Show simple item record

dc.contributor.advisorSubchan, Wachju
dc.contributor.advisorSuratno
dc.contributor.authorTami, Cinde Sanggan
dc.date.accessioned2016-01-11T01:06:18Z
dc.date.available2016-01-11T01:06:18Z
dc.date.issued2016-01-11
dc.identifier.nim020210103089
dc.identifier.urihttp://repository.unej.ac.id/handle/123456789/70878
dc.description.abstractDari hasil penelitian yang telah dilakukan di pantai Pasir Putih Situbondo ditemukan sebanyak 22 spesies Anthozoa dengan jumlah total 1850 individu. Pola distribusi Anthozoa di tiga stasiun pengamatan menunjukkan adanya perbedaan. Pola distribusi di stasiun I dan stasiun III adalah seragam dengan Is < 1 dan di stasiun II memiliki pola distribusi menggerombol dengan Is > 1 sedangkan kepadatan populasi Anthozoa di pantai Pasir Putih Situbondo antar stasiun memiliki nilai rata-rata kepadatan Anthozoa yang berbeda. Rata-rata kepadatan Anthozoa tertinggi terjadi di stasiun III yaitu 19,53 individu / m2 dan rata-rata kepadatan Anthozoa terendah terjadi di stasiun II yaitu 1,07 individu / m2. Stasiun II merupakan area wisata dimana semua pengunjung dan kios-kios penjual souvenir dipusatkan pada lokasi ini sehingga kecenderungan eksploitasi terumbu karang sangat banyak. Perbedaan rata-rata kepadatan antar stasiun pengamatan dibuktikan dari hasil uji Anova yang memberikan hasil bahwa kepadatan Anthozoa pada tiga stasiun pengamatan berbeda sangat nyata dengan taraf signifikansi 0,000 (P < 0,01). Kondisi faktor lingkungan di pantai Pasir Putih Situbondo dalam kondisi normal untuk kehidupan biota laut. Akan tetapi, yang paling berpengaruh terhadap ketidakstabilan terumbu karang dikarenakan oleh eksploitasi yang dilakukan manusia misalnya pariwisata, perdagangan souvenir yang berasal dari terumbu karang dan industri pembuatan bubuk gamping yang bahan bakunya dari terumbu karang yang dilakukan oleh penduduk sekitar pantai Pasir Putih Situbondo. Pengeksploitasian tersebut dari tahun ke tahun terus meningkat, apabila dilakukan terus menerus maka ekosistem terumbu karang akan cepat rusak karena intensitas kegiatan yang dilakukan oleh manusia tersebut tidak sebanding dengan laju pertumbuhan terumbu karang per tahunnya. Di stasiun II yang merupakan lokasi penelitian pada area wisata dimana pada lokasi ini kerusakan terumbu karang sudah mencapai 72,63 % hal ini sebagai akibat dari pariwisata yang tidak terkelola. Untuk itu perlu adanya perhatian yang khusus terhadap kelestarian ekosistem terumbu karang.en_US
dc.language.isoiden_US
dc.subjectDISTRIBUSI DAN KEPADATAN POPULASIen_US
dc.subjectKELAS ANTHOZOAPHYLUM COELENTERATAen_US
dc.titleDISTRIBUSI DAN KEPADATAN POPULASI KELAS ANTHOZOAPHYLUM COELENTERATA DIPANTAI PASIR PUTIH SITUBUNDOen_US
dc.typeUndergraduat Thesisen_US


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record