Show simple item record

dc.contributor.authorIka Dewi Febrianti
dc.date.accessioned2013-12-09T06:43:58Z
dc.date.available2013-12-09T06:43:58Z
dc.date.issued2013-12-09
dc.identifier.nimNIM061510401135
dc.identifier.urihttp://repository.unej.ac.id/handle/123456789/6764
dc.description.abstractCendawan entomopatogen merupakan salah satu jenis bioinsektisida yang dapat digunakan untuk mengendalikan hama tanaman. Salah satu cendawan entomopatogen yang memiliki kisaran inang cukup luas yakni lebih dari 25 famili yang berbeda adalah Paecilomyces fumosoroseus . P. fumosoroseus merupakan salah satu jenis cendawan entomopatogen yang dapat digunakan untuk mengendalikan hama Kutukebul kedelai (Bemisia tabaci). Keberhasilan pengendalian hama menggunakan cendawan entomopatogen ditentukan oleh jumlah konidianya dan kemampuan perkecambahannya. Formulasi granula dengan kerapatan konidia dan persentase perkecambahan tertentu dapat memudahkan distribusi agen hayati secara praktis, dan tetap terjaga patogenesitasnya. Pada penelitian ini digunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) Faktorial dengan uji lanjut Tukey 5%. Faktor A terdiri dari bahan perekat yaitu tepung terigu, wheat germ dan campuran keduanya, sedangkan faktor B adalah suhu penyimpanan 4 0 C dan 25 0 C. Faktor B terdiri dari suhu penyimpanan 4 C (B1) dan 25 0 C (B2). Masing-masing kombinasi perlakuan diulang sebanyak 4 kali ulangan. Jumlah konidia tertinggi terdapat pada perekat campuran wheat germ dengan tepung terigu karena, campuran tepung terigu dengan wheat germ memiliki komposisi protein dan karbohidrat yang lengkap, sedangkan jumlah konidia yang paling rendah terdapat pada bahan perekat tepung terigu, karena hanya mengandung karbohidrat. Sedangkan untuk suhu penyimpanan granula yang paling baik adalah 25 0 C. Hal ini dikarenakan pada suhu 25 C persentase perkecambahan konidia sangat tinggi Efektivitas formulasi granula P. fumosoroseus terhadap kutu kebul adalah pada campuran wheat germ dengan tepung terigu yang menyebabkan mikositas 92,50 %. Berdasarkan hasil penelitian 0 0 dapat disimpulkan bahwa perekat yang paling baik adalah campuran wheat germ dengan tepung terigu, yang disimpan pada suhu 25oCen_US
dc.language.isootheren_US
dc.relation.ispartofseries061510401135;
dc.subjectGranula Paecilomyces fumosoroseus (Wize), Brown& Smith, n imfa Kutukebulen_US
dc.titleEfektivitas Granula Paecilomyces fumosoroseus (Wize) Brown & Smith Terhadap imfa Kutukebul (Bemisia tabaci Genn.).en_US
dc.typeOtheren_US


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record