Show simple item record

dc.contributor.authorJayus
dc.contributor.authorNurhayati
dc.contributor.authorBambang Piluharto
dc.date.accessioned2015-11-25T02:10:16Z
dc.date.available2015-11-25T02:10:16Z
dc.date.issued2015-11-25
dc.identifier.urihttp://repository.unej.ac.id/handle/123456789/64806
dc.description.abstractSalah satu alternatif untuk meningkatkan produksi bioetanol pada media molases tebu adalah dengan mengeksplorasi strain yeast Saccharomyces cereviciae, diantaranya strain ATCC 9763 dan FNCC 3210. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui sifat morfologi dan fisiologi serta mengetahui pengaruh pH terhadap perubahan kadar gula total, lama fermentasi, populasi mikroba, dan untuk mengetahui kadar etanol tertinggi dari variasi media molases dan glukosa menggunakan ketiga strain tersebut. pH media untuk produksi etanol ditetapkan melalui uji coba menggunakan glukosa yang diatur pada derajad brix 14 % dan 34 % serta variasi pH 4.0; 4.5; 5.0; dan 5.5, yang telah ditambahkan sumber mineral, nitrogen dan fosfat (NPK pupuk dan HPO4) difermentasi dengan S. cereviciae pada suhu ruang tanpa ada perlakuan aerasi. Profil pertumbuhan mikroba serta bioetanol diamati setiap 4 jam selama 24 jam. Selama fermentasi, terjadi peningkatan populasi mikroba, dan penurunan kadar gula. Karakterisasi fenotip dari ketiga strain dilakukan terhadap sifat morfologi dan fisiologinya, termasuk pengukuran besar ukuran sel. Rata-rata ukuran sel dari ketiga jenis strain adalah 5-9 μm setelah 24-48 jam fermentasi. Strain ATCC 9763 dan FNCC 3210 mampu menghasilkan kadar bioetanol yang relative sama yakni + 4 %, lebih besar dari strain BATAN yang hanya memproduksi etanol sebesar 2,5%, tetapi produksi bioetanol oleh kedua strain pertama lebih rendah dibanding kemampuan ragi komersial yang mampu menghasilan kadar bioetanol 7%. Perbedaan ini kemungkinan disebabkan oleh sumber N dan P yang dipakai pada pengujian ragi komersial adalah ammonium posfat. Kedua strain ATCC 9763 dan FNCC3210 memiliki potensi untuk produksi etanol secara fermentasi aerob, teknik produksi bioetanol yang akhir-akhir ini dikembangkan oleh beberapa produsen. Pemberian agitasi tanpa aerasi tidak dapat meningkatkan produksi etanol, sedangkan pemberian agitasi yang diikuti dengan aerasi dapat meningkatkan kadar etanol kurang lebih 20 % peningkatannya.en_US
dc.description.sponsorshipInfo lebih lanjut hub: Lembaga Penelitian Universitas Jember Jl. Kalimantan No.37 Telp. 0331-339385 Fax. 0331-337818 Jemberen_US
dc.publisherFTP'14en_US
dc.relation.ispartofseriesUPT;17
dc.subjectbioetanolen_US
dc.subjectSaccharomyces cereviseaeen_US
dc.subjectkadar brixen_US
dc.subjectkecepatan agitasi dan aerasien_US
dc.titleEvaluasi dan Optimasi Produksi Bioetanol oleh Saccharomyces cereviseae Strain ATCC 9763, FNCC 3210 dan Batan pada Substrat Molases Gula Tebuen_US


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record