Show simple item record

dc.contributor.authorNaufal Amin
dc.date.accessioned2015-04-08T10:37:41Z
dc.date.available2015-04-08T10:37:41Z
dc.date.issued2015-04-08
dc.identifier.nimNIM100910302037
dc.identifier.urihttp://repository.unej.ac.id/handle/123456789/62221
dc.description.abstractModal Sosial Suku Osing Dalam Pengembangan Desa Wisata Adat Kemiren Di Banyuwangi; Naufal Amin, 100910302037; 2015; 102 halaman; Program Studi Sosiologi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Jember. Pendekatan pengembangan model pariwisata terbaru di bawah naungan Kementrian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, yakni melihat kembali kearifan timur. Jenis wisata yang kini banyak diminati oleh para wisatawan berupa wisata alam pedesaan yang masih terpelihara tradisi dan keaslian budaya masyarakatnya. Untuk segmen wisata berbasis pedesaan tersebut, di Kabupaten Banyuwangi khususnya telah ada satu wilayah yang telah ditetapkan sebagai desa wisata yakni Desa Wisata Adat Kemiren. Aset pariwisata yang menjadi unsur penting dalam kegiatan operasional Desa Wisata Adat Kemiren yaitu berupa kebudayaan dari masyarakat baik yang berwujud fisik maupun non fisik. Desa Kemiren di tetapkan menjadi Desa Wisata pada tahun 1993 dengan tujuan sebagai cagar budaya bagi keseluruhan hasil kebudayaan masyarakat Suku Osing. Terlebih lagi masuknya ruh pariwisata dengan desain desa wisata di Desa Kemiren haruslah dapat memberikan sisi kemanfaatan baik di bidang sosial maupun ekonomi masyarakat secara berkelanjutan. Penelitian ini membahas tentang modal sosial Suku Osing dalam pengembangan desa wisata adat kemiren di Banyuwangi. Dalam penelitian yang dilakukan di Desa Wisata Adat Kemiren Kecamatan Glagah Kabupaten Banyuwangi ini, model penelitian yang digunakan adalah deskriptif kualitatif. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan mendeskripsikan serta menganalisis Modal Sosial yang bekerja di masyarakat Suku Osing dalam upaya pengembangan wisata budaya di desa wisata adat kemiren. Fokus kajiannya akan membahas sub-sub pokok pembahasan mengenai modal sosial yang potensial yang dimiliki oleh Suku Osing. Metode pengumpulan data dilakukan melalui vii kegiatan observasi, wawancara untuk memperoleh data primer dan dokumentasi untuk memperoleh data sekuder. Uji keabsahan data dilakukan dengan cara trianggulasi data. Hasil penelitian menunjukkan bahwa keberadaan modal sosial yang dimiliki warga Desa Kemiren selama ini telah menjadi pijakan dalam upaya pengembangan wisata adat/budaya Suku Osing. Inti dari operasional Desa Wisata Adat kemiren adalah peran dan partisipasi aktif dari masyarakat sebagai modal utamanya. Semangat kebersamaan yang terbangun dalam kegiatan pengembangan wisata budaya selama ini tercipta dari adanya elemen kepercayaan yang terjalin antara warga satu sama lain. Adanya modal sosial yang berbentuk kepercayaan juga ditopang oleh keberadaan organisasi komunitas lokal sebagai perwujudan adanya jaringan sosial dalam struktur sosial masyarakat. Selain itu adanya normanorma setempat berperan penting dalam menjaga semangat dan integritas dalam upaya pengembangan wisata budaya. Payung hukum berbentuk norma-norma adat bekerja secara linier dalam pertalian sosial antar anggota komunitas Suku Osing untuk mewujudkan cita-cita bersama. Semua itu bekerja saling interdependensi dalam sistem sosial sehari-hari. Dan sebagai pelumas dari aspek-aspek modal sosial tersebut yakni adanya nilai-nilai yang mereka percayai dan anut bersama.en_US
dc.language.isootheren_US
dc.relation.ispartofseries100910302037;
dc.subjectMODAL SOSIAL SUKU OSING DALAM PENGEMBANGAN DESA WISATA ADAT KEMIREN DI BANYUWANGIen_US
dc.titleMODAL SOSIAL SUKU OSING DALAM PENGEMBANGAN DESA WISATA ADAT KEMIREN DI BANYUWANGIen_US
dc.typeOtheren_US


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record