Show simple item record

dc.contributor.authorPinayungan Yektining Rahajeng
dc.date.accessioned2015-04-08T13:35:14Z
dc.date.available2015-04-08T13:35:14Z
dc.date.issued2015-04-08
dc.identifier.nimNIM101610101071
dc.identifier.urihttp://repository.unej.ac.id/handle/123456789/62238
dc.description.abstractBasis gigi tiruan adalah bagian dari gigi tiruan yang bersandar pada jaringan pendukung dan tempat anasir gigi tiruan dilekatkan. Daya tahan dan sifat-sifat dari suatu basis gigi tiruan sangat dipengaruhi oleh bahan basis gigi tiruan tersebut. Basis gigi tiruan dapat dibuat dari logam atau campuran logam, tetapi kebanyakan basis gigi tiruan dibuat menggunakan polimer seperti resin akrilik. Bahan ini dipakai karena memiliki sifat tidak toksik, tidak iritasi, tidak larut dalam cairan mulut, estetik yang baik, mudah dimanipulasi, mudah diperbaiki dan perubahan dimensinya kecil. Namun seiring berkembangnya ilmu bahan dan kedokteran gigi muncul berbagai pilihan material basis gigi tiruan yaitu nilon termoplastik. Saat ini nilon termoplastik menjadi salah satu alternatif yang digunakan untuk membuat basis gigi tiruan karena sifatnya yang lebih unggul daripada resin akrilik. Sifat-sifat yang dimiliki nilon termoplastik yaitu biokampatibilitas, estetik lebih baik, ringan, lebih tipis dibandingkan bahan akrilik dan fleksibel yang memungkinkan penyesuaian dalam mulut dan tetap pada posisinya saat terjadi pengunyahan keras sehingga mengurangi fraktur yang terjadi pada basis gigi tiruan. Saat proses pengunyahan, basis gigi tiruan berkontak dengan saliva yang berada dalam rongga mulut. Pada basis gigi tiruan jenis akrilik dapat mengabsorbsi protein saliva secara selektif sehingga terbentuk acquired denture pellicle (ADP) yang memudahkan mikroorganisme melekat pada reseptor protein saliva. Kumpulan mikroorganisme ini akan terus meningkat secara bertahap membentuk koloni dan disebut plak gigi tiruan (denture plaque). Salah satu cara untuk membersihkan denture plaque adalah dengan pembersihan mekanis maupun kimiawi. Pembersihan secara kimiawi yaitu merendam gigi tiruan dalam denture cleanser yang mengandung larutan desinfektan. Berbagai bentuk denture cleanser yang beredar antara lain mengandung chlorhexidine dan sodium hipoklorit. Namun proses perendaman basis gigi tiruan dalam denture cleanser dapat mempengaruhi sifat fisik bahan. Pemilihan pembersih gigi tiruan harus mempertimbangkan hal-hal yang dapat menghindari dan meminimalkan perubahan sifat fisik bahan salah satunya kekuatan transversa. Perendaman bahan dalam larutan dapat menyebabkan terjadinya penyerapan larutan secara difusi. Difusi diduga terjadi diantara makromolekul yang menyebabkan makromolekul yang satu dengan yang lain terpisah sehingga kekuatannya menurun. Semakin lama masa perendaman maka akan semakin banyak larutan yang dapat berpenetrasi ke ruang mikroporositas suatu bahan. Molekul akan menembus dan menempati posisi diantara rantai polimetilmetakrilat pada resin akrilik heat-cured maupun rantai poliamida pada nilon termoplastik sehingga rantai dipaksa memisah. Proses penyerapan yang terjadi pada lempeng resin akrilik heat-cured dan nilon termoplastik menyebabkan H + asam hipoklorit berdifusi dan berikatan dengan ikatan ganda C, sehingga terjadi oksidasi. Penetrasi asam ke dalam resin akan mengganggu ikatan polimer dan menyebabkan sifat fisik bahan menjadi semakin lemah. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian eksperimental laboratoris dengan rancangan penelitian the only post-test control group design. Sampel berjumlah 60 lempeng dengan ukuran 32,5x5x1,25 mm yang terdiri dari 30 lempeng akrilik heat-cured dan 30 lempeng nilon termoplastik. Masing-masing lempeng dari kedua bahan dibagi dalam 6 kelompok yang terdiri dari 5 lempeng. Kelompok 1 direndam dalam akuades steril selama 3 hari, kelompok 2 direndam dalam akuades steril selama 14 hari, kelompok 3 direndam dalam akuades steril selama 30 hari, kelompok 4 direndam dalam sodium hipoklorit 0,5 % selama 3 hari, kelompok 5 direndam dalam sodium hipoklorit 0,5 % selama 14 hari, dan kelompok 6 direndam dalam sodium hipoklorit 0,5 % 30 hari. Setelah dilakukan perendaman kemudian dilakukan pengujian kekuatan transversa dengan menggunakan alat Universal Testing Machine 30 KN model TM 113 dengan memberikan beban pada tengah spesimen yang diletakkan diantara penyangga berjarak 50 mm pada kecepatan cross head 5 mm/menit dan dinyatakan dalam satuan N/mm 2 . Berdasarkan kekuatan yang mematahkan sampel dari tiap kelompok selanjutnya dicatat dan dihitung kekuatan transversa dengan menggunakan rumus Reitz. Berdasarkan uji normalitas dan homogenitas diketahui bahwa data berdistribusi normal dan homogen sehingga dapat dilakukan uji parametrik. Dari uji parametrik Two Way Annova didapatkan hasil p = 0,009 dan 0,032 (p<0,05), maka dapat disimpulkan terdapat perbedaan yang bermakna. Untuk mengetahui lebih lanjut letak perbedaan bermakna pada masing-masing kelompok maka dilanjutkan dengan uji beda lanjutan menggunakan Tukey-HSD Test. Berdasarkan hasil Tukey-HSD Test terlihat jika p<0,05 berarti terdapat perbedaan yang bermakna antara resin akrilik heat-cured dengan nilon termoplastik yang direndam dalam akuades steril dan sodium hipoklorit 0,5 %. Dari hasil penelitian yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan nilai kekuatan transversa resin basis gigi tiruan resin akrilik heat-cured dengan nilon termoplastik dalam rendaman sodium hipoklorit 0,5 % sebagai denture cleanser.en_US
dc.language.isootheren_US
dc.relation.ispartofseries101610101071;
dc.subjectPERBEDAAN KEKUATAN TRANSVERSA BASIS GIGI TIRUAN RESIN AKRILIK HEAT-CURED DENGAN NILON TERMOPLASTIK DALAM RENDAMAN SODIUM HIPOKLORIT 0,5 % SEBAGAI DENTURE CLEANSERen_US
dc.titlePERBEDAAN KEKUATAN TRANSVERSA BASIS GIGI TIRUAN RESIN AKRILIK HEAT-CURED DENGAN NILON TERMOPLASTIK DALAM RENDAMAN SODIUM HIPOKLORIT 0,5 % SEBAGAI DENTURE CLEANSERen_US
dc.typeOtheren_US


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record