Show simple item record

dc.contributor.advisorSiswoyo
dc.contributor.advisorSutawardana, Jon Hafan
dc.contributor.authorPutri, Kartika Nurif Adeline
dc.date.accessioned2016-01-27T03:10:43Z
dc.date.available2016-01-27T03:10:43Z
dc.date.issued2016-01-27
dc.identifier.nim112310101018
dc.identifier.urihttp://repository.unej.ac.id/handle/123456789/72481
dc.description.abstractKatarak adalah kekeruhan pada lensa mata yang menyebabkan gangguan penglihatan. Hal ini terjadi akibat adanya pengapuran pada lensa mata sehingga daya penglihatan mata berkurang. Tanda dan gejala yang ditemukan pada penderita katarak adalah penglihatan menjadi tidak jernih, penurunan tajam penglihatan, saat malam hari penglihatan akan menjadi silau terhadap sinar yang datang, penglihatan seperti terhalang tabir asap yang semakin lama semakin tebal, penderita akan merasakan bahwa penglihatannya seperti berkabut. Indonesia sampai sekarang masih tercatat sebagai negara tertinggi jumlah penderita kataraknya di tingkat Asia Tenggara, oleh karena itu bedah katarak atau operasi katarak menjadi tindakan bedah yang paling banyak dilakukan oleh dokter spesialis mata. Namun terdapat kesenjangan antara insiden (kejadian baru) katarak yang besarnya 240.000 orang per tahun dengan jumlah operasi katarak yang hanya mencapai 170.000 orang per tahun. Kesenjangan yang ada antara jumlah penderita katarak yang dioperasi dan tidak dioperasi disebabkan karena kurangnya intensi untuk menjalani operasi dari penderita katarak itu sendiri. Intensi adalah kemungkinan seseorang bahwa dia akan menampilkan suatu tingkah laku. Kurangnya intensi dari para penderita untuk menjalani operasi katarak tersebut bisa disebabkan oleh beberapa faktor, seperti faktor ekonomi yang rendah, kurangnya akses informasi, kurangnya pengetahuan, dan sikap terhadap katarak. Peningkatan pengetahuan berkaitan erat dengan pemberian pendidikan kesehatan, dan dengan diberikannya pendidikan kesehatan, penderita katarak dapat meningkatkan intensinya untuk melakukan operasi katarak. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh pemberian pendidikan kesehatan tentang katarak terhadap intensi untuk melakukan operasi katarak pada klien katarak di wilayah kerja Puskesmas Semboro Kabupaten Jember. Penelitian ini menggunakan desain penelitian Pre-eksperimental dengan menggunakan rancangan penelitian One-group pre-post test design. Teknik pengambilan sampel ini adalah dengan non probability sampling yaitu total sampling (sampling jenuh) dengan jumlah sampel sebanyak 27 orang dengan 2 orang responden drop out dikarenakan tidak sesuai dengan kriteria inklusi, sehingga jumlah sampel yang tersisa yaitu 25 responden. Analisa data menggunakan uji t-test dependen. Uji t-test dependen digunakan untuk mengetahui perbedaan sebelum dan sesudah dilakukan intervensi. Hasil analisa data menggunakan uji t-test dependen diperoleh nilai p sebesar 0,000. Nilai p menunjukkan < α (0,05) yang berarti ada pengaruh pemberian pendidikan kesehatan tentang katarak terhadap intensi untuk melakukan operasi katarak. Kesimpulan dari penelitian ini adalah ada pengaruh pemberian pendidikan kesehatan tentang katarak terhadap intensi untuk melakukan operasi katark pada klien katarak di wilayah Kerja Puskesmas Semboro Kabupaten Jember. Berdasarkan hasil penelitian, diharapkan pemberian pendidikan kesehatan tentang katarak dapat menambah informasi dan meningkatkan pengetahuan tentang katarak yang kemudian dapat meningkatkan intensi klien untuk melakukan operasi katarak.en_US
dc.language.isoiden_US
dc.subjectPENDIDIKAN KESEHATANen_US
dc.subjectINTENSIen_US
dc.titlePENGARUH PEMBERIAN PENDIDIKAN KESEHATAN TENTANG KATARAK TERHADAP INTENSI UNTUK MELAKUKAN OPERASI KATARAK PADA KLIEN KATARAK DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS SEMBORO KABUPATEN JEMBERen_US
dc.typeUndergraduat Thesisen_US


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record