Show simple item record

dc.contributor.advisorSusilo, Djoko
dc.contributor.advisorMolasy, Honest Dody
dc.contributor.authorYogi, Citra Dyah Kumala
dc.date.accessioned2015-12-03T06:56:29Z
dc.date.available2015-12-03T06:56:29Z
dc.date.issued2015-12-03
dc.identifier.nim110910101024
dc.identifier.urihttp://repository.unej.ac.id/handle/123456789/66197
dc.description.abstractPada Desember 2013, Konferensi Tingkat Menteri (KTM) World Trade Organization (WTO) dilaksanakan di Bali, Indonesia. Dalam KTM tersebut, dilahirkan sebuah kesepakatan baru yang biasa disebut dengan Paket Bali (Bali Package) yang menghasilkan tiga kesepakatan, yaitu kesepakatan dalam bidang fasilitas perdagangan (trade facility), kesepakatan dalam bidang pertanian, dan kesepakatan dalam pembangunan negara-negara kurang berkembang (Least Developed Countries/LDCs). Di awal pertemuan tersebut, India menentang untuk meratifikasi Paket Bali tersebut, karena usulan India yang tidak disetujui oleh negaranegara maju untuk menaikkan subsidi pertanian dari 10% menjadi 15% dari total produksi nasional dan tanpa batasan waktu. Setelah terjadi lobi antara negara berkembang, terutama India dengan negara maju (seperti Amerika Serikat dan Kanada) bersedia menyetujui permintaan India untuk menaikkan subsidi dalam bidang pertanian sebesar 15%, namun hanya dalam kurun waktu 4 tahun. Penulis menggunakan metode penelitian deskriptif kualitatif untuk meneliti alasan India bersedia meratifikasi Paket Bali. Metode tersebut menuntut penulis untuk dapat menganalisis data dengan sifat deduktif, dan hasil dari penelitian kualitatif lebih menekankan makna dari pada generalisasi. Data-data yang ada di dapat dari data sekunder. Landasan konseptual yang digunakan penulis untuk penelitian adalah Pendekatan Keamanan Pangan (food security approach) dan Pendekatan Pembuatan Keputusan (decision making approach) menurut James N. Rosenau untuk menganalisis bersedianya India meratifikasi Paket Bali. viii Penelitian menunjukkan bahwa alasan India bersedia meratifikasi Paket Bali ada dua alasan. Pertama, kondisi masyarakat India yang masih banyak berada di bawah garus kemiskinan, sehingga mereka sulit untuk memenuhi kebutuhan hidup mereka. Terutama dalam bidang subsidi pertanian, karena sebagian besar matapencaharian masyarakat India adalah sektor pertanian. Kedua, jumlah masyarakat yang kelaparan di India masih cukup tinggi, dan sebagian besar kebutuhan pangan masyarakat India dipenuhi dari sektor pertanian. Oleh karena itu subsidi pertanain di India sangat berpengaruh terhadap ketahanan pangan India.en_US
dc.language.isoiden_US
dc.subjectRATIFIKASIen_US
dc.subjectPAKET BALIen_US
dc.titleRATIFIKASI PAKET BALI OLEH INDIA DALAM KONFERENSI TINGKAT MENTERI WORLD TRADE ORGANIZATION (WTO) 2013en_US
dc.typeUndergraduat Thesisen_US


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record