Show simple item record

dc.contributor.advisorAmeliana, Lidya
dc.contributor.advisorRKS, Lusia Oktora
dc.contributor.authorAlfiliatiningsih, Trias
dc.date.accessioned2016-11-16T08:34:30Z
dc.date.available2016-11-16T08:34:30Z
dc.date.issued2016-11-16
dc.identifier.nim122210101005
dc.identifier.urihttp://repository.unej.ac.id/handle/123456789/77910
dc.description.abstractSimvastatin merupakan obat golongan statin yang efektif dalam memodifikasi tingkat LDL, HDL, kolesterol total dan trigliserida. Simvastatin ini memiliki kemampuan menurunkan kadar LDL dan meningkatkan kadar HDL lebih besar dibandingkan dengan obat golongan statin yang lain. Simvastatin ini mengalami mengalami metabolisme lintas pertama di hati sehingga menghasilkan bioavailabilitas oral yang rendah (Kumar et al., 2014). Bioavailabilitas oral yang rendah ini dapat di atasi dengan memformulasikan simvastatin dalam bentuk sediaal buccal film. Sistem penghantaran buccal atau buccal film merupakan sistem penghantaran obat dengan meletakkan obat diantara gusi dan membran pipi bagian dalam. Kelebihan rute buccal ini yaitu dapat digunakan untuk penghantaran obat sistemik karena jaringannya tervaskularisasi baik dan mukosanya relatif permeabel, dapat meningkatkan bioavailabilitas obat karena obat tidak mengalami metabolisme lintas pertama dihati, onset relatif cepat, mudah diakses, serta dapat diterapkan pada pasien yang tidak kooperatif pada saat pengobatan (Repka et al., 2011; Semalty et al., 2008). Faktor yang mempengaruhi efektifitas dari sediaan film yaitu pelepasan obat dan kekuatan mukoadhesif. Persen pelepasan obat dan kekuatan mukoadhesif ini dipengaruhi oleh polimer yang digunakan dalam sediaan buccal film simvastatin. Polimer yang digunakan dalam penelitian ini yaitu HPMC dan carbopol. HPMC merupakan polimer yang dapat mengendalikan kecepatan pelepasan obat dan juga digunakan sebagai bahan perekat (Kibbe, 2000; Chary et al., 1999). Carbopol merupakan polimer golongan asam poliakrilat yang memiliki kemampuan mukoadhesif yang baik pada konsentrasi rendah (Shin et al., 2000; Mortazavi et al., 2000). Pada penelitian ini dilakukan optimasi kombinasi HPMC dan carbopol dalam sediaan buccal film simvastatin yang kemudian dilakukan evaluasi yang meliputi organoleptis, keseragaman bobot, ketebalan film, ketahanan lipat, pH permukaan, penetapan kadar simvastatin dalam sediaan buccal film simvastatin, uji swelling index, persen pelepasan obat, dan uji kekuatan mukoadhesif. Hasil pengujian kekuatan mukoadhesif menunjukkan nilai kekuatan Fa<Fab<Fb<F1 dengan nilai kekuatan mukoadhesif berturut-turut yaitu 40,13 gram; 50,6 gram; 51,733 gram dan 88,067 gram. Hasil persen pelepasan obat menunjukkan bahwa Fa<Fab<Fb<F1 dengan nilai persen pelepasan obat berturut-turut yaitu 70,733%; 79,82%; 83,827% dan 93,417%. Hasil dari pengujian kekuatan mukoadhesif dan persen pelepasan obat ini kemudian dianalisis dengan menggunakan software design expert versi 10. Hasil yang ditunjukkan dari analisis menggunakan software design expert ini yaitu terdapat 5 solusi dengan formula terpilih F1 sebagai formula optimum. Formula optimum F1 ini kemudian di uji FTIR dan uji waktu tinggal mukoadhesif. Hasil uji FTIR menunjukkan bahwa tidak ada interaksi secara fisika atau kimia dari polimer dan bahan aktif dalam sediaan buccal film simvastatin. Hasil dari uji waktu tinggal mukoadhesif menunjukkan bahwa buccal film formula 1 dapat menempel pada jaringan buccal kambing selama 197 menit.en_US
dc.language.isoiden_US
dc.subjectHidroksi Propil Metil Selulosaen_US
dc.subjectCarbopolen_US
dc.subjectBuccal Film Simvastatinen_US
dc.titleOPTIMASI KOMBINASI HIDROKSI PROPIL METIL SELULOSA DAN CARBOPOL DALAM SEDIAAN BUCCAL FILM SIMVASTATIN MENGGUNAKAN DESAIN FAKTORIALen_US
dc.typeUndergraduat Thesisen_US


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record