Show simple item record

dc.contributor.advisorGunadi, Achmad
dc.contributor.advisorWahyukundari, Melok Aris
dc.contributor.authorFajariani, Dian
dc.date.accessioned2016-02-02T03:41:34Z
dc.date.available2016-02-02T03:41:34Z
dc.date.issued2016-02-02
dc.identifier.nim111610101061
dc.identifier.urihttp://repository.unej.ac.id/handle/123456789/73167
dc.description.abstractPlak gigi merupakan salah satu faktor penyebab terjadinya karies gigi dan penyakit periodontal. Kontrol plak diperlukan sebagai salah satu upaya untuk memelihara kesehatan gigi dan mulut. Kontrol plak dapat dilakukan dengan cara pembersihan plak secara mekanis dan kimiawi. Pencegahan plak secara kimiawi yaitu dengan berkumur menggunakan obat kumur. Penggunaan obat kumur sintetik dapat memberikan beberapa efek samping, oleh karena itu alternatif penggunaan bahan alam sebagai pengganti obat kumur berbahan sintetik masih menjadi pilihan masyarakat Kismis (Vitis vinifera L.) adalah makanan ringan yang berasal dari hasil pengeringan buah anggur. Kandungan gula kismis terdiri dari glukosa dan fruktosa tetapi tidak mengandung sukrosa. Kismis mengandung senyawa yang bersifat antibakteri yaitu senyawa flavonoid, tanin, dan triterpenoid. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui besarnya daya antibakteri infusa kismis konsentrasi 25%, 50%, dan 100% serta konsentrasi infusa kismis yang efektif dalam menghambat pertumbuhan S. mutans bila dibandingkan dengan chlorhexidine 0,2%. Penelitian menggunakan jenis penelitian eksperimental laboratoris dengan rancangan penelitian post test only control group design. Pembuatan infusa dilakukan di Laboratorium Bioscience Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Jember dan pengujian daya antibakteri di Laboratorium Mikrobiologi Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Jember, pada bulan April - Juni 2015. Jumlah sampel dalam penelitian ini adalah 25 sampel. Sampel terbagi dalam 5 kelompok penelitian yaitu kelompok chlorhexidine 0,2% (K+), kelompok aquades steril (K-), kelompok infusa kismis konsentrasi 100% (K100), kelompok infusa kismis konsentrasi 50% (K50), dan kelompok infusa kismis konsentrasi 25% (K25). Uji daya antibakteri menggunakan metode difusi sumuran. Kelompok perlakuan dan kelompok kontrol dimasukkan ke dalam lubang sumuran berdiameter 5 mm sesuai dengan label keterangan pada petridish. Seluruh petridish telah terisi media BHI-A yang diinokulasi S. mutans. Petridish dimasukkan ke dalam desikator dan diinkubasi dalam inkubator pada suhu 37°C selama 18 - 24 jam, kemudian dilakukan pengukuran zona hambat menggunakan jangka sorong satuan milimeter. Setiap sampel diukur oleh tiga orang yang berbeda. Data hasil penelitian kemudian ditabulasi dan dianalisis. Kelompok perlakuan K+ mempunyai rata-rata zona hambat paling besar yaitu 6,71 mm, kelompok infusa kismis terbesar adalah kelompok K100 yang mempunyai rata-rata diameter zona hambat sebesar 6,06 mm, kelompok K50 mempunyai rata-rata diameter zona hambat sebesar 3,66 mm dan kelompok K25 mempunyai rata-rata diameter zona hambat terkecil yaitu sebesar 2,01 mm. Uji statistik Kruskal-Wallis menunjukkan terdapat perbedaan yang signifikan antara seluruh kelompok perlakuan. Hasil uji Mann-Whitney menunjukkan perbedaan yang bermakna pada semua kelompok. Hasil dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa besar daya antibakteri infusa kismis terhadap pertumbuhan S. mutans berdasarkan konsentrasi yang digunakan yaitu berturut-turut kelompok konsentrasi 100%, 50%, kemudian 25% dan konsentrasi infusa kismis yang efektif dalam menghambat pertumbuhan S. mutans bila dibandingkan dengan chlorhexidine 0,2% dalam penelitian ini adalah konsentrasi 100%.en_US
dc.language.isoiden_US
dc.subjectAntibakteri Infusa Kismisen_US
dc.subjectKonsentrasien_US
dc.subjectPertumbuhan Streptococcus mutansen_US
dc.titleDAYA ANTIBAKTERI INFUSA KISMIS (Vitis vinifera L.) KONSENTRASI 100%, 50%, DAN 25% TERHADAP PERTUMBUHAN Streptococcus mutansen_US
dc.typeUndergraduat Thesisen_US


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record