Show simple item record

dc.contributor.authorYunus Nur Zakarya
dc.date.accessioned2013-12-12T05:03:18Z
dc.date.available2013-12-12T05:03:18Z
dc.date.issued2013-12-12
dc.identifier.nimNIM072310101033
dc.identifier.urihttp://repository.unej.ac.id/handle/123456789/8488
dc.description.abstractAnak dengan tunagrahita adalah anak yang mengalami gangguan pada tingkat kecerdasannya yang berada dibawah rata-rata anak normal. Prevalensi anak tunagrahita di Indonesia cukup tinggi dan Jawa Timur berada diurutan kedua dengan jumlah anak tunagrahita 125.190 anak. Prevalensi anak tunagrahita di Kabupaten Jember Berjumlah 166 anak. Permasalah anak tunagrahita adalah ketidakmampuan melakukan cuci tangan. Upaya untuk meningkatkan kemampuan cuci tangan anak tunagrahita dengan memberikan pelatihan cuci tangan metode puzzle. Tujuan dari penelitian ini adalah menganalisis pengaruh pelatihan cuci tangan bersih dengan metode bermain puzzle terhadap kemampuan melakukan cuci tangan anak tunagrahita di SDLB-C TPA Kabupaten Jember. Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah pre eksperimental dengan menggunakan pendekatan pre test and post test group design. Populasi pada penelitian ini sebanyak 35 anak tunagahita. Sampel pada penelitian ini berjumlah 25 anak anak tunagrahita, teknik sampling yang digunakan adalah non probability sampling yang digunakan adalah purposive sampling. Penelitian dilakukan di SDLB-C TPA Kabupaten Jember dengan menggunakan lembar observasi. Data yang diperoleh adalah data primer dan data sekunder. Uji hipotesis menggunakan uji Wilcoxon Signed Rank Test. Hasil penelitian menunjukkan jenis kelamin anak tunagrahita paling banyak adalah laki-laki berjumlah17 anak (68%) dan responden yang berjenis kelamin perempuan berjumlah 8 anak (32%). Rata-rata umur anak tunagrahita adalah 14 tahun dan umur yang paling tua adalah 22 tahun serta umur yang muda adalah 8 tahun. Rata-rata lama sekolah responden adalah 6,36 tahun dan lama sekolah maksimum responden adalah 12 tahun dan minimum adalah 1 tahun. Kemampuan cuci tangan anak tunagrahita sebelum dilakukan pelatihan cuci tangan dengan metode puzzle dengan kategori kurang berjumlah 14 anak (56%), kategori cukup berjumlah 11 anak (44%), dan tidak ada anak tunagrahita dikategori baik. Kemampuan cuci tangan anak tunagrahita setelah dilakukan pelatihan cuci tangan dengan metode puzzle dengan kategori kurang berjumlah 1 anak (32%), kategori cukup berjumlah 16 anak (64%), dan kategori baik berjumlah 8 anak (4%). Hasil pengolahan data dengan didapatkan p value (0,0001) < α (0,05) yang berarti H ditolak, sehingga dapat ditarik kesimpulan ada pengaruh pelatihan cuci tangan bersih dengan metode puzzle terhadap kemampuan melakukan cuci tangan bersih anak tunagrahita di SDLB-C Kabupaten Jember.en_US
dc.language.isootheren_US
dc.relation.ispartofseries072310101033;
dc.subjectCUCI TANGAN BERSIH, METODE BERMAIN PUZZLE, ANAK TUNAGRAHITAen_US
dc.titlePENGARUH PELATIHAN CUCI TANGAN BERSIH DENGAN METODE BERMAIN PUZZLE TERHADAP KEMAMPUAN MELAKUKAN CUCI TANGAN ANAK TUNAGRAHITA DI SDLB-C TPA KABUPATEN JEMBERen_US
dc.typeOtheren_US


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record