Show simple item record

dc.contributor.advisorSumarno
dc.contributor.advisorSumarjono
dc.contributor.authorJilly Nuari Dewi
dc.contributor.authorSumarno
dc.contributor.authorSumarjono
dc.date.accessioned2015-12-22T07:11:14Z
dc.date.available2015-12-22T07:11:14Z
dc.date.issued2015
dc.identifier.urihttp://repository.unej.ac.id/handle/123456789/68430
dc.description.abstractLatar belakang penelitian ini adalah kebudayaan merupakan keseluruhan sistem gagasan, tindakan, dan hasil karya manusia dalam rangka kehidupan masyarakat dijadikan milik diri manusia. Kesenian lahir dan berkembang dari kreativitas masyarakat yang terbentuk dari keadaan sosial ekonomi, letak geografis dan pola kegiatan keseharian. Kesenian Sisingaan merupakan sebuah kesenian di Kabupaten Subang. Kesenian Sisingaan adalah kesenian khas Kabupaten Subang berupa patung boneka yang menyerupai singa sebagai simbol dari dua negara Belanda dan Inggris. Lahirnya Sisingaan merupakan bentuk perlawanan secara tertutup atau ungkapan sindiran terhadap penjajah. Tahun 1900an bentuk penyajian Sisingaan mengalami perubahan penyajian, gerak dan unsur pendukung. Perubahan terhadap kesenian Sisingaan tahun 1955-2013 mengakibatkan Sisingaan terus berkembang. Dampak perkembangan terhadap kesenian Sisingaan salah satunya menyesuaikan dengan lingkungan agar tetap berkembang di zaman modern, perubahan diantaranya terhadap patung singa, busana, iringan musik, gerakan, fungsi, pertunjukan hingga berkembanganya grup-grup Sisingaan di Kabupaten Subang. Fungsi Sisingaan tidak lepas dari adanya penjajah di Kabupaten Subang, sebelum tahun 1955 fungsi Sisingaan yaitu sebagai alat perjuangan untuk mengusir penjajah dan upacara ritual khitanan anak sunat. Pada tahun 1955-2013 kesenian Sisingaan menjadi multifungsi yaitu sebagai penyambutan tamu, peresmian gedung, pertunjukan, dan festival. Makna kesenian Sisingaan terdapat pada boneka singa, pengusung & anak diatas singa, pengiring musik, dan gerakan. Artinya boneka singa merupakan lambang penjajah yaitu Belanda dan Inggris. Lambang singa digunakan sebagai ketegasan, kekuatan, kegarangan dalam melawan penjajah. Pengusung merupakan rakyat Subang yang tertindas oleh Penjajah, sedangkan anak di atas singa merupakan generasi muda yang mampu melawan penjajah yang iringi dengan musik salah satu cara memberikan semangat dalam melawan Belanda dan inggris. Gerakan yang dimainkan di kesenian Sisingaan ungkapan pantang menyerah dan selalu mencari segala cara untuk mencapai tujuan yang diinginkan.en_US
dc.language.isoiden_US
dc.publisherUNEJen_US
dc.subjectKebudayaanen_US
dc.subjectKesenianen_US
dc.subjectSisingaanen_US
dc.titlePERKEMBANGAN KESENIAN SISINGAAN DI KABUPATEN SUBANG TAHUN 1955-2013en_US
dc.typeArticleen_US


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

  • SRA-Education [1352]
    Koleksi Artikel Hasil Penelitian Mahasiswa S1 Bidang Pendidikan (FKIP)

Show simple item record