Show simple item record

dc.contributor.authorGEAN YANI TRIBAWANI
dc.date.accessioned2014-03-27T01:21:00Z
dc.date.available2014-03-27T01:21:00Z
dc.date.issued2014-03-27
dc.identifier.nimNIM090210302003
dc.identifier.urihttp://repository.unej.ac.id/handle/123456789/56423
dc.description.abstractKesimpulan dari penelitian ini adalah pertama, Agama Hindu masuk Kecamatan Senduro sejak jaman Majapahit. Setelah bisa melepaskan diri dari kekuasan belanda berabad-abad lamanya dan pendudukan Jepang maupun berakhirnya perang kemerdekaan tahun 1947-1949 di kawasan Tengger barat Laut mulai tumbuh gerakan pembaharuan. Gerakan ini disebut Budho Tengger. Tahun 1973 Budho Tengger Beralih menajdi Agama Hindu, karena dari bentuk upacaranya sama seperti Agama Hindu. Eksistensi Agama Hindu tahun 1973-2012 menunjukan perkembangannya, bukan hanya dalam jumlah pemeluknya tapi juga bentuk-bentuk kegiatannya. Adanya Pura Mandara Giri Semeru Agung juga memberikan kontribusi dalam perkembangan Agama Hindu di Kecamatan Senduro selama tahun 1973-2012 ini. Kedua, keberadaan Agama Hindu di Kecamatan Senduro tahun 1973-2012 dapat dilihat dalam berbagai kegiatan yang dilakukan umat Hindu Senduro seperti upacara keagamaan. Pujawali di Pura yang diresmikan Menkokesra Republik Indonesia, Soepardjo Rostam, 3 Juli 1992. Tawur Agung Panca Walikrama di Pura Mandara Giri Semeru Agung, 2 Juli 2004. Pada hari Selasa Umanis wuku Wayng Puranama Kasa tanggal 7 Juli 2009 adalah hari Piodalan di Pura Mandara Giri Semeru Agung yang ke 17. Eksistensi Agama Hindu di Kecamatan Senduro juga ditandai dengan adanya keterlibatan umat Hindu Senduro dalam pelaksanaan Harjalu (Hari Jadi Lumajang).en_US
dc.language.isootheren_US
dc.relation.ispartofseries090210302003;
dc.subjectAgama Hindu, Kabupaten Lumajangen_US
dc.titleEKSISTENSI AGAMA HINDU DI KECAMATAN SENDURO KABUPATEN LUMAJANG TAHUN 1973-2012en_US
dc.typeOtheren_US


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record