Show simple item record

dc.contributor.advisorKhoiri, Abu
dc.contributor.advisorSandra, Christyana
dc.contributor.authorMardian, Ahmad Halif
dc.date.accessioned2016-11-18T11:41:06Z
dc.date.available2016-11-18T11:41:06Z
dc.date.issued2016-11-18
dc.identifier.nim122110101175
dc.identifier.urihttp://repository.unej.ac.id/handle/123456789/78122
dc.description.abstractEfisiensi merupakan salah satu parameter/indikator kinerja yang secara teoritis mendasari seluruh kinerja suatu organisasi dalam hal ini adalah rumah sakit. Penilaian efisiensi pelayanan berkaiatan dengan pemanfaatan tempat tidur yang tersedia di rumah sakit, serta efisiensi pemanfaatan penunjang medik rumah sakit. Untuk menilai efisiensi rumah sakit, dapat dipergunakan grafik Barber-Johnson. Dalam grafik ini terdapat suatu daerah yang disebut dengan daerah efisiensi. Grafik Barber-Johnson sebagai salah satu indikator efisiensi pengelolaan rumah sakit berguna untuk membandingkan tingkat efisiensi penggunaan tempat tidur, memonitor perkembangan target efisiensi penggunaan tempat tidur dan membandingkan tingkat efisiensi penggunaan tempat tidur antar unit. Disamping itu grafik ini merupakan salah satu prasyarat penilaian oleh Tim Akreditasi Rumah Sakit (KARS) dengan menggunakan empat parameter yaitu Bed Occupancy Ratio (BOR), Lenght Of Stay (LOS), Turn Over Interval (TOI) dan Bed Turn Over (BTO). Standar ideal menurut Barry Barber dan David Johnson untuk BOR adalah 70-85%, LOS adalah 3-12 hari, TOI adalah 1-3 hari, dan BTO minimal 30 kali. Grafik Barber-Johnson adalah suatu grafik, yang dapat dengan jelas menganalisa dan sekaligus menyajikan efisiensi penggunaan tempat tidur baik dari segi mutu medis maupun ekonomis, dengan menampilkan keempat indikator tersebut, yakni BOR, LOS, TOI dan BTO dalam satu titik yang terdapat dalam grafik dua dimensi, yaitu sebagai absis adalah TOI sedangkan ordinatnya adalah LOS. Kelebihan dalam menggunakan Grafik Barber-Johnson yaitu keempat parameter BOR, LOS, TOI dan BTO bisa bersatu dalam satu titik dan juga dapat mengecek apabila terjadi kesalahan apabila keempat parameter tidak bertemu dalam sat titik. Untuk mengukur apakah rumah sakit itu efisien atau tidak dengan melihat Barber-Johnson. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis efisiensi pelayanan rawat inap Rumah Sakit Daerah Balung Tahun 2015, melalui Pendekatan Barber-Johnson. Jenis penelitian yang dilakukan oleh adalah menggunakan penelitian gabungan (mixed methods) dengan jenis rancangan sequential explanatory. Pada tahap pertama dilakukan penelitian kuantitatif sementara pada tahap kedua dilakukan penelitian kualitatif. Sasaran dalam penelitian ini adalah seluruh ruangan rawat inap di RSD Balung yang terdiri dari sembilan ruangan. Metode pengumpulan data pada tahap pertama dilakukan dengan cara studi dokumentasi dan observasi kemudian dilanjutkan pada tahap kedua yakni wawancara mendalam, dokumentasi, dan triangulasi dengan fokus penelitian adalah jumlah tenaga medis dan paramedis, kasus pulang paksa, permintaan tempat tidur, dan kunjungan gabungan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tidak ada satupun ruang rawat inap di RSD Balung yang masuk dalam kategori efisien. Ini terbukti dari hasil grafik Barber-Johnson yang menunjukkan kombinasi empat indikator yakni BOR, LOS, TOI, dan BTO setiap ruang rawat inap tidak berada dalam daerah efisien. Dari hasil wawancara yang telah dilakukan, faktor yang penyebab capaian BOR di RSD Balung yakni jumlah dokter yang masih kurang, minimnya promosi di kalangan rumah sakit, alat kesehatan yang kurang mendukung, sarana dan prasarana yang kurang memadai, dan sedang berlangsungnya renovasi yang dilakukan pihak rumah sakit. Sementara itu, agar memperoleh nilai capaian LOS yang ideal sehingga menimbulkan efisiensi pelayanan dapat dilakukan melalui penetapan standar pelayanan yang disepakati oleh dokter-dokter yang bekerja di rumah sakit. Standar pelayanan ini mencakup indikasi perawatan rumah sakit, prosedur dan proses pelayanan yang selayaknya harus dilaksanakan, serta sistem pembiayaan yang diberlakukan dalam meberikan jasa pelayanan kesehatan. Untuk faktor penyebab nilai TOI di RSD Balung adalah alat kesehatan yang kurang memadai dan jumlah pasien yang masih sedikit dikarenakan promosi dari pihak manajemen yang masih minim. Dan faktor penyebab capaian BTO adalah jumlah pasien yang sedikit dan ada beberapa pasien dengan penyakit tertentu membutuhkan perawatan yang cukup lama.en_US
dc.language.isoiden_US
dc.subjectPELAYANAN RAWAT INAP RUMAH SAKIT DAERAH BALUNGen_US
dc.subjectPENDEKATAN BARBER-JOHNSONen_US
dc.titleANALISIS EFISIENSI PELAYANAN RAWAT INAP RUMAH SAKIT DAERAH BALUNG TAHUN 2015 MELALUI PENDEKATAN BARBER-JOHNSONen_US
dc.typeUndergraduat Thesisen_US


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record