetapi menjadi vital ketika menyangkut kehidupan masyarakat secara makro. Di Kabupaten Bondowoso hingga saat ini telah tercatat beberapa desa yang menjadi sasaran pemerintah dalam mengimplementasikan program sanitasi. Lokus penelitian ini adalah Desa Kabuaran, Kecamatan Grujugan. Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah bagaimana jambanisasi dapat mengubah perilaku masyarakat Desa Kabuaran. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menganalisis perubahan perilaku masyarakat Desa Kabuaran akan adanya program sanitasi jamban sehat. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan lokasi penelitian di Desa Kabuaran dan objek penelitian yaitu masyarakat Desa Kabuaran, baik perangkat desa, kader, maupun masyarakat lainnya. Teknik penentuan informan menggunakan purpossive. Teknik pengumpulan data dengan observasi, wawancara, dan dokumentasi. Teknik keabsahan data menggunakan triangulasi data. Kemudian teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis deskriptif sesuai dengan pardigma penelitian yang digunakan dalam penelitian ini. Hasil penelitian menunjukkan bahwa program sanitasi jamban sehat yang ada di Desa Kabuaran cenderung diterapkan melalui dominasi, yakni pengimplementasian melalui kekuasaan tangan pemerintah yang bermula dari pemerintah pusat, pemerintah kabupaten, dinas kesehatan kabupaten/kecamatan, hingga ke desa yang meliputi kepala desa, perangkat desa, hingga kader desa. Selain itu pemerintah juga menggandeng program sanitasi lain yaitu PAMSIMAS (Penyediaan Air Minum dan Sanitasi Berbasis Masyarakat), dimana masyarakat yang menginginkan aliran air harus terlebih dahulu memiliki kamar mandi beserta kloset. Berbagai inovasi dilakukan aktor desa untuk mengembangkan program sanitasi ini mulai dari gebrakan pembuatan jamban hingga adanya bantuan jamban yang datang dari berbagai pihak. Struktur bangunan juga menginterpretasikan perubahan pola perilaku yang dapat mempengaruhi hubungan masyarakat Kabuaran. Selain itu ada peran tokoh tradisional yakni pemuka agama yang turut berperan menyadarkan masyarakat akan pentingnya pola hidup bersih dan sehat sehingga masyarakat mau beralih ke jamban/kloset. Melalui pengajian rutin, tokoh agama tersebut memberikan pemahaman tentang PHBS yang dikaitkan dengan syariat islam. Ketika semua elemen masyarakat di Desa Kabuaran bergerak hingga saat ini masyarakat Kabuaran telah beranggapan bahwa desa bukan lagi desa tertinggal, hal ini dikarenakan mereka telah mengenal kloset hingga mencapai gelar desa ODF (Open Defecation Free).en_US
dc.language.isoiden_US
dc.subjectArtikulasi Program Jamban Sehaten_US
dc.subjectBuang Air Besaren_US
dc.titleARTIKULASI PROGRAM JAMBAN SEHAT DI DESA KABUARAN BONDOWOSO (ANALISIS PERUBAHAN PERILAKU MASYARAKAT DALAM BUANG AIR BESAR)en_US
dc.typeUndergraduat Thesisen_US


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record