Show simple item record

dc.contributor.authorSeptiana, Ulva
dc.date.accessioned2016-02-23T03:07:30Z
dc.date.available2016-02-23T03:07:30Z
dc.date.issued2016-02-23
dc.identifier.urihttp://repository.unej.ac.id/handle/123456789/73569
dc.description.abstractIndonesia merupakan negara yang beriklim tropis dan lembab sehingga prevalensi infeksi jamur masih cukup tinggi, salah satunya adalah infeksi dermatofita yang disebut dermatofitosis (kurap). Dermatofitosis merupakan penyakit pada jaringan yang mengandung zat tanduk, misalnya stratum korneum pada epidermis, rambut, dan kuku. Spesies terbanyak penyebab dermatofitosis adalah Trichophyton. Pengobatan dermatofitosis yang merupakan drug of choice hingga saat ini adalah griseofulvin, tetapi telah banyak terjadi resistensi. Ketokonazol dapat digunakan pada kasus resistensi griseofulvin, namun sering menimbulkan toksisitas hati. Banyaknya resistensi dan toksisitas yang disebabkan oleh antifungi sintetik membuat banyak orang mulai menggemari obat-obat tradisional dari tumbuhan herbal, salah satunya adalah minyak atsiri sereh dapur (Cymbopogon citratus). Senyawa-senyawa turunan terpenoid dan fenil propana yang terkandung dalam minyak atsiri sereh dapur memiliki potensi sebagai antijamur dengan menghambat sintesis ergosterol, meningkatkan permeabilitas membran, merusak struktur protein membran, dan mengganggu rantai repirasi sel jamur. Oleh karena itu, peneliti ingin mengetahui efek antifungi dan Konsentrasi Hambat Minimum (KHM) minyak atsiri sereh dapur (C. citratus) terhadap pertumbuhan Trichophyton sp. secara in vitro.en_US
dc.language.isoiden_US
dc.subjectEFEK ANTIFUNGI MINYAK ATSIRI SEREHen_US
dc.titleEFEK ANTIFUNGI MINYAK ATSIRI SEREH DAPUR (Cymbopogon citratus) TERHADAP PERTUMBUHAN Trichophyton sp. SECARA IN VITROen_US
dc.typeUndergraduat Thesisen_US


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record