Show simple item record

dc.contributor.authorHary EEka Praseetyawan
dc.date.accessioned2013-12-05T10:07:45Z
dc.date.available2013-12-05T10:07:45Z
dc.date.issued2013-12-05
dc.identifier.urihttp://repository.unej.ac.id/handle/123456789/5149
dc.description.abstractKabupaten Jember memiliki permasalahan transportasi salah satunya adalah pola pengaturan arus di simpang Jalan Trunojoyo - Jalan Diponegoro. Kepadatan ruas Jalan Trunojoyo (setelah simpang semar) berubah dari derajat kejenuhan 0,3826 menjadi 0,9894. Polisi Republik Indonesia (POLRI) mencoba melakukan tindakan diskresi untuk mengantisipasi kemacetan pada ruas Jalan Trunojoyo setelah simpang semar yaitu dengan memasukkan arus lalu lintas dari Jalan Trunojoyo sebelum simpang semar ke Jalan Diponegoro. Pada tahun 2012 arus lalu lintas di Jalan Diponegoro dikembalikan seperti semula sesuai dengan Peraturan Bupati (Perbup) nomor 16 tahun 2010. Pengembalian arus lalu lintas di Jalan Diponegoro, diharapkan dapat mengurangi kepadatan lalu lintas di Jalan Achmad Yani. Namun pengembalian arus lalu lintas tersebut berdampak pada penumpukan kendaraan di ruas Jalan Trunojoyo setelah simpang semar hingga simpang empat pasar tanjung. Oleh karena itu, perlu dilakukan evaluasi terhadap dua pola pengaturan arus lalu lintas di simpang semar Kabupaten Jember. Tujuan penelitian untuk mengetahui pola pengaturan arus lalu lintas di simpang semar yang sesuai dengan kondisi di lapangan. Hasil penelitian diharapkan dapat memberikan bahan pertimbangan kepada Bupati Jember untuk merevisi Peraturan Bupati Jember nomor 16 tahun 2010 dalam meningkatkan pelayanan lalu lintas kepada masyarakat. Lokasi penelitian berada di ruas Jalan Trunojoyo dan Diponegoro Kabupaten Jember. Pada bulan November 2011 untuk survey data volume lalu lintas terklasifikasi saat pola pengaturan 2 dan bulan Mei 2012 untuk pola pengaturan 1. viii Untuk data survey saat pola pengaturan 1 tahun 2011 menggunakan data hasil praktikum laboratorium transportasi Teknik Sipil Universitas Jember. Metode pengambilan data dilakukan dengan menghitung volume lalu lintas terklasifikasi pada hari kerja (hari rabu) dan hari libur (weekend) pukul 06.00-21.00. Data hasil survey inventaris ruas jalan, volume lalu lintas terklasifikasi dan observasi lapangan diolah sebagai masukan data perhitungan kinerja operasional jalan. Prosedur perhitungan kinerja operasional jalan berdasarkan Manual Kapasitas Jalan Indonesia (MKJI, 1997). Kemudian dilakukan skoring berdasarkan Peraturan Menteri Perhubungan nomor KM 14 tahun 2006 tentang tingkat pelayanan untuk jalan arteri primer. Hasil analisis kinerja operational jalan pada ruas Jalan Trunojoyo menunjukkan bahwa terjadi perubahan nilai derajat kejenuhan (Degree of Saturation/DS) yang signifikan. Nilai derajat kejenuhan (DS) pada saat pola pengaturan 1 lebih besar dibandingkan dengan pola pengaturan 2. Selisih derajat kejenuhan (DS) tebesar yaitu pada hari sabtu sebesar 0,345 yang sebanding dengan arus lalu lintas sebesar 1141,18 smp/jam dengan nilai kapasitas Jalan Trunojoyo hasil analisa perhitungan kinerja operasional jalan sebesar 3307,77 smp/jam. Jadi pola pengaturan 2 lebih baik dibandingkan dengan pola pengaturan 1 karena dapat mengalihkan sejumlah kendaraan yang menuju ruas Jalan Trunojoyo setelah simpang semar sebesar jumlah arus lalu lintas ruas Jalan Diponegoro.en_US
dc.relation.ispartofseries08819103010068;
dc.subjectPerubahan Manajemen Lalu Lintasen_US
dc.titleEVALUADIASI PERI SIMPANDIPONRUBAHANG JALEGOROAN MANAN TRUO KABUPNAJEMEUNOJOYPATEN JEN LALUYO − JALJEMBERU LINTALAN R ASen_US
dc.typeOtheren_US


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record