Show simple item record

dc.contributor.advisorWuryaningrum, Rusdhianti
dc.contributor.advisorAndianto, Mujiman Rus
dc.contributor.authorHusnah, Asmaul
dc.date.accessioned2015-12-01T03:56:07Z
dc.date.available2015-12-01T03:56:07Z
dc.date.issued2015-12-01
dc.identifier.nim110210402035
dc.identifier.urihttp://repository.unej.ac.id/handle/123456789/65368
dc.description.abstractUrutan penguasaan bahasa pada anak meliputi pemerolehan bahasa pertama dan bahasa kedua. Pemerolehan bahasa pertama (B1) yaitu pemerolehan bahasa ibu yang terjadi secara alamiah. Pemerolehan bahasa kedua (B2) yang terjadi secara formal di sekolah disebut dengan pembelajaran bahasa. Bahasa pertama (B1) anak yang mereka peroleh terlebih dahulu memengaruhi tuturan dalam bahasa kedua (B2). Akibat pengaruh B1 terhadap B2 itulah maka muncul sebuah dialek yang disebut dialek idiosinkratis. Dialek idiosinkratis adalah variasi bahasa yang muncul dan digunakan oleh seseorang yang sedang mempelajari bahasa kedua. Dialek idiosinkratis muncul sebagai suatu ciri khas seorang pelajar bahasa ketika mereka menuturkan bahasa sasaran atau bahasa kedua. Penelitian ini berfokus pada tuturan bahasa Indonesia anak-anak di daerah pasar Klakah kabupaten Lumajang. Bahasa pertama anak-anak di daerah pasar Klakah kabupaten Lumajang adalah bahasa Madura, sedangkan di sekolah mereka mempelajari dan mengaplikasikan bahasa Indonesia. Pengaruh bahasa Madura yang terlihat ketika anak bertutur kata dengan bahasa Indonesia mengakibatkan munculnya bahasa baru versi pelajar bahasa yang dikategorikan sebagai dialek idiosinkratis. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui jenis, konteks dan penyebab dialek idiosinkratis yang muncul dalam tuturan anak. Lokasi penelitian ini adalah di daerah pasar Klakah kabupaten Lumajang dengan teknik pengumpulan data berupa viii observasi, wawancara dan dokumentasi. Data dan sumber data dalam penelitian ini adalah tuturan anak-anak di daerah pasar Klakah kabupaten Lumajang. Setelah dilakukan penelitian, jenis dialek idiosinkratis yang muncul yaitu idiosinkratis tertutup dan idiosinkratis terbuka. Idiosinkratis tertutup dilihat dari kalimat pelajar yang sudah tepat secara gramatikal namun tidak secara kontekstual. Sedangkan idiosinkratis terbuka merupakan kesalahan baik dari segi gramatikal maupun kontekstual yang meliputi penyamarataan berlebihan, pengabaian pembatasan kaidah, penerapan kaidah yang tidak sempurna, dan kesalahan dalam menghipotesiskan konsep. Dialek idiosinkratis muncul dalam konteks tertentu, baik di lingkungan keluarga, sekolah maupun masyarakat. Penyebab dialek idiosinkratis muncul dalam tuturan anak adalah karena adanya kontak bahasa, kurang adanya pembiasaan, kurangnya pengetahuan dalam kosakata, kesalahpahaman konsep, dan adanya kemiripan kosakata pada kedua bahasa tersebut. Adapun saran berdasarkan hasil penelitian tersebut adalah: 1) Bagi guru di sekolah khususnya guru mata pelajaran bahasa Indonesia, hasil penelitian ini hendaknya dijadikan studi kasus kesalahan berbahasa pada anak sehingga dapat mengetahui jenis, konteks dan penyebab kesalahan berbahasa anak, 2) Bagi mahasiswa PBSI, hasil penelitian ini hendakanya dapat digunakan sebagai referensi dalam mengkategorikan kesalahan berbahasa pada anak yang B1-nya adalah bahasa Madura, 3) Bagi penelitian selanjutnya, hasil penelitian ini hendaknya dapat dikembangkan dengan memanfaatkan jenis, konteks dan penyebab dialek idiosinkratis pada tuturan anak dalam bahasa yang berbeda di daerah lain.en_US
dc.language.isoiden_US
dc.subjectDialek Idiosinkratisen_US
dc.titleDialek Idiosinkratis dalam Tuturan Bahasa Indonesia Anak-Anak di Daerah Pasar Klakah Kabupaten Lumajangen_US
dc.typeUndergraduat Thesisen_US


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record